7. Fvck

1.6K 16 2
                                    

"Gue suka sama Elang. Hehe."
-Sesil
🍂

Sesil:
Lo harus ke rumah gue sekarang. Gak mau tau, gue tunggu lo ya. Btw gue udah pesenin lo grab jadi dandan nya gak usah lama.

Fina mendengus membaca pesan dari Sesil dua puluh menit lalu yang artinya grab akan segera sampai dan dia belum mandi pagi ini. Kebetulan karna ini tanggal merah jadi dia ingin bermalas-malasan tapi semua harus sirna karna seorang Sesil.

Setelah menunggu lima menit di depan komplek, grab yang di pesan Sesil pun sampai tanpa membuang waktu Fina langsung masuk.

"Makasi pak." Ucap Fina setelah sampai di depan gerbang Sesil.

Ternyata Sesil sudah menunggunya di depan gerbang.
Penting nih kayaknya. Gumam Fina.

"Ayo. Gue udah beli banyak makanan buat lo tapi lo belum mandi ya?"

"Gimana gue mau mandi kalau grab nya udah hampir nyampe."

Sesil tertawa pelan menggandeng Fina masuk ke dalam kamarnya.

"Sorry. Soalnya gue udah gak sabar pengen kasih tau lo."

"Hemm gue juga mau bilang sesuatu sama lo Sil."

"Kayaknya kita emang sahabat sejati semati deh. Barengan mulu. Hehe."

Fina hanya tersenyum karna dia tidak yakin setelah mengatakan bagaimana hubungan dan perasaan nya pada Elang apakah Sesil masih ingin berteman dengannya.

"Ok siapa dulu nih?" Tanya Sesil.

"Lo aja."

"Gue suka sama Elang. Hehe."

Fina langsung terdiam membuat Sesil melanjutkan ucapannya. "Dan kemungkinan besar gue bakalan tunangan sama dia Fin. Sumpah gue seneng banget."

"Fin? Lo gak seneng ya?" Tanya Sesil muram.

Fina memeluk Sesil, Sesil pun balik memeluknya. "Gue kira Elang cuman angan-angan gue doang ternyata gue bisa milikin dia Fin."

"Congrats ya. Gue ikut seneng dengarnya. Lo bakalan bahagia kan kalau sama dia?"

"Pastinya."

Fina melepaskan pelukannya dan beralih meminum jus yang sudah di sediakan Sesil.

"Kalau lo mau ngomongin apa?"

"Oh ituu-- gue laper hehe trus numpang mandi ya" gerah nih gue denger kata-kata lo." Sambung Fina dalam hati.

"Yaudah lo mandi dulu gih, gue pesenin makanan dulu buat kita."

Fina beranjak mengambil handuk baru yang di sodorkan Sesil dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.

Air mata yang di tahan Fina sedari tadi langsung tumpah begitu saja. Kenapa sih harus Sesil yang suka sama lo Lang? Kenapa bukan orang lain aja biar gue bisa egois buat dapetin lo. Gue harus gimana Elang?

Fina bingung apa yang harus di lakukan nya. Dia mencintai Elang tapi Sesil juga mencintainya yang besar kemungkinan juga akan bertunangan.

***

Jam 19.30 malam Fina baru sampai di depan rumahnya. Dia merasa aneh kenapa pintu rumahnya terbuka padahal jam segini ibunya belum pulang dari Bar.

"Ahhh"

Fina melotot mendengar suara desahan dari ruang dapur rumahnya. Di sana dia melihat Isti, mamanya sedang berhubungan badan dengan seorang laki-laki bertato.

Mata Isti tidak sengaja melihat Fina membuat dia terpaksa menghentikan aktivitas laki-laki yang bertato tadi.

"What happend?" Tanyanya.

"My daughter. Jangan balik badan biar dia gue urus dulu." Ujar Isti pada pria tersebut.

Lelaki tadi pun melepaskan Isti membuat Isti merapikan dressnya. Fina hanya menurut saat tangan Isti mengajaknya keluar dari rumah.

"Anggap aja kamu gak liat apa-apa, sekarang kamu nginep di rumah temen aja dulu."

Fina menatap Isti datar. "Kalau mau jual diri jangan di sini, ini rumah peninggalan Papa. Aku gak sudi rumah ini mama kotorin."

Plak
Isti pun melayangkan tangannya menampar Fina.

"Padahal udah janji sama diri sendiri mau jadi orang baik, tapi orang kayak mama emang mau dihina."

Plak
Tamparan kedua kalinya kembali Fina dapatkan membuat perih di pipinya menjadi dua kali lebih sakit bahkan air mata nya mulai menetes kembali.

"Semoga mama cepat mati."

Setelah mengucapkan kalimat itu pada Isti, Fina langsung berlari sekuat tenaga. Tepat di seberang jalan Fina menubruk seseorang yang wangi nya sudah Fina hafal di luar kepala.

"Hey, what's wrong baby girl?"

Elang langsung memeluk Fina, membawanya ke dalam mobil. Fina menangis terisak di pelukan Elang sampai dia sendiri tertidur.

"Lo kenapa Fina sampai berantakan kayak gini." Gumam Elang mengecup tangan Fina yang lembut.

Karna bingung ingin membawa Fina kemana, akhirnya Elang membawanya ke rumahnya. Karna kebetulan orangtuanya sedang ke luar negeri untuk bisnis.

Elang meletakkan Fina dengan hati-hati ke atas ranjang miliknya. Menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah sembab Fina. Tanpa pikir panjang Elang berganti baju dan langsung naik ke ranjang sambil memeluk Fina.

***

Bunyi alarm dari atas meja membuat Fina membuka matanya. Fina melotot saat melihat wajah Elang tepat di depan matanya.

"Segini cintanya gue sama lo Lang, sampai-sampai bangun tidur gue ngehalu in lo di depan gue." Gumam Fina seraya menyentuh wajah Elang. "Tapi kok rasanya kayak nyata sih?"

Tiba-tiba Elang membuka matanya membuat Fina mendorong Elang hingga terjatuh dari kasur.

"Awww Fina."

Fina menutup mulutnya karna dia ternyata sedang tidak menghalu atau bermimpi, Elang memang ada di depannya.

"Sorry. Gue kaget."

Elang mendengus naik ke atas ranjang memeluk Fina kembali.

Dengan suara serak nya Elang berbisik. "I really wanna to taste your body but not now."

Fina sontak mendongak. "Why? You can do now."

"Because I want to get it on my birthday."

"Kapan?"

Elang tersenyum miring membuat dia menjadi jauh lebih tampan. "Itu tugas lo."

Fina mendengus beranjak dari kasur. "Anterin gue pulang, udah jam lima nih."

"Sorry. Gue lupa."

Fina menyerngit bingung. "Apa?"

Elang berjalan mendekati Fina. "My daily activity." Menangkup wajah Fina melumat bibirnya lembut, sontak Fina mengalungkan tangannya di leher Elang. Ia mengangkat tubuh Fina membawanya ke kasur, tangan Elang masuk menelusup ke dalam baju Fina membuat Fina langsung melepaskan pagutan mereka. Takut bablas cok.
"Morning baby girl."

***

Gimana sih Aa Elang.
Wkwkwkk.
Cerita ini tuh udah lama di draft tapi baru kepikiran di publish.

ME OR US Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang