14. GILA!!!!

421 14 1
                                    

"Ngerebut apanya? Gue cuman suka sama dia bukan ngerebut dia dari lo."
-Fina
🍂

Hari ini hari terakhir sekolah mengadakan ujian nasional, Fina bersyukur walaupun dia tidak bisa fokus belajar selama beberapa hari ini tapi ia tetap bisa mengerjakan dengan mudah. Elang yang seakan kembali menghilang membuatnya gelisah, hari dimana Elang yang ingin menjemputnya itu tidak ia tepati. Bahkan ia selalu berusaha menghubungi nya tapi ponsel Elang selalu tidak aktif.

Dan juga selama seminggu ini Sesil dan temannya yang lain tidak membully dirinya lagi. Awalnya Fina berpikir apa mungkin Elang hanya menginginkan seks dengannya tapi dia selalu berusaha menepis itu semua.

Ia menghela nafas lega saat satu bebannya sudah berkurang, untuk beban yang lain dia pikirkan esok.

Byuuuurr

Terkejut bukan main saat sebuah air yang berwarna hitam di tumpahkan oleh seseorang ke kepalanya.

"Anak pelacur apa kabar nih? Kemaren gue liat nyokap lo lagi jual diri loh."

Fina mengangkat kepala menatap tiga orang wanita di depannya. Sesil, Kiran dan Nia.

Sebuah telur busuk telempar ke wajahnya membuat pipinya tergores oleh kulit telur. "Kalau lo semalem juga jual diri ya?"

Murid-murid pun mengerubungi mereka seakan mendukung aksi bullying yang dilakukan. Fina mendengus kesal mengusap pipinya yang terasa perih. Setelahnya tanpa perlawanan apapun ia berbalik ingin meninggalkan mereka.

"Eeehh jangan ngambek gitu dong. Main-main dulu yuk sebentar." Ucap Kiran memegangi tangan Fina kuat.

"Lo bertiga pada kenapa sih? Gue gak ganggu lo tapi kenapa lo jahat gini sama gue?"

"Dasar PHO lo." Sahut Sesil yang sedari tadi diam. "Gue udah bilang sama lo kalau Elang bakal tunangan sama gue tapi apa? Lo malah ngerebut dia dari gue."

Bisik-bisik pun kembali terdengar membuatnya memejamkan mata sebentar. Dia takut? Iya. Dia sedih? Iya. Tapi mau tidak mau dia harus menghadapi situasi ini.

"Gue gak ada ngerebut Elang dari lo."

"Maling mana ngaku, kalau iya mah penjara bakal penuh kali." Ujar Nia sambil mendorong bahu Fina.

"Saat Elang ulangtahun pas dia yang gak bisa di hubungin itu dia sama lo kan?" Tanya Sesil sambil mencengkram rahang Fina.

Ia meringis merasakan kuku tajam Sesil menancap di kulitnya. "Gue bakalan jawab pertanyaan lo tapi lepasin dulu tangan lo ini."

Sesil melepaskan tangannya begitu pun dengan Kiran yang berlagak seolah membersihkan sampah dari tangannya.

"Iyakan lo sama dia?"

"Iya itu benar, tapi gue gak tau kalau yang nelfon dia itu lo."

"Halah, gak mungkin lo gak tau. Bilang aja lo hasut dia kan?" Ujar Nia membuat Fina mendengus.

"Gue bukan pembohong seperti lo lo pada. Demi tuhan gue gak tau kalau itu telfon dari lo."

"Tapi tetep aja lo ngerebut Elang kan dari temen lo? Dasar munafik." Ucap Kiran.

Para murid pun semakin gencar berbisik satu sama lain membuat telinganya sakit karnanya.

"Ngerebut apanya? Gue cuman suka sama dia bukan ngerebut dia dari lo. C'mon. Apa perasaan gue salah? Kalau gue mau ngerebut dia, gue gak akan biarin dia buat tunangan sama lo Sil. Inget Sil kita udah temenan hampir lima tahun, apa karna ini kita harus pisah?"

Sesil mendengus kasar. "Lo tau kalau gue suka sama dia kenapa bisa lo juga suka?"

"Lo sendiri yang bilang kalau lo cuman mau ngerasain having sex sama dia bukan karna yang lain."

ME OR US Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang