39. PISAH

341 17 0
                                    

"Istirahat ya putri kesayangan Ayah" ucap hari sambil mencium kening Anak nya dan diangguki oleh Khanza dengan menampilkan senyum nya yang masih pucat 

setelah selesai melakukan visit Hari memberikan ruang untuk Adit bertemu dengan sang istri dan menanyakan kabar Khanza, namun Khanza lebih banyak diam dan tak melirik Adit sedikit pun 

"Za.. gimana kabar kamu sekarang?" tanya Adit pada Khanza namun Khanza malah membuang muka ke arah lain agar tidak melihat wajah yang ia benci 

karena sang suami lah khanza menjadi seperti ini, Khanza merasa seluruh tubuhnya sangat sakit apalagi bagian kaki nya sangat sakit sekali untuk di gerakan, dia lebih memilih diam dari pada bersuara itu akan membuang energi yang ia punya

Nindia melihat menantu nya di cuekin oleng sang putri pun menghampiri Adit dan memegang bahu sang mantu untuk lebih bersabar lagi menghadapi Khanza yang sudah kecewa dengan Adit

Adit menyesali perbuatan nya yang membuat sang istri menjadi seperti ini dan sangat jauh membuat benteng yang sangat tinggi agar dia tidak dapat masuk ke dalam bangunan itu. Sekarang ini istri nya sedang tidak ingin di ajak berbicara padanya, jangankan berbicara memandang saja dia tak sudi

KHANZA POV

Aku sangat kecewa dengan mas Adit, kenapa mas Adit mengulangi perbuatan nya seperti waktu dia dengan Jasmine dulu, dia itu pria yang terlalu welcome ke setiap perempuan apa bagaimana aku pun tidak tahu

dia memang bilang dia tidak selingkuh tapi dari cara dia menerima tawaran setiap wanita berdekatan sama dia membuat mereka tuh menaruh harapan pada sang suami, padahal orang orang tahu kalau dia sudah memiliki istri yaitu Aku

rasanya kecewa, ingin menangis sekencang kencang nya, menjerit di depan Mas Adit dan memberi tahu kalau dia itu punya Aku Istri dan dan tidak bisa membawa sembarang orang satu mobil dengan nya

Author POV

Keesokan Hari nya Adit datang kembali ke rumah sakit untuk menemui istri tercinta nya, dia melihat sang bunda mertua nya sudah bersiap ingin pulang untuk berganti sift dengan nya

Namun bagaimana jika bunda Nindia pulang lalu Khanza membutuhkan sesuatu namun dia tidak mau di bantu oleh dirinya dia bisa apa

Ketika bunda keluar dan berganti jaga dengan Adit khanza tampak diam saja tak banyak gerak ataupun omongan

Khanza hanya bisa meneteskan air mata nya dalam diam, dia tidak ada kekuatan untuk marah karena tubuh nya masih sangat lemah di tambah kaki nya sangat terasa nyeri, entah apa yang terjadi setelah kecelakaan hari ini

Adit yang melihat Khanza Menangis langsung duduk di samping ranjang Khanza dan berusaha memegang tangan sang istri tidak ada penolakan dari khanza, walaupun sebenarnya Khanza ingin menolak tapi dia masih sangat lemas untuk bergerak jadi lebih memilih diam

"Sayang maafin aku, Demi Allah aku gak selingkuh dan gak ada niatan untuk nyakitin kamu Za" ucap Adit sambil menangis juga

"Kalau kamu gak berniat nyakiti aku kenapa kamu bisa satu mobil sama dia?dan kenapa kamu gak ngabarin aku kalau kamu mau pergi dengan dia, padahal aku sudah sampai di rumah sakit ketika kamu jalan sama perempuan itu" tangis sesak di dada Khanza mengingat kejadian kemarin

"Za ini semua tidak seperti yang kamu bayangkan, Bu Hilda yang kamu sebut dia pelakor atau aapalah..." omongan Adit yang belum selesai sudah terpotong oleh Khanza

"Memang pelakor sampai dia mengajak kamu makan siang tanpa sepengetahuan aku" ucap Khanza benci

"oke terserah kamu inti nya dia mendatangi aku di departemen Penyakit dalam dan dia meminta waktu aku untuk membicarakan sesuatu yang aku gak tau itu apa yang mau di bicarakan. Aku suah bilang aku gak ada waktu untuk berbicara lama karena aku ada kerjaan dan mau ada pertemuan dengan kamu untuk ngebimbing kamu nyelesaikan tugas Akhir kamu" jelas Adit pada Khanza

"Kamu gak tau kan perasaan aku gimana mas?" tanya Khanza sambil menetesi air mata walau tak memandang sang suami

"Iya aku memang gak tau perasaan kamu Za maafin aku aku janji gak akan berbuat begini lagi" ucap Adit

"Kebanyakan janji kamu mas, waktu sama jasmine juga begitu, aku cukup sabar menghadapi sikap kamu yang seperti ini, aku cape sendiri menahan rasa sakit ini semua aku mau kamu lepasin aku saja mas" kata Khanza pada Adit

"M-mak sud k-kamu appa za?" Tanya Adit yang tadi nya menunduk sambil memegang telapak tangan Khanza kini menegak kan kepala nya mentap penuh tanya pada istri nya

"Kita SELESAI aja ya mas sampai disini biarin aku menjalankan hidup aku sendiri dan kamu menjalani hidup kamu sendiri tanpa perlu meminta izin dari aku, kamu bebas jalan sama cewe mana pun tanpa takut ketahuan dengan aku" ucap Khanza walau seluruh badan nya sakit dia rela berbicara panjang lebar demi mengeluarkan unek unek di hati nya

"maksud kamu pisah za?" tanya Adit pada khanza dengan serius

"Iya kita pisah saja aku gak kuat mas kamu hanya janji saja tapi kamu gak menepati perkataan mu" ucap khanza

"GAK za kamu gak boleh pisah sama aku, aku gak akan cerakan kamu mau bagaimana pun, pikirkan lagi za" kata Adit sambil menggelengkan kepala nya memohon agar tidak bercerai dengan Khanza

"Aku serius mas aku gak bercanda" ucap nya menatap Adit 

"Za coba kamu pikirkan lagi, kamu itu lagi dalam keadaan emosi makanya kamu berbicara begini sama aku, jangan coba katakan perpisahan Za pernikahan kita baru beberapa bulan" ucap Adit berusaha membujuk sang istri

"Gak mas aku beneran mau pisah sama kamu aku dalam keadaan sadar dan tenang kok" kata khanza dengan acuh

"Za.. aku mohon jangan tinggalin aku za" ucap Adit

"Udah ya mas aku capek mau istirahat, badan aku sakit semua, mending kamu kesekolah ngajar gih kasian temen temen aku yang nungguin kamu mau belajar" ucap Khanza membuang muka ke arah jendela luar

Adit menghela napas panjang, mungkin Khanza masih membutuhkan waktu sendiri untuk berfikir lagi, semoga aja Khanza tidak serius dengan kata kata nya yang meminta dia untuk menceraikan Khanza. sadar denga perbuata nya yang berujung fatal ini Adit benar benar stres menghadapi cobaan ini

dia bersyukur khanza bisa melewati masa kritis nya namun masalah baru muncul kembali yaitu khanza yang meminta dia meneceraikan nya, sekecewa itu kah istri nya pada Adit?

Adit pamit pada Khanza untuk berangkat kesekolah, dia mencium kening Khanza dengan penuh cinta dan kasih sayang, namun khanza diam saja tidak merespon apa apa, khanza membiarka sang suami menyentuh nya namun dia tidak ingin menanggapi semua yang di lakukan suami 

"yasudah aku berangkat dulu, kamu istirahat saja jangan ngapa ngapain, tunggu bunda dateng ya sayang" ucap Adit namun tidak ada jawaban dan Khanza masih fokus pada Jendela luar yang memandang langit cerah

Adit berbalik dan berjalan menuju pintu keluar, dia menengok sang istri kembali berharap Khanza memanggil nya dan meminta untuk di peluk seperti kebiasaan ketika Adit mau berangkat kerja

okey gais maaf ya aku up nya dikit, karena aku lagi ngurus anak aku dulu
insya allah aku akan Update lagi yang lebih banyak

My Teacher My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang