44. PULANG

272 12 1
                                    

Saat ini Khanza dan Intan sedang melakukan bimingan Proposal sebelum mengahadapi Sidang proposal tentang kasus yang siswa siswi ambil saat praktik, Khanza dan Intan duduk berdampingan di depan dr. Adit

Kali ini Adit dalam mode sebagai guru yang profesional dengan menjelaskan kendala dan menerangkan bagaimana mereka harus menerangkan dan menjelaskan kasus yang mereka ambil nanti saat sidang proposal

Khazan mencoba melirik Adit yang sedang menjelaskan secara rinci isi dari proposal milik Intan, Adit memilih mengoreksi punya intan terlebih dahulu karena dia akan membicarakan sesuatu kepada Khanza sesudah memeriksa proposal milik Khanza 

Intan yang merasa Khanza sedang melihat Khanza sedang memperhatikan dr. Adit pun menyikut lengan Khanza sambil memberi kode tersenyum pada Khanza, Khanza yang merasa ketahuan pun hanya pura pura cuek tak perduli padahal dalam hati nya Khanza sangat merindukan laki laki yang berada di depan nya ini

"Intan pasien kamu yang di poli anak ini memiliki diagnosa Anemia, lalu therapy apa yang akan kamu lakukan pada pasien kamu ini?" tanya Adit saat melihat kasus yang Intan ambil untuk sidang nanti

"Memberikan pil yang mengandung vitamin dan mineral namun harus dengan izin atau resep dokter dan mengubah pola makan pada anak yang menderita anemia" ucap Intan percaya diri saat di tanya Adit

"Okey jawaban kamu sangat memuaskan kamu sudah bisa melakukan sidang nanti dengan penguji dr. Ketty" ucap dr. Adit

"Baik dokter terima kasih atas waktu nya, saya permisi duluan karena ingin membuang hajat ke toilet" ucap Intan membuat Intan panik karena harus di tinggal oleh Intan

"okeh selanjut nya Khanza Almaira Azzahra Prambudi, bagaimana proposal kamu, kamu ngambil kasus pasien dengan diagnosa apa?" tanya Adit pada Khanza 

khanza yang di tanya seperti itu dengan nada dingin nya Adit membuat Khanza diam seribu bahasa, Aura Adit sangat berbeda saat dia menjadi sangat dingin dan serius sekarang, Khanza bingun mau menjawab Apa saat suami nya bertanya dengan dingin sebagai guru profesional

"Emh Anu pak... saya... Pak Adit" gugup Khanza namun pada akhir nya Khanza memanggil nama sang suami dengan sedikit gugup

"Bagaimana Khanza proposal kamu? kasus apa yang kamu ambil" tanya ulang Adit sambil menatap Khanza yang gugup karena aura dingin yang Adit berikan

bukankan ini yang khanza ininginkan dari diri nya, yang tidak ingin diberikan perhatian, menjauh dari dirinya seolah tidak kenal, berusaha tidak perduli dengan Khanza lagi, namun baru saja Adit mengeluarkan sebaian aura dingin nya Khanza sudah aneh dan merasa jauh dari nya

"S-saya mengambil k-kasus ap-pendisitis akut pak dan harus segera di operasi" ucap Khanza gugup saat menjawab pertanyaan Adit

"operasi apa yang kamu ambil saat menangani pasien kamu ini?" tanya Adit lagi tanpa menatap Khanza namun fokus pada proposal milik Khanza, Adit tau proposal milik Khanza di buat oleh Raka karena kejadian kemarin saat Khanza masuk ruma sakit, dan Adit pun diberi tahu oleh Raka tentang proposal milik Khanza yang dibuat Raka

"ada dua jenis operasi untuk mengangkat radang usu buntu pak, operasi lubang kecil atau yang sering disebut Laparskopi dan pembedahan besar terbuka, tapi tim dokter saya mengambil yang operasi terbuka pak" jawab Khanza dengan sedikit takut Karna Khanza tidak mengikuti pas tindakan pembedahan nya

"Siapa dokter yang memimpin operasi apendisitis itu kalau saya boleh tau?" tanya Adit dengan kali ini menatap Khanza 

Khanza sediki ragu untuk menjawab pertanyaan Adit karena dia tidak tau siapa dokter yang memimpin dan menjalani operasi itu karena dia sendiri tidak ikut andil dalam operasi itu

"dokter bedah Raka Ananda prambudi dan dokter penyakit dalam Raditya Surya Pratama" ucap Khanza ragu takut salah 

"kamu tau dari mana kalau aku yang mengoprasi pasien kamu itu? sedangkan kamu saat itu sedan kacau fikiran nya dan gak mungkin kamu mikirin proposal kamu?" tanya Adit memandang Khanza

"saya tau dari dr. Raka karena dr. Raka adalah kaka saya pak" ucap Khanza dengan bahasa yang masih formal

Adit mengambil tangan Khanza dan menggenggam nya untuk menyalurkan rasa rindu nya kepada istri kecil yang sangat ia sayang dan ia cintai mentap mata Khanza dan mencari kerinduan di mata sang istri dan dia pun menemukan itu, sang istri juga sangat merindukan dia sebagai suami nya

"cukup za kita selesaikan masalah kita dulu ya, proposal kamu sudah bagus semua dan rapih tidak ada yang perlu kamu revisi, kamu bisa sidang dengan bu Aulia" ucap Adit  mentap Khanza dan diangguki oleh Khanza pertanda dia setuju

Adit melepaskan tautan tangan nya dan angkit dari kursi kebesaran nya lalu duduk di sebelah khanza, tanpa aba aba tau izin Adit memeluk khanza membuat sang istri terkejut dengan perbuatan Adit

"Biarkan seperti ini dulu za... Mas kangen sama kamu, mas kangen banget sama kamu, mas kesepian tidur tanpa kamu, meskipun kita baru pisah rumah sehari tapi rasanya beda banget za, mas berusaha terbiasa tanpa kamu tapi tetep aja gak bisa za. Mas janji gak akan mengulangi kesalahan yang sama, kejadian ini akan menjadi pelajaran buat mas jangan tinggalin mas ya za, mas gak bisa kalau harus hidup sendirian tanpa kamu"Ucap Adit sambil memeluk Khanza yang sedang duduk di kursi roda nya

"Mas janji gak akan ngulangin semua nya?" tanya Khanza dengan suara serak akibat menangis sedih karena teringat kejadian dimana Adit satu mobil bersama Hilda

Adit melepaskan pelukan nya terhadap Khanza dan memegang kedua pipi Khanza " iya sayang mas janji gak akan mengulangi nya, ini untuk yang terakhir kali aku berbuat sepeti ini dan gak akan nyakitin kamu lagi"ucap Adit seraya mencium dahi Khanza dengan sayang menyalurkan rasa rindu nya

"Baik mas aku mau kamu pulang ya ke rumah lagi, tapi dengan satu syarat?" ucap Khanza membuat Adit menajdi penasaran

"Apa syarat apa sayang mas akan penuhi asal bisa bersama kamu lagi" ucap adit dengan semangat

"Kamu boleh pulang ke rumah kita tapi kita akan pisah kamar dulu sampai aku selesai sidang" ucap Khanza tanpa ragu dan membuat Adit terkejut tak setuju dengan keputusan Khanza saat ini

Adit kira Khanza sudah sepenuh nya percaya dengan Adit dengan menizinkan Adit pulang namun ternyata Khanza masih membentengi hati nya dengan tembok yang begitu tinggi, dia masih belum bisa satu kamar dengan sang istri sampai sidang proposal selesai, tapi tak apa yang penting dia bisa satu rumah dengan Khanza dan bisa melihat khanza setiap hari

"Okey mas terima persyaratan kamu yang penting kamu mau maafin mas atas semua kesalahan yang sudah mas perbuat kemarin" ucap Adit berjongkok di depan Khanza yang terduduk di kursi roda nya

setelah bernegosiasi tentang kepulangan Adit kerumah mereka berdua akhirnya Khanza kembali ke kelas dan mengikuti mata pelajaran selanjutnya

bel sekolah sudah berbunyi sebanyak 3x pertanda jam pelajaran telah usai, murid murid semua berhamburan keluar kelas untuk pulang menuju rumah nya masing masing. Intan mendorong kursi roda Khanza mmenuju lapangan Parkir dimana Adit sudah menunggu Khanza, Jasmine dan Ahmad juga sudah menunggu Intan, selama intan putus dengan Pak Reza dia akan pulang dan berangkat bareng dengan Ahmad dan Jamine

Adit membantu Khanza naik ke mobil, setelah Khanza nyaman dengan duduk  nya Adit menaruh kursi roda Khanza di bagasi belakang. Adit pun berpamitan pada sahabat Khanza. meskipun team Ambyar berkurang satu karena Reza yang sudah mulai menjauh dari cycle Ambyar tapi mereka tetap kompak seperti biasa nya

Jasmine, Ahmad dan juga Intan merasa lega akhirnya Adit dan Khanza bisa bersama lagi meskipun Khanza masih memberi batasan pada Adit tapi mereka tetap bersyukur setidak nya pasangan suami istri itu tidak jadi berpisah 

okehh gais terima kasih sudah stay di cerita ini... thanks for reading gaiss love youuu 

My Teacher My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang