"Wina? Kalau cowok minta kontak lo gimana?"Wina si gadis berambut pendek sebahu itu menoleh seketika, menatap Maira di sebelahnya yang sedang menunggu jawaban.
"Ada yang minta kontak gue?" Tanya Wina dengan raut senang. "Siapa? Kalau ganteng kasih aja hehehe!"
Helaan napas terasa, ia menatap malas si teman sebangku dengan jengah. "Gak ada yang minta kontak lo, gue cuman nanya!"
Wina terlibat mencebikkan bibirnya sedikit kesal. "Yeu kirain..."
"Jawab aja sih, Win!" Kata Maira dengan nada cukup kesal. "Kalau ada yang—"
"Tergantung orangnya sih," potong Wina cepat. "Kalau ganteng, pinter, modelan Mahesa Fahrenza sih kasih. Siapa tau ikutan famous hahahaha!"
Maira mengatupkan bibirnya, pasalnya ia tidak mau terkenal hanya karena dekat dengan lelaki itu—eh memangnya sudah dekat? Kepedean sekali Maira.
Maira berdecak dan memilih menidurkan kepalanya di atas buku paket biologinya. Tak terasa matanya terpejam begitu saja membelakangi Wina yang sedang asyik memainkan ponselnya.
"Aduh perut gue kok sakit ya?" Suara Wina masih terdengar samar walaupun kesadaran Maira sudah setengah terlelap tertidur di jam siang ketika free class.
"Aduh gue harus ke WC!"
Maira masih mendengar ketika bangku terdorong ke belakang, dan langkah Wina tergesa menuju luar kelas. Maira tak memedulikan itu, terlebih rasa kantuknya yang perlahan membuatnya benar-benar terlelap.
***
"Mau kemana, Ga?" Tanya Mahesa ketika Arga keluar kelas setelah melewati bangkunya.
"Mipa dua, nagih headphone ke San. Kenapa?"
Mahesa berpikir sejenak, mipa dua bukanya ya kelas Maira? Tanpa pikir panjang, laki-laki tubuh tinggi itu langsung bangkit dan mengikuti langkah Arga.
"Ngapain ikut? Biasanya juga mageran lo!"
Mahesa nyengir. "Gapapa gabut."
Arga hanya menyipitkan matanya curiga.
"Ayok ah buruan!" Mahesa mendorong punggung Arga untuk cepat melangkah ke kelas sebelah.
Sesampainya di ambang pintu kelas Mipa dua, mereka masuk setelah memberi salam. Arga langsung menghampiri San yang sedang duduk bersama beberapa perempuan anak kelas ini.
"Mana? Jangan bilang lo gak bawa!"
Pemuda berkulit putih dengan pipi gembul itu mendengus pelan dan mengeluarkan benda yang ia pinjam dua minggu yang lalu dari Arga. "Bawa, Ga. Makasih ye!"
Arga terkekeh. "Yoi, gak lecet kan?"
"Enggak elah!" Ujar San, lalu matanya menangkap Mahesa yang berdiri di belakang Arga. "Eh tumben lo kesini, Hes?"
Mahesa tersenyum simpul.
"Hes? Gue mau disini dulu, lo duluan aja ke kelas kalau mau."
Mahesa mengedarkan pandangan. Tujuan utama dia kesini adalah hanya ingin melihat Maira sedang apa, itu sudah cukup. Namun, ia hanya menangkap Maira yang sedang tertidur menghadap jendela membelakangi penghuni kelas.
"Gue juga disini aja,"
Arga mengangguk dan kembali berbincang dengan San perihal eskul basketnya.
Mahesa tersenyum sesaat, langkah lebar ia pacu menghampiri Maira yang sedang tertidur. Kebetulan, bangku di sebelahnya kosong, Mahesa bisa duduk di sana, sembari memperhatikan Maira dari jarak dekat, walaupun yang terlihat hanya rambut panjangnya saja, sudah lebih cukup bagi Mahesa.
![](https://img.wattpad.com/cover/309660832-288-k945854.jpg)