33

78 13 2
                                    

Selepas pelajaran olah raga kelas Mipa 1, seperti biasa para murid laki-laki bermain futsal memanfaatkan sisa waktu sebelum pergantian jam pelajaran. Sementara murid perempuan yang lain, ada yang masih stay di lapangan, ada juga yang sudah berganti seragam.

Mahesa, Jev, Arga, dan Seno memutuskan untuk ikut serta dalam permainan futsal bersama teman cowoknya yang lain.

"Mahesa kipper."

"Jangan anjir dia lebih jago jadi penyerang, ya gak Hes?"

"Gue wasit aja lah, capek!" ucap Mahesa.

"Gak biasanya dah lo! ayok main-main." Ucap Teguh, siswa bertubuh gemuk itu.

Mahesa dengan malas mengikuti untuk main futsal. Padahal dia ingin segera ke kelas dan memanfaatkan waktu untuk tidur.

"Lo kenapa, Hes? Kaya males idup aja!" tanya Jev. "Masih soal Maira?"

"Bacot!" umpat Mahesa, sambil mengoper bola asal ke arah luar.

"Mahesa!" teriak Ferdi, penjaga gawang tim-nya. "Kenapa lo out in bolanya?"

Mahesa hanya menghela napas jengah sambil menyugar rambutnya ke belakang. "Sorry bro!" ucapnya.

Permainan masih berlangsung, tim Mahesa kalah 3-0. Padahal biasanya setiap tim yang disitu ada Mahesanya pasti unggul. Entah apa yang terjadi sekarang malah sebaliknya, terlebih Mahesa tidak mood untuk bermain.

"Main yang bener, Hesaa!" teriak Arga dari ujung sana.

Mahesa menangkap bola dengan kakinya yang diberikan oleh Teguh, dalam satu tendangan Mahesa mencetak gol.

"YESSS!!!"

"NAH GITU DONG!"

Tim Mahesa saling ber tos ria, padahal masih dua point tertinggal di belakang tim lawan.

"Hes? Maira noh!" bisik Arga.

Mahesa sekuat tenaga untuk tak peduli dan tak menoleh, namun hancur begitu saja pertahanannya. Ia mengikuti arah telunjuk Arga yang menunjuk Maira sedang berjalan di pinggir lapangan bersama Akmal.

"Udah gausah lo liatin sebegitunya, kan udah mantan." Kekeh Arga melihat tingkah Mahesa yang sangat terlihat belum move on nya.

"Anjir! Terus ngapain lo bilang ke gue setan."

"Istigfar Hesa, lo galak banget setelah putus?" Arga masih menggoda Mahesa yang membuat lelaki itu emosinya semakin memuncak.

Mahesa mendengus sebal, kalau bukan teman mungkin sudah bonyok wajah Arga karena Mahesa.

Dua puluh menit berlalu, permainan berhenti. Murid Mipa 1 sudah meninggalkan area lapangan.

"Ga? Kata Pak Cahyo bola nya simpen lagi."

Arga yang sedang mengoper-oper bola di koridor bersama Seno itu mengangkat jempolnya. "Sen, aterin gue."

"Gue ikut dong!" ucap Jev.

Tinggallah Mahesa berjalan sendiri menuju kelasnya.

Ia jadi teringat tentang Maira.

Liatnya cuman beberapa detik, tapi keingetnya sampe sekarang.

"Shit!"

Mahesa mengusap wajahnya.

"Hallo Mahesa!" Mahesa terkejut ketika sebuah suara Akmal memanggilnya. Dan yang lebih terkejut lagi, Akmal bersama Maira kini dihadapannya, sebenarnya tidak sengaja berpas-pasan di koridor. "Ra? Say hai sama Mas Mantan dongg!"

Akmal bangke.

Maira hanya menatap datar Mahesa, setelah itu melengoskan pandangan. Ia rangkul lengan Akmal untuk berjalan menerobos tubuh tinggi Mahesa dihadapannya. Mahesa masih dengan tatapan tak teralihkan dari gadis itu.

To be mine✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang