3. Si pelanggar

138 32 5
                                    


Sial.

Baru hari kedua sekolah offline, Maira sudah tidak mencerminkan siswa disiplin.

Bagaimana tidak, salahnya sendiri menonton film Jepang berdurasi dua jam lebih ia tonton waktu malam. Alhasil, ia terbangun tepat pukul tujuh kurang lima belas.

Untuk persiapan 30 menit saja tidak cukup ditambah jarak tempuh ke sekolah selama sepuluh menit.

Maira menyempatkan mandi sebentar, hingga pukul tujuh pas. Gerbang akan tutup sepuluh menit lagi, mustahil ia akan masuk dengan tepat waktu. Rasanya untuk apa ia cepat buru-buru, toh akan telat juga.

Ia lalu berlari ke garasi untuk mengambil motornya. Namun, ternyata motor yang biasa ia pakai sudah tidak terparkir lagi. Pasti kakaknya sudah membawa motor itu ke kampus.

Maira menghela napas jengah. Tanpa pikir panjang ia berlari sampai pertigaan untuk menyetop angkot, dan untung saja angkot menuju arah sekolah datang cepat, namun saja penuh. Mau tidak mau ia harus berdesak kan dengan penumpang lainnya.

Sesampainya di belokan dekat sekolah Maira segera turun dan berlari menuju sekolah.

Ponselnya bergetar, ternyata Wina menelponnya.

"Ra? Lo dimana?"

"Gue telat, bentar lagi masuk sekolah."

"Jangan lewat depan, banyak anak OSIS MPK yang lagi jaga, ditambah guru poketnya Bu Sandra, galak gak ketulungannn! Ntar lo kena catet di buku kasus."

Maira hanya menghela napas. "Terus gimana?!"

"Manjat!"

"Lo gila, Win!"

Maira segera mematikan sambungan telepon itu sepihak. Tapi ada benarnya juga, bagaimana kalau ia manjat tembok saja? Seperti yang dilakukan siswa bolos pada umumnya.

Bruk!!!

Ternyata memanjat tidak se menakutkan itu, Maira sukses mendarat di lingkungan sekolah. Ia kembali berjalan menuju ke kelasnya.

"Heh!"

Gadis itu menghentikan langkahnya ketika seseorang mengintrupsinya. Maira menolehkan pandangan, dan tentu saja ia kaget setengah mati ketika Mahesa berdiri tegap dengan almamater penegak kedisiplinan siswa yang lelaki itu kenakan.

Maira baru tahu, kalau crush nya ini merupakan bagian dari anggota siswa penegak kedisiplinan.

Kesan pertama interaksi, mengapa menjadi chaos begini. Maira merasakan malu dan kesal terhadap dirinya sendiri.

"Mahesa? Hehe..." tunggu apa yang ia lakukan sekarang. Kenapa malah nyengir dihadapan cowok itu.

Mahesa sebisa mungkin menahan tawanya melihat wajah panik Maira. Lelaki itu melangkah kan kakinya lebih dekat. Dan mencuri pandang pada badge nama di seragam gadis itu.

Maira Azzahra namanya. Ucapnya dalam hati. Akhirnya ia mengetahui nama gadis ini.

"Lo tau nama gue?" Tanya Mahesa.

Mahesa Fahrenza! Siapa yang tidak kenal dengan mu. Pertanyaan macam apa itu?!

"Ya tau lah, lo pake nametag."

Mahesa segera mengerjapkan matanya, lalu berdeham sekali. "Lo tau itu tembok tinggi? Kalau jatuh kaki lo patah gimana?" Mahesa menghela napas.

"Gue baik-baik aja."

"Iya tau, kalau terjadi gimana?!"

Maira mengernyitkan dahinya, barusan dia dimarahi karena lompat dari tembok bisa membahayakan keselamatannya, atau karena dirinya telat?

To be mine✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang