pertanyaan

666 32 6
                                    

Johnny bangun lebih dulu daripada Taeyong, dipandanginya wajah terlelap milik kekasih hatinya dengan tenang. Malam yang tidak akan pernah Johnny lupakan, ia belai rambut yang menutupi sebagian paras ayu Taeyong. Kecupan demi kecupan ia berikan pada tiap inci kulit yang tidak tertutup apapun itu.

"Eughhh." Taeyong mengeram lirih, tanda merasa terganggu.

"Sayang bangun yuk, mandi terus sarapan bareng mama."

"Eummm... 10 menit lagi ya."

"Masih sakit ya yang?" Johnny memijat pinggangnya dengan lembut.

"Ngga kok, cuma agak pegel aja sedikit."

"Yaudah aku turun dulu kebawah, nanti makanan kamu dianter mbak ya." Johnny mengecup singkat pucuk kepalaku.

Taeyong mengangguk saja, dan kembali untuk tidur. Mengingat semalam mereka melakukannya sex dengan begitu semangat, tak terhitung berapa kali pasangan muda itu orgasme.

╭┈─ ◌ೄ◌ྀ ˊˎ

Melihat sang mama sudah duduk rapih di meja makan Johnny pun langsung ikut bergabung, perutnya sudah tidak diajak berkompromi. Efek dari olahraga malam memang tidak bisa dianggap remeh, nyatanya energinya terkuras habis.

"Loh kok sendirian? Taeyongnya mana Jo?"

"Masih tidur mah, nanti Jo antar aja sarapannya."

"Oh mungkin masih cape ya karna perjalanan, WAIT..." mama Rosie memegang leher Johnny yang penuh bercak merah, hanya orang bodoh yang tidak tahu tanda apa itu.

"Jo ini bukan yang mama pikirinkan?"

"Persis yang mama pikirin kok hehe, capek anaknya semalam habis zumba sama Jo." Johnny menaik turunkan alisnya untuk menggoda sang mama.

"JOHNNY SUH aduhhhh kalau bobol duluan gimana."

"Ya nikah lah kita, mama dan bunda bakalan punya cucu."

"Bisa-bisanya ngga bisa tahan nafsu."

"Kita kayanya pemberkatan aja deh ma, menurut mama gimana?"

"Terserah kalian aja, yang mama pikirin tuh kamu punya banyak kolega apa ngga mau adain pesta?"

"Gini deh kita nikah dulu aja tapi pesta resepsinya nanti. Aku mau ngiket Taeyong dulu, biar kalau ada kejadian apapun udah sah gitu."

"Udah ngga sabar ya Jo mau dipanggil Daddy?"

"Iya, mama tahu kan dari dulu aku suka banget sama anak kecil, semoga little Johnny segera hadir dalam keluarga kami, amen."

"Amen."

Akhirnya setelah perdebatan kecil antara anak dan ibunya, suasana kembali khidmat memakan sarapan masing-masing. Johnny tinggal menunggu Taeyong siap lalu segera mungkin menentukan tanggal pernikahan.

Tak lama Taeyong pun turut bergabung bersama Johnny dan mamanya, Johnny yang menyadari itu langsung berdiri membantu Taeyong berjalan.

"Aku masih bisa jalan Jo."

"Iya tapi pelan banget kek keong."

"Ish..." Taeyong memukul lengan Johnny tak berperasaan.

"Udah-udah jangan ribut, sini Yong sama mama aja."

Taeyong pun beringsut mendekat pada mama Rosie, memeluknya dari samping. Ia sebenernya masih mengantuk setelah begadang meladeni nafsu Johnny yang tak ada hentinya, sepertinya ia akan segera mengandung buah cintanya.

"Yongie makan ya biar punya tenaga."

"Iya ma, kamu sama mama udah makan belum?"

"Udah kok sayang, kamu mam yang banyak biar makin lucu gemes."

"Yaudah mama tinggal dulu ya ke kamar mau nelfon si papa, Yong lanjut makan aja ya." mama Rosie mengelus pelan rambut kepalanya dan berlalu menuju kamarnya yang terletak tak jauh dari ruang makan ini.

Sepeninggal mamanya, Johnny segera membawa Taeyong dalam pangkuannya dan kembali mengigit permukaan pundak telanjang kekasihnya itu.

"Eummm nanti dilihat mbak malu loh."

Tak menghiraukan perkataan sang kekasih, Johnny semakin hilang akal dengan menyibak gaun tidur Taeyong yang transparan ini.

"Aa...hhh kamu tuh denger aku ga sih?!"

"Iya sayang maaf ya, aku kelepasan."

"Kamu sekarang mandi terus kita pergi buat foto preweed."

"Yang? kan belum ketemu Ayah Bunda?"

"Aku udah nelfon mereka kok."

                                      TBC

don't forget to vote and comment, biar aku makin semangat buat lanjut ceritanya.

I'M PREGNANT [JOHNYONG AU GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang