Prolog

156 6 4
                                    

Pada jalanan kota Jakarta yang ramai aku kembali menemukan kita. Kita yang dulu rela berperang dengan panas untuk bisa pulang dan beristirahat, kita yang pernah berbagi tawa disepanjang ruas jalan Budi Utomo, atau sekedar kita yang pernah aku harapkan tidak pernah berakhir sia-sia.

Kali ini aku kembali ke tempat yang sama dengan perasaan yang sama, tapi keadaan sudah tidak seperti sebelumnya karena tidak ada lagi kita disepanjang jalan ini. Sekarang bukan lagi aku yang menjadi tujuanmu pergi melainkan orang lain, seseorang yang aku tau begitu mencintaimu sedari lama.

"Aku masih terus berharap kita bisa kembali jatuh cinta dan melakukannya dengan benar di lain waktu."

Kalimat itu tidak lantas membuatmu melihatku ternyata, ada dia diantara kita. Dia yang hadirnya mengalahkan semua hal yang dulu kita senangi, dia yang ternyata juga pelan-pelan kamu cintai.

Aku terseok-seok sendirian dan melihatmu jauh lebih bahagia setelah tidak denganku. Tapi meskipun begitu aku tidak ingin kemana-mana, aku tidak akan pergi. Aku akan selalu disini, ditempat yang sama saat pertama kali kamu membuatku jatuh cinta. Agar kamu mengerti, meskipun manusia tidak dinamis tapi aku akan tetap menjadi rumah yang kokoh dan nyaman untukmu pulang. Pergilah yang jauh dan kembali ke pelukanku suatu saat nanti. Karena mencintaimu sepadan dengan semua rasa sakit ini.

"Kalau suatu saat aku udah gak cinta sama kamu gimana, Kak?"

"Aku akan berusaha bikin kamu jatuh cinta lagi sama aku."

"Kalau ternyata aku malah jatuh cinta sama orang lain?"

"Aku akan tetap berdiri di tempat yang sama, Aca. Nungguin kamu dengan tangan terbuka."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Scars || Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang