//Sequel Ripple//
[Rumah Untukmu Pulang]
Mencintaimu sepadan dengan semua rasa sakit ini jadi biarkan aku tetap memeluknya erat sampai hari dimana aku tidak bisa lagi menggenggam harapan.
"Mari kembali jatuh cinta dan melakukannya dengan benar di la...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bentuk kasih sayang itu beragam dan bisa datang dari siapapun. -Mahendra Vega-
~••~
Berlembar-lembar hasil bidikan Jonathan yang pria itu simpan dalam sebuah kotak di laci meja kerjanya membuat Selena tersenyum tipis. Mungkin memang tidak sebanyak milik Hara tapi potret dirinya juga terselip diantaranya.
"Dulu aku kira Auri udah gak suka sama kamera tapi ternyata dia masih sangat suka."
Mahendra yang sedang membereskan beberapa bajunya ke koper berhenti sejenak mendengar ucapan Selena.
"Emang waktu disini Abang gak pernah bawa kamera kemana-mana?"
Selena menggeleng pelan sambil menikmati semilir angin dari jendela kamar Mahendra. Bayangannya kembali terbang ke masa lalu, mengingat dengan rinci bagaimana pria itu menghabiskan waktu selama mereka tinggal disini.
"Auri itu beda banget sama Jonathan. Mulai dari hobi sampai penampilan udah gak sama, yang masih sama dari keduanya adalah selera kopinya, kopi hitam tanpa gula."
"Aku kira gak ada yang berubah dari Abang."
"Kamu harus baca lagi halaman dua puluh tujuh dari bukunya Auri, katanya semua hal di dunia ini akan berubah hanya saja ada beberapa orang yang sadar dan selebihnya tidak tahu sama sekali bukan berarti kamu gak penting karena gak tahu perubahan itu tapi emang nyatanya beberapa orang gak sadar aja. Aku sendiri baru tahu kalau mereka orang yang cukup berbeda satu tahun lalu sebelum berangkat ke sini."
Mahendra terdiam, semuanya memang akan berubah, semua hal di dunia ini akan berubah. Kalimat itu bukan hanya perkara manusia tapi segalanya, tentang alam raya ini.
"Kalau hubungan apa juga bisa berubah, Kak?"
"Hubungan itu dibentuk dari jalinan perasaan, sama kayak manusia yang gak dinamis hubungan itu seharusnya gak dinamis. Tapi kenyataannya ada beberapa hubungan yang akan tetap seperti itu gimanapun keadaanya. Misalnya seorang adik yang akan tetap jadi adik, seorang ayah yang akan tetap jadi ayah, seorang ibu yang akan tetap jadi ibu, dan seorang kakak yang akan tetap jadi kakak."
"Kalau hubungan yang lain?"
"Tergantung gimana hubungan kalian berjalan, landasan dalam hubungan apapun itu percaya jadi kalau kepercayaan hilang hubungan itu jadi rentan buat hancur dan akan mudah berubah juga."
"Aku jadi punya pertanyaan lain, Kak. Apa cowok sama cewek itu emang gak bisa benar-benar berteman?"
Selena tersenyum tipis memandang Mahendra, dirinya menepuk pelan permukaan kasur di sampingnya bermaksud meminta Mahendra duduk sebentar untuk berbincang dengannya. Ini sore yang hangat untuk membicarakan banyak hal.
"Untuk aku pribadi nggak, bukan berarti di luar sana gak ada tapi karena aku sendiri gagal."
"Tapi Abang sama Kak Hara gagal, aku sama Aruna juga gagal. Itu artinya banyak yang gagal, kan?"
"Tapi Renika, Bintang dan Gabriel gak gagal. Mereka murni saling peduli sebagai teman, iyakan?"
"Iya juga ya."
"Baby Lion, apa yang gak bisa kita lakukan bukan berarti gak bisa dilakukan orang lain begitu juga sebaliknya, apa yang bisa kita kerjakan belum tentu bisa di kerjakan orang lain."
Mahendra mengangguk membenarkan, dulu dirinya tidak punya banyak waktu untuk berinteraksi dengan gadis di sampingnya ini. Bahkan dengan Hara sekalipun Mahendra tidak sedekat itu, Bintang yang jauh lebih dekat dan akrab dengannya. Ternyata begini ya punya seorang kakak perempuan yang bisa dirinya miliki sendirian? Pantas saja Bintang selalu marah-marah jika ada yang mengganggu obrolannya dengan Hara.
"Rumus hidup yang selalu aku pegang adalah jangan terlalu besar kepala saat berada di awang-awang dan jangan terlalu putus asa saat kita bukan apa-apa karena semua hal ada waktunya. Masalah kita akan selesai saat waktunya tiba dan akan muncul masalah baru juga di waktu lain, semuanya cuma perkara waktu. Kita cuma bisa siap-siap untuk semua kemungkinan terburuk, kalaupun pada akhirnya belum sepenuhnya siap kita bisa nangis dan ngeluh sambil membiasakan diri di situasi itu. Percaya aja kalau semua hal yang terjadi punya alasannya masing-masing. Jadi jangan terus terpuruk, Baby Lion, kamu harus bangkit dan jadi semakin kuat."
Mahendra tersenyum tipis sambil memandang Selena dalam, cahaya matahari sore ini menerpa wajahnya dengan hangat bersamaan dengan angin yang berhembus pelan memainkan anak rambutnya. Mahendra tiba-tiba berpikir jika seandainya kakaknya tidak pergi terlalu cepat apa gadis ini akan berakhir sebagai kakak iparnya?
"Kakak, sendiri udah bisa terbiasa tanpa Abang?"
Selena terkekeh pelan sambil kembali melihat potret dirinya di Millenium Park beberapa tahun lalu. Harus dirinya akui kalau Jonathan memang sangat mahir dalam bidang membidik objek.
"Sebenarnya aku merasa gak adil, Auri kasih kalian waktu belajar buat hidup tanpa kehadiran dia tapi dia gak kasih aku jeda buat bisa terbiasa ambil keputusan sendiri. Sampai sekarang aja aku masih sering ngerasa tersesat sama keputusan yang aku buat karena sebelumnya aku akan selalu percaya dan mengandalkan dia."
"Dia selalu punya tempatnya sendiri, jadi meskipun sebelumnya kita pernah jauh dari dia tapi rasa kehilangannya tetap sama beratnya, Kak."
"Iya aku tau kok, kadang mencintai itu bisa buat sakit sampai hilang akal dan keadaan juga bisa semakin memburuk di suatu waktu tapi jalan keluar dari semua hal ya cuma kita jalanin sampai selesai. Karena pada akhirnya semua hal yang kita lewati seindah apapun akan tetap jadi kenangan."
"Jadi gimana caranya, Kakak, lewatin hal berat itu sendirian? Gak ada yang pernah dengar cerita apapun dari, Kakak."
"Aku selalu cerita sama Auri."
"Caranya?"
"Mengenang, meskipun mengenang adalah cara paling nyata meminang luka tapi aku belajar sembuh dari hal yang sama. Aku bersyukur Auri punya banyak foto yang dia simpan, semua hasil bidikannya berarti banget buat aku."
"Bang Jona dulu pernah bilang abadikan setiap momen siapa tau semuanya cuma akan berakhir jadi kenangan yang gak akan pernah bisa terulang makanya dia suka banget sama kamera."
"Dia benar, setidaknya di dalam foto waktu bisa berhenti dan membeku, kita juga bisa berlama-lama berhenti disana. Dan yang baru aku tahu ternyata mencintai bisa bikin kita sekarat."
"Mencintai juga bisa menyembuhkan, Kak. Kita bisa sembuh juga dengan belajar jatuh cinta."
"Sama orang baru?"
"Sama diri sendiri, kita gak akan bisa mencintai orang dengan benar selagi kita gak bisa cinta sama diri kita sendiri. Jadi kayaknya aku juga harus kasih, Kakak, nasihat. Jatuh cinta lagi, Kak. Temukan orang baru itu urusan nanti. Kakak, bisa nyimpen Bang Jona sepuasnya sampai waktu yang sangat lama. Tapi meskipun cukup lama jangan lupa buat bahagia juga ya, Kak?"
Selena tertawa mendengarnya hingga membuat Mahendra mengernyit bingung, apakah ada yang lucu dengan ucapannya?
"Kita dua orang aneh ternyata, lihat aja kita sama-sama lagi hopeless tapi malah berharap orang lain bisa bahagia," mendengarkannya Mahendra ikut terkekeh.
Kita gak aneh, Kak. Bukannya itu bentuk kasih sayang ya? Berharap orang yang kita sayang bahagia dan mengabaikan kebahagiaan diri sendiri.