7# Nathan's Plan

39 5 0
                                    

Aku bisa melakukan apapun untukmu, karena pada akhirnya titik mencintai paling tinggi bukan lagi tentang mendapatkan tapi merelakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku bisa melakukan apapun untukmu, karena pada akhirnya titik mencintai paling tinggi bukan lagi tentang mendapatkan tapi merelakan.
-Nathaniel Oretha-

~••~

Dua kaleng bir dengan sebungkus rokok menemani Gabriel dan Nathaniel malam ini. Setelah seharian sibuk dengan bisnis keluarga akhirnya mereka bisa terbebas juga. Satu tahun terakhir hari-hari yang melelahkan kembali mereka lewati bersama setelah lima tahun berpisah.

"Rumah sebelah jadi sepi banget ya?"

"Udah sepi dari enam tahun lalu!"

Nathan terkekeh mendengar jawaban ketus Gabriel. Nathan memang baru menetap di Indonesia satu tahun terakhir setelah kelulusannya jadi maklum dirinya baru merasakan perasaan itu sekarang. Apalagi pemilik rumah juga pergi bersamanya waktu itu.

"Gue tinggal gak banyak yang berubah, kan?"

"Banyak, termasuk Ayah yang mulai nurunin egonya tapi yang paling parah perubahan Bintang."

"Well, semua orang pasti punya fase berubahnya sendiri-sendiri."

Gabriel mengangguk lantas kembali menyesap nikotin di antara jarinya. Ayah dan Bundanya sedang berada di luar kota itu tandanya mereka sedikit bebas untuk merokok di area rumah.

"Gimana hubungan lo sama Rere?"

"Harusnya lo tanya dulu gimana perasaan Rere ke gue."

"Udah jelas-jelas gak ada, apa juga yang mesti gue tanya?"

"Anjing!"

Gabriel terkekeh melihat Nathan mengumpatinya, memang Renika nampak tidak punya perasaan apapun pada Nathan. Gabriel terlampau mengenal gadis itu dengan baik, perasaan sedih seujung kuku saja bisa Gabriel tangkap dengan jelas apalagi ini.

"Gue emang harus mundur ya, El?"

"Kayak lo masih bisa mundur aja."

Nathan tersenyum tipis mendengarnya, memang dia sudah melangkah terlalu jauh tapi bukan berarti dirinya tidak bisa mundur kan?

"Lagi pula kayaknya percuma juga gue maju, gue udah kalah telak."

"Setidaknya Rere udah tau gimana perasaan lo, Na. Jadi lo gak perlu bersikap sok gak peduli sama dia kayak jaman sekolah. Meskipun lo sekarang punya gelar baru sih, mantan."

"Sialan!"

Nathan memang tidak pernah tahu apakah keputusannya mengungkapkan perasaan pada Renika saat itu benar atau salah, apakah hubungan yang sempat terjalin diantara mereka benar atau salah, tapi yang pasti dirinya hanya ingin Renika tahu jika bukan hanya Mahendra satu-satunya laki-laki yang mencintai gadis itu. Ada dia yang bahkan rela melakukan apapun termasuk melepaskannya.

Scars || Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang