Gue gak pernah tau jawaban apa yang pantas buat pengakuan lo karena gue gak bisa bohongin perasaan gue sendiri, Na.
-Renika Catra-~••~
Jakarta, Indonesia.
Tiga tahun lalu di minggu kedua pada bulan April sebuah kabar duka menghantam Renika dengan kuat. Dirinya bahkan langsung mencari tiket penerbangan agar bisa sampai ke Indonesia dengan cepat, tentu ditemani oleh Nathaniel Oretha yang selalu ada bersamanya kemana-mana.
Tiga tahun lalu dirinya bisa melihat semua orang seolah kehilangan separuh jiwanya. Kakak, saudara, teman, kekasih, atau apapun bentuk kasih sayang mereka pada Jonathan Auriga Adinata.
Laut juga langit biru yang selalu membuatnya tersenyum lega, yang seolah mengatakan pada pria itu bahwa semuanya akan tetap berjalan dengan seharusnya. Kini mereka masih kokoh berada di tempat semula tapi pria yang mengajari Renika banyak hal sudah tidak ada lagi disisinya. Dia pergi terlampau jauh untuk digapai.
Kisah cinta Jonathan mengajarkan Renika banyak hal, salah satunya bahwa beberapa hal memang tidak selalu menjadi milik kita, meskipun terkadang dekat mereka hanya lewat bukan untuk menetap. Beberapa hal yang tidak pernah nampak justru terkadang ada sedari lama namun kita yang tidak pernah menyadarinya.
Seperti keberadaan Nathaniel Oretha yang tidak pernah Renika sangka-sangka sudah menaruh hati padanya sedari lama, bahkan sebelum dirinya jatuh hati pada kakak sahabatnya. Entah Renika yang terlampau tidak meyadarinya atau memang Nathan yang menyembunyikannya dengan sangat rapi.
Dan juga tentang hubungannya dengan Mahendra yang bisa dikatakan berakhir dengan tidak baik. Padahal Renika pikir dia sangat kuat menahan semuanya kala itu, Renika pikir dengan bertahan sebentar lagi dan semuanya akan berakhir dengan indah. Kenyataannya rasa percayanya terkikis perlahan, rasa cintanya yang begitu besar tidak bisa menutupi betapa terlukanya Renika di masa lalu. Karena sebuah hubungan akan terlalu ramai jika diisi lebih dari dua orang.
Tiga tahun lalu di akhir Januari tepat saat ulang tahunnya yang ke dua puluh tahun Nathaniel menyatakan perasaan padanya, dia membeberkan semua fakta yang mencengangkan. Bahwa sebenarnya perasaan itu ada sedari lama, sejak mereka masih sangat belia. Renika mulai ragu setelahnya, apa benar jika perempuan dan laki-laki berteman mustahil tidak ada perasaan di dalamnya?
"Lo mau sampai kapan berdiri disana?"
Seseorang membuyarkan lamunannya, pria dengan kaos polos dan rambut acak-acakan yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Lo mau sampai kapan nangkring di apartemen gue?"
"Nah itu juga pertanyaan buat lo, mau sampai kapan lo gak pulang?"
"Penting banget gue jawab?"
Pria yang sudah berkacak pinggang di balik jendela besar itu adalah Nathaniel Oretha. Entah bisa disebut apa hubungan mereka sekarang, masihkah teman atau bukan Renika sendiri tidak paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scars || Mark Lee
Fanfiction//Sequel Ripple// [Rumah Untukmu Pulang] Mencintaimu sepadan dengan semua rasa sakit ini jadi biarkan aku tetap memeluknya erat sampai hari dimana aku tidak bisa lagi menggenggam harapan. "Mari kembali jatuh cinta dan melakukannya dengan benar di la...