10: Pengganggu

266 26 1
                                    

Happy reading 🙆
.
.
.
.

Sepanjang perjalanan dari atap menuju kantin,di setiap sudut koridor sekolah, begitu banyak mata yang memperhatikan dua manusia berbeda jenis yang sedang jalan beriringan.

Arka berjalan dengan santai sambil mengunyah permen karet nya, pemandangan seperti ini sudah sangat biasa bagi Arka,di perhatikan oleh banyak orang, tapi tidak dengan Dara. Dara merasa malu,kikuk dan bingung harus bagaimana,yang memperhatikan mereka bukan hanya perempuan,laki laki disana pun memperhatikan Dara secara terang terangan.

Dara memberanikan diri untuk mengangkat pandangan nya,melihat apa yang terjadi di sekeliling nya.

Dara justru tersentak,dan refleks menurunkan kembali pandangan nya,saat mendapati sorot mata tajam dan sinis dari beberapa siswi.

Tak jarang Dara mendengar pujian karna ia bisa berjalan beriringan dengan seorang Arka Arsyanendra,lebih banyak dari mereka yang juga menanyakan,ada hubungan apa antara Dara dan Arka.

Dengan keberanian sebesar biji jagung,Dara menoel pelan lengan Arka,membuat sang empunya menoleh.

Arka menaikkan alisnya,memberi isyarat 'kenapa?' tanpa bertanya,sedangkan Dara menjawab dengan menunjuk orang orang di sekitar mereka dengan ekor matanya.

Paham apa yang Dara maksud,perlakuan Arka justru di luar dugaan Dara.

Dara fikir,Arka akan menghentikan langkah nya dan membiarkan Dara berjalan lebih dulu,tapi laki laki itu justru merangkul Dara dengan santai.

Tak sengaja,tangan besar nya mengenai rambut Dara yang di kuncir,membuat nya turun dan berantakan.

Aksi Arka barusan berhasil membuat tatapan sinis itu menjadi tatapan iri. Berbagai pertanyaan di benak para siswa siswi yang melihat nya,tak jarang dari mereka teriak histeris saat melihat seorang kulkas berjalan merangkul seorang perempuan,yang notabe nya adik kelas.

"Ka,apaansi lo,berat tau"bisik Dara saat sudah hampir melewati siswa siswi yang mengerumuni nya.

"Ngelindungin lo lah bocil!"sahut Arka dengan santai, mulutnya masih mengunyah permen karet.

Dara mendelik malas,dan menyingkirkan lengan kekar Arka dari pundak nya.

"Gue bukan anak kecil,dan Lo!"Dara menghentikan ucapannya untuk sekedar mengambil nafas panjang.

"Gausah lindungin gue,gue bisa jaga diri ko,cuma sedikit kaget aja tadi,karna gue gapernah jadi pusat perhatian sama banyak orang"lanjut nya.

Dengan smirk andalan nya,Arka menyombongkan diri nya"Gue udah biasa,setiap lewat malah jadi pusat perhatian siswi gitu,wajar kan seleb, ganteng lagi!"penuturan Arka berhasil membuat Dara tertawa.

"Kulkas bisa sombong ya!"di sela tawanya, Dara meledek Arka.

Melihat itu, Akan tersenyum simpul,Dara kecil nya sudah tak lari lagi saat di dekati dirinya,Dara kecil nya tak lagi menghindar saat Arka mengajak nya bicara.

"Duluan aja ka kalo mau ke kantin,gue mau rapihin rambut dulu,ulah tangan besar Lo nih,rambut gue jadi berantakan!"gerutu nya mampu membuat Arka gemas.

"Yaudah, jangan lama Lo,10menit lagi bel masuk!"

"Ngatur"sahut Dara acuh dan bergegas pergi menuju kamar mandi yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri.

MENTAL HEALTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang