11: Viona

255 26 2
                                    

Happy reading 🙆
.
.
.

Di tempat lain,Arka menatap nanar pada benda pipih yang di genggam nya,beberapa pesan yang ia kirim,tak kunjung di baca,ia berharap centang abu itu segera berubah warna menjadi biru,tapi sudah lima belas menit berlalu,tak ada tanda tanda bahwa akan ada pesan masuk.

Arka menaruh ponsel ke dalam saku,dan mengacak rambut nya frustasi.

"Lo kenapa si Ar?"tanya Daffa yang melihat kegelisahan sahabat nya.

Arka berdecak,pandangan nya beralih pada jam yang bertengger manis di lengan nya. "Jam istirahat lama banget si!"

Arka yang gusar mengundang banyak pertanyaan dari para sahabat nya.

"Lo kebelet boker Ar?keluar aja kali kan jamkos!"celetuk Sastra asal karna memang tak tahu apa yang membuat sahabat nya terlihat begitu gelisah.

Ucapan Sastra justru membuat Arka ingin segera berlari ke kelas Dara,tapi ia urungkan karna ia tak ingin mengganggu jam belajar nya.

"Kenapa si? gelisah amat?"

"Abis ngehamilin anak orang terus ngga sanggup tanggung jawab ya?"

Ucapan yang makin ngelantur malah mengundang tawa dari ketiga laki laki tampan itu,tidak dengan Ahza.

Arka memberi tatapan tajam yang tak di hiraukan oleh temannya,karna memang mereka sedang bercanda.

"Lo kenapa si Ar?ada masalah?"dengan pembawaan yang dewasa,Ahza memastikan.

Arka menghela nafas panjang "gaada!"elak nya,Ahza yang cukup dewasa dan paham betul karakter sahabat nya itu, justru menepuk pelan pundak Arka "Dara kan?"

Arka menoleh, menatap Ahza sepersekian detik dan kembali menghembus nafas kasar.

"Tadi dari atap,kita ke kantin bareng,tapi dia ke kamar mandi dan ngga nyusul gue"

Mendengar jawaban itu,membuat ketiga laki laki minim ahklak itu semakin gencar meledek Arka.

"Lo gelisahin Dara dari tadi Ar?"

"Buseet ngeri gue, Arka luluh sama anak kecil pecinta Upin Ipin!"ejek Sastra.

Tawa itu kembali memenuhi kelas,tak peduli banyak orang yang memusatkan perhatian nya pada kursi pojok tempat ke lima nya berkumpul.

"Lo di apain sama Dara sampe kaya orang nahan boker?" Di sisa tawanya,Barra masih gencar meledek Arka.

"Bisa diem gak Lo!"interupsi Arka tak membuat ketiga laki laki itu berhenti dari tawanya.

"Istirahat Lo temuin aja ke kelas nya,jadi cowo tuh gaboleh pecundang,harus LAKIK!" Saran Sastra setelah menyudahi aksi tawanya. Sastra sengaja menekankan kata LAKIK pada ucapan nya.

"Tapi gue gatau alasan dia ngga nyusul"keluh nya.

Barra justru terkekeh mendengar nya "Baru lagi kan,liat Arka ngomong sepanjang itu!" Ujar Barra membuat ke empat laki laki itu kompak menoleh dan menatap Arka.

"Salut gue sama Dara,dengan ke sederhanaan nya,dia bisa buat Lo jadi diri Lo sendiri" Sastra menimpali seraya menepuk pelan bahu sahabat nya.

MENTAL HEALTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang