16. Falshback

236 26 2
                                    

Happy reading guys 🙆
.
.
.
.

***

Pagi itu,masih sangat pagi. Barra Afkar Rafisqy,laki laki yang sedang terlelap itu di paksa bangun kala mendengar suara keributan. Masih dengan mata terpejam,Barra menghela nafas panjang. Hal yang sangat membuat nya bosan,ketika harus mendapati kedua orang tua nya yang selalu bertengkar.

Barra membuka matanya,dan langsung bangun hendak menghampiri dan melerai keributan yang di sebabkan oleh kedua orang tua nya.

'PRANGGG'

Barra terkejut, sangat terkejut saat dirinya baru keluar dari pintu kamarnya di hadiahi suara pecahan kaca.

"PERGI JIKA KAU INGIN PERGI!! BIARKAN SAYA MERAWAT BARRA DAN SILVI DI RUMAH INI, KAMU URUS SAJA PEREMPUAN ITU!! JANGAN PERNAH KEMBALI !!" bentak Ratih, perempuan paruh baya yang baru saja melempar gelas ke sembarang arah. Suara nya terdengar gemetar, seperti nya perempuan itu sedang menahan tangis nya.

"Ini rumah saya,dan saya akan bawa Ivi tinggal dengan saya!" tekan Bambang,laki laki yang sedang berhadapan dengan Ratih.

"Ambil apapun yang kau inginkan,tapi tolong jangan bawa anak anak." lirihnya dengan kepala yang sudah tertunduk dalam. Perempuan paruh baya itu menangis."Cukup kamu rusak kebahagiaan saya,cukup kamu tidak memberikan saya nafkah secara lahir batin,saya terima. Tapi tolong, jangan bawa anak anak dengan perempuan tidak jelas itu."

Bambang yang merasa perempuan yang sudah memuaskan nya di katai tidak jelas langsung tersulut emosi. Rahang nya mengeras,urat urat tangan yang menonjol sudah sangat kentara bahwa laki laki itu sangat marah.

"Jaga bicaramu Ratih!! Bagaimana pun,Ivi adalah anak saya,dan saya berhak atas itu!!" tekan nya. "Dan nafkah lahir batin? Apakah perempuan penyakitan seperti mu layak di beri itu?"

'BUGHH'

Bambang tersungkur ketika ada seseorang melayangkan pukulan telak tepat di wajah nya.

"ORANG TUA MACAM APA?? ORANG TUA MACAM APA YANG MENGATAI ISTRI NYA?ISTRI SAH NYA!!" gretak Barra,dada nya yang naik turun sangat menjelaskan bahwa laki laki dengan inisial BAR itu sedang sangat marah.

"INGET!!! ORANG SEPERTI ANDA TIDAK ADA HAK ATAS ANAK ANAK NYA! SEORANG AYAH YANG SEHARUS NYA MENJADI PANUTAN KELUARGA, PEMIMPIN KELUARGA,INI APA?" Barra menggantungkan ucapan nya. "Malah menjadi sampah masyarakat yang tidak berguna!" lanjutnya meremehkan.

"Barra! Jaga sopan santun mu kepada orang tua. Bagaimana pun saya tetep aya-"

"SAYA TIDAK PUNYA AYAH SEPERTI ANDA!!" tekan Barra memotong ucapan Bambang.

'Hikss'

Suara isakan itu membuat ketiga orang yang berada di ruang tamu menoleh pada sumber suara. Terlihat gadis kecil usia 9 tahun sedang menangis di bawah tangga.

"Ivi" panggil Bambang yang hendak menghampiri gadis kecil nya. Ivi yang menyadari itu,lantas berlari meminta perlindungan kepada Kakak lelaki nya.

"Bang Barra,Ivi takut,hiks" adu gadis yang masih terisak. Barra lantas berjongkok dan memeluk erat gadis itu.

"Ivi gamau punya ayah jahat kaya monster Bang. Sama bunda aja jahat,hiks. Apalagi sama Ivi,hiks"

MENTAL HEALTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang