Dengan langkah siap, Aelius turun dari motornya diikuti Helia. Mereka sudah tiba di tempat Aelius biasa untuk berlatih. Saat itu, suasana cukup sepi dan dipastikan tidak ada yang melihat mereka. Perlahan, mereka melangkah ke ruangan di mana Aelius biasa berlatih.
Sesuai kesepakatan sebelumnya, Helia bersedia untuk diperkenalkan kepada Rhein dan Caroline--tapi berhubung Caroline belum selesai dengan urusannya, maka akan diperkenalkan nanti. Awalnya, Helia terlihat ragu. Namun Aelius meyakinkannya bahwa semua akan baik-baik saja.
Ketika mereka masuk--seolah Rhein sudah tahu bahwa Helia ikut serta--tatapannya yang tajam dan nenusuk dilemparkan kearah Helia. Aelius berdeham, "Rhein, ini bukan seperti yang kau duga."
"Lalu? Kenapa kau bisa bersama Helia Elsroy?" tanya Rhein.
"Baiklah. Biar kami jelaskan!" Aelius menghela napas panjang.
Helia perlahan menceritakan apa yang dialaminya. Dari pengkhianatan Hellimoth kemudian sampai dia melarikan diri untuk keselamatannya--baik dari pihak Hellimoth maupun Calvines. Alasannya sederhana, belum ada yang dia percayai selain Aelius. Dia berpikir bahwa kesamaan nasib membawa mereka untuk bersama dalam situasi ini.
Selain itu, Helia juga memberitahu tempat persembunyiannya dan mengatakan apa yang terjadi ketika menemukan Aelius di dekat rumahnya sendiri, dalam keadaan tak sadarkan diri. Aelius mencoba berpikir alasan kenapa dia bisa sampai di situ. Dia tidak ingat selain dirinya dan Rhein yang minum-minum usai latihan.
"Hmm... aku mengerti. Kenapa kau tidak mendatangi kami lebih awal? Ketua akan memahami kondisimu," ujar Rhein.
"Saat itu, yang kupikirkan adalah... tidak ada yang akan mempercayaiku. Hal ini juga menyeret Aelius ke dalam lubang permasalahan," kata Helia sambil menunduk.
Rhein menghela napas panjang dan memegangi kepalanya. "Apa yang harus kulakukan sekarang?"
"Apa... ini hal buruk?" tanya Aelius pelan.
Rhein memandang Aelius dengan pandangan yang tak bisa diartikan. Ekspresinya seperti bingung, frustasi, dan panik. "Kau... ingat kemarin saat Caroline harus pergi, bukan? Apa kau ingat kata-katanya?"
Aelius mengerutkan kening. "Aku tidak begitu yakin, tapi ekspresinya saat itu mengatakan sesuatu yang amat serius."
"Kode empat, dia juga bilang begitu." Rhein mendengus. "Untuk artinya--"
"Kondisi mendesak, di mana seseorang--terutama yang terlibat sebelumnya--diharuskan berpartisipasi dalam kasus besar yang melibatkan dua organisasi. Kasus besar dapat berartikan kasus yang gawat dan kemungkinan besar berdampak buruk," jelas Helia kemudian menghela napas. "Kasus besar apa ini?"
Rhein terdecak. "Kasus yang melibatkan kamu. Selama ini, Caroline selalu menyelidiki pengkhianatan yang terjadi oleh Hellimoth. Dia belum bisa mengungkapkan semua karena tidak ada bukti. Kasus penyerangan vampir terakhir yang dilakukan di Lauterbrunnen--oleh kakakmu--berhasil mendapat sorotan oleh Tetua Agung."
Helia tersentak. "Apa?!"
"Ketua mengungkapkan serum dalam darah kakakmu. Sebelum dia menetralisir kakakmu dari pengaruh serum, dia mengambil sedikit sampel untuk dibawa ke Tetua Agung. Ini juga menjelaskan kenapa kehadirannya tidak ada. Kebetulan, manusia setengah vampir yang ditolong Ketua juga dalam pengawasan Caroline. Oleh karena itu, dia dipanggil. Sebenarnya, Caroline mau saja mengungkapkan semuanya. Namun, jika tidak ada bukti, perpecahan akan terjadi." Rhein menarik napas panjang.
"Ka-kalau begitu..." Helia mengerutkan kening. "... apa Hellimoth akan ketahuan?"
Rhein menatap Helia dengan tajam. "Kau satu-satunya saksi yang terlibat dalam semua ini. Namun, keteranganmu bisa bertolak belakang, mengingat tidak ada bukti. Selain serum, kita tidak tahu siapa yang membuat ini--ya, walau sekarang kita tahu bahwa itu ayahmu, tapi ingat kurasa Hellimoth sendiri sudah bersiap akan itu--dan Hellimoth dapat memutar balikkan keadaan."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fate of Elders
Vampiro- Sejak malam itu, semua berubah... - Bertahun-tahun, manusia dan vampir hidup berdampingan, menjalankan tugas yang diemban oleh masing-masing individu. Namun, hubungan antara kedua belah pihak selalu berlandaskan permusuhan meskipun tak terlihat se...