BAB 19

2K 245 59
                                    

"(Name)? Kenapa kau disini? Di malam salju dingin?" tanya (You 2)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"(Name)? Kenapa kau disini? Di malam salju dingin?" tanya (You 2)

(Name) mendongakkan kepalanya, melihat (You 2) yang memakai seragam klub dan menyodorkan tangannya.

Membantu (Name) berdiri dan (You 2) mengelus kepala (Name). Tampak memang wajah (Name) dan matanya habis menangis.

"Kenapa?" tanya (You 2)

"Hm..aku-"

"Kita dirumah saja? Anginnya sudah mulai kencang"

Rambut (You 2) berterbangan kemana-mana. Ia lupa mengikat rambutnya. (Name) menghapus air mata yang tersisa dan mendorong kopernya lalu mengikuti ke rumah (You 2).

"(You 2) habis dari klub?" tanya (Name) basa-basi

"Ya, hari ini pelanggannya cukup banyak. Aku sangat kewalahan untuk membuatkan alkohol" ucap (You 2) sambil tersenyum

"Begitu.."

"Bagaimana? Kau sudah bertemu dengan Mom? Apa yang ia katakan?"

"Berjalan mulus.."

"Begitu.."

'Dia tau tidak ya jika Rin di jodohkan? Mana temen sendiri..' batin (You 2)

•••

"Dad! Apa maksudnya? Kan sudah kubilang! Aku ingin hidup tenang dengan alur yang kubuat!" teriak Rin

Tampak wajahnya memerah menahan amarah yang sangat dipendam. Dad yang menatap itu hanya tersenyum kecil.

"Aura lebih baik..kau seharusnya tau hal itu"

"Baik apanya? Dad tau ga sih jika sekarang banyak yang sudah menemukan pasangannya masing-masing? Dad tak perlu khawatir! Aku sudah dapat pasanganku sendiri"

"Tidak. Jika kau menolak Dad keluarkan kau. Mau?"

"Aku tak peduli jika aku miskin Dad! Asalkan aku hidup dengan (Name)!"

"Kau membantah orangtua hah?!"

Dad menampar pipi Rin. Mom dan Sae yang menatap itu terkejut. Baru kali ini Rin di tampar. Sae mengigit bibir bawahnya. Suasana ini, Sae tak suka.

"Turuti apa yang Dad pilihkan. Itu sudah bisa menjadi pilihan utama Rin. Entah jika Aura meninggal, kau bisa menikahi (Name)"

"Sejahat itu? Aku tidak akan menikahi wanita sembarangan! "

"Rin! Dengarkan! Kau anak bungsu dan kau adalah harapan keluarga!"

"Sae saja bisa bebas memilih pasangan dan pekerjaan! Kenapa aku tidak?"

𝐏𝐄𝐑𝐓𝐄𝐌𝐔𝐀𝐍 𝐊𝐈𝐓𝐀 : Rin Itoshi✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang