Semenjak perkataan Dad, Rin sama sekali tidak menghubungi (Name). Ia sama sekali mengabaikan pesan dan telepon dari (Name).
Rin akhir-akhir ini juga jarang makan, susah tidur, dan jarang keluar dari kamarnya. Sae yang melihat tingkah laku adiknya pun hanya menghela nafasnya.
Siapapun akan sakit jika sudah dipertemukan dengan yang nyaman lalu dipisahkan oleh restu orangtuanya.
Rin tampak sedang di kamar dengan selimut yang menutupi seluruh badannya. Ujian kelulusan hanya beberapa hari lagi dan Rin mendapat masalah.
Ia dipaksa menjadi penerus perusahaan ayahnya dan dipaksa menikah dengan perjodohan yang dipilih oleh ayahnya sendiri.
Rin terdiam dan terisak kecil. Bagaimana ia akan mengatakan kepada (Name)? Ia akan dijodohkan? Putus? Asing?
(Name) tentu saja tidak mau hal itu terjadi. Tampak memang ia sangat bahagia di samping Rin. Begitu juga sebaliknya.
Sejak SMP, tak ada yang bisa memisahkan antara keduanya. Kenapa menjadi begini?
Rin menatap langit-langit kamarnya. Sudah sekian kalinya ia menangis sampai meredam teriakannya.
Rin memang lelah menjadi anak bungsu. Tidak seperti Sae yang bebas memilih pasangan dan pekerjaan yang ia mau.
Rin terpaksa melakukan semua hal ini karena ayahnya tidak mau malu di hadapan teman-temannya.
"Gila.." gumam Rin
Rin menatap tangannya dan ia memegang pipinya. Entah kenapa ia merasakan sentuhan hangat (Name). Tapi ini hanya halusinasi.
"Apa aku boleh menyerah? Jika aku tidak diizinkan menyerah, tolong.. semesta..balikkan aku ke penciptaku"
•••
"Rin..angkat...tolong.."
(Name) terisak pelan karena menahan air matanya. Ia sekarang berada di depan toko Ramen bibi. Tokonya tutup. Saat ini, salju akan turun.
Sejak tau (Name) hamil diluar nikah, para panti mengusir (Name). Ibu panti marah besar. Dan ya..(Name) mengalah dan mengemas barang lalu pergi.
Saat ini tujuannya hanya satu. Toko Ramen. Tapi apa? Nihil. Tak ada satupun reaksi atau suara yang bisa membukakan pintu.
Malam sudah tiba, langit menjadi gelap. Salju turun sedikit demi sedikit. Ini tujuan satu-satunya.
Rin tidak pernah mengangkat telepon dari (Name). (Name) terduduk lemas di depan toko dan menangis. Handphonenya ia jatuhkan begitu saja di lantai.
Menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan menangis kencang. (Name) memang berada di titik lemahnya.
Kenapa semesta sejahat ini? Di usir panti dan hamil?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐄𝐑𝐓𝐄𝐌𝐔𝐀𝐍 𝐊𝐈𝐓𝐀 : Rin Itoshi✅
FanfictionPertemuan pertamamu dengan Rin Itoshi? Bagaimana rasanya? anime: bluelock