Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aura duduk di kursi taman dan diikuti oleh (Name). (Name) memakan makanan yang ia beli tadi. Aura membuka bungkus makanan dan menatapnya sejenak.
"Kenapa..kamu santai saja..saat Rin marah?" tanya Aura
(Name) yang sedang menyantap makanan ia menoleh kearah suara. Aura menatapnya.
"Um ya..takut juga sih. Suasananya juga..rame ya "
"Bukankah ia sendiri yang mengatakan akan mengajakmu jalan-jalan disana?"
"Ya..mungkin dia ada sesuatu yang terjadi makanya.. mood-nya seperti itu"
Aura menganggukkan kepalanya, dan mengambil satu bakso lalu melahapnya. Aura berpikir, jika Rin marah kenapa sampai menyakitinya seperti itu?
Tapi (Name) hanya takut sementara. Lihatlah sekarang, ia dengan santai menyantap makanan yang ia beli tadi.
Aura sama sekali tak berpikir untuk pacaran, apalagi anak SMA Bluelock. Anak-anak perempuan disana sangat berbahaya. Untung saja Rin laki kejam yang mungkin perempuan sana tidak berani berbuat apa-apa.
•••
"Oi Rin. Apa yang kau lakukan pada pacarmu sendiri?" tanya Reo
Saat ini, Nagi, Reo, Rin dan gadis yang ditemukan Nagi juga entah kenapa bisa disini. Mereka ada di kelas. Reo, Nagi mereka juga satu kelas dengan Rin.
"Kau juga. Apa yang kau traktir pacarku?" tanya Rin tajam
"Aku membelikannya karena hari ini festival. Kau juga disitu akan kubayar, hanya saja kau tak ada di sana. Aura, temannya (Name) juga ku bayari"
"Bohong"
"Rin! Buat apa aku menyukai (Name)? Jika aku cinta mati pada Hani?"
"Walaupun kau mengetahui orangtuanya dibunuh dan kau hanya diam saja? Koneksi ayahmu luas"
"Ayahku sudah berusaha mencari siapa dalangnya, tetapi tak ketemu. Eh- kau jangan mengalihkan topik!"
"Kau jangan rangkul pacarku"
"Baiklah, aku salah. Tapi kau terlalu kasar untuk perempuan! Dia tak salah!"
"Aku sedang kesal, salah?"
"SALAH!"
"Memangnya ada masalah apa sampai kau seperti itu, Rin?" tanya Nagi
"Ini"ucap Rin sambil menyodorkan kotak merah yang sudah setengah hancur
