BAB 17

2.3K 257 57
                                    

Jika kalian ditanya mau masa SMA yang bagaimana? Aku tidak bisa bohong, yang aku inginkan hanya ingin hidup seperti biasanya dan kuliah seperti pada umumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika kalian ditanya mau masa SMA yang bagaimana? Aku tidak bisa bohong, yang aku inginkan hanya ingin hidup seperti biasanya dan kuliah seperti pada umumnya.

Sepertinya hal itu tak berlaku bagi (Name). Setelah kejadian itu, (Name) bertemu dengan ibu Rin. Wanita dewasa itu sangat menyukai (Name). Ia berharap dulu memiliki anak perempuan dan malah mendapatkan Rin.

Kecuali ayah. Ayah Rin tak suka dengan (Name). Ia tampak tak suka dengan takdir ini.

Ia rasanya ingin memutuskan tali hubungan antara Rin dan (Name). Sedangkan ibu Rin sangat menyukai (Name), bahkan ia mengatakan jika ia adalah calon menantunya nanti.

Kehidupan sekolah (Name) kembali seperti biasa. Menjalani kehidupan yang akan menuju masa depan yang sebenarnya.

Teman-teman kelas banyak yang sudah masuk les untuk bisa masuk universitas. Ada yang masuk tentara, polisi, dan kedinasan.

Sedangkan (Name) ia hanya duduk diam dikelas tanpa berbicara sepatah kata apapun. Aura yang melihat itu hanya diam saja. Ia tak ingin menganggu (Name).

"Aura" panggil (Name)

"Ya?"

"Nanti..kawanin..ke apotik"

"Loh?! Kau sakit? Jangan sakit! Dua minggu kedepan sudah ujian kelulusan kita lho!" panik Aura

Aura memegang kening (Name) dan lehernya. Tak panas. Aura mengernyit heran. Memangnya ia beli obat untuk siapa jika ia tak sakit?

"Kayaknya.."

"Ya? Kenapa (Name)?"

(Name) mengelap air matanya yang jatuh dan memegang tangan Aura. Dengan pelan-pelan ia menunjukkan wajahnya.

"Kayaknya..aku hamil"

•••

"Serius dong! Kapan belinya?" tanya Nagi

"Kemarin ku telepon Rin tak di angkat. Dia sepertinya tak sekolah hari ini. Dari pagi sih aku sudah izin ke guru karena ada urusan" jawab Reo

"Kapan sih beli cincinnya? Aku mau melamar dia. Memangnya tak boleh?"

"NAGI! KAU BELUM PANTAS! KERJA DAN BELAJAR YANG RAJIN!"

"Sekeras apapun belajar jika kau lupa dengan Tuhan apa artinya?"

"Ye..kita kan juga bersyukur punya otak dan ilmu yang di anugerahkan"

"Bagaimana kabar Hani?"

"Hani ya.. entahlah dia dimana. Rumahnya sudah dijual "

"Kabur?"

"Sepertinya. Aku mencoba mengirim pesan tetapi tertulis nomor sudah diganti"

𝐏𝐄𝐑𝐓𝐄𝐌𝐔𝐀𝐍 𝐊𝐈𝐓𝐀 : Rin Itoshi✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang