BAB 5

2.8K 370 122
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Semenjak kejadian itu, (Name) enggan untuk keluar dari panti asuhan. Ia hanya keluar untuk bekerja di ramen bibi.

Rasanya ia menghindari Rin. Ia tau, setiap pulang dari bekerja pasti menemui Rin yang menunggu di jembatan sungai itu.

Jembatan pertemuan mereka. (Name) selalu memilih jalan putar. Rasanya ia tidak pantas menemui seorang anak kaya raya. Ia hanya seorang manusia biasa yang nasibnya menyedihkan.

"Kakak...di pos satpam ada yang mau menemui kakak" ucap Olive

"Oh ya? Siapa?"

(Name) yang sedang membaca buku memberhentikan pekerjaannya. Ia menutup bukunya dan menghampiri Olive yang sedang di daun pintu.

"Ga tau kak. Dia anak laki-laki. Dia memakai baju hitam dan celana putih"

"Kakak! Ada tamu! Anak orang kaya!" teriak Diranda

Tiba-tiba pikiran (Name) melintas cepat. Ia tau, yang Olive dan Diranda katakan pasti tak lain adalah Rin Itoshi.

(Name) keluar dari kamar dan menuju pos satpam. Tampak para penghuni panti asuhan mengintip dari pintu depan. Mereka menatap mobil mahal yang terparkir rapi di pos satpam.

Mobil Mercedes Benz warna hitam mengkilap bersih membuat mobil itu sangatlah mahal.

Ditambah dengan bodyguard di samping Rin. Ia duduk di kursi pos satpam dan menatap (Name).

(Name) hanya terdiam di tempatnya dan berpaling muka darinya.

"Akhirnya aku menemuimu" ucap Rin

"Kenapa datang?" tanya (Name) to the point

"Aku datang..khawatir.."

"Khawatir kenapa? Seharusnya kau jangan membuang waktu untuk anak miskin seperti-"

"Kau tak miskin. Kau bisa makan setiap hari, kau bisa bersyukur hidup. Kau membiayai sekolah sendiri tanpa bantuan orang lain. Kau jauh lebih hebat daripada anak yang punya uang bekas pengorbanan ayahnya"

(Name) yang mendengar itu langsung terkejut.  Ada apa dengan Rin? Kenapa ia mengatakan seperti itu? Bukankah ia melihat dengan mata sendiri ia di bully dengan keras?

"Aku lulus di SMP bluelock....maaf.. nomormu tidak ada disana.." ucap Rin menatap kakinya

Tampak wajahnya sedih karena (Name) tak satu sekolah dengannya. Perasaan (Name) sedih. Ia padahal sudah berusaha keras mengumpulkan uang itu.

Takdir tidak menyatu mereka untuk sekolah yang sama.

"(Name)..kebetulan dekat SMP Bluelock ada SMP yang bagus..aku mohon kau masuk situ..karena lumayan dekat.." ucapnya

Rin menghampiri (Name) dan menggenggam tangannya. Para panti asuhan menatap itu dengan wajah penuh semangat.

Ada apa? Apakah anak orang kaya itu tertarik dengan (Name)? Wajar. (Name) adalah orang yang mandiri.

𝐏𝐄𝐑𝐓𝐄𝐌𝐔𝐀𝐍 𝐊𝐈𝐓𝐀 : Rin Itoshi✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang