BAB 23

2K 220 83
                                    

Semenjak (Name) pindah ke perkampungan gunung, Rin tetap mencarinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Semenjak (Name) pindah ke perkampungan gunung, Rin tetap mencarinya. Walau Sae sudah mengatakan jika (Name) ada di Miyagi.

Ia tak percaya pada kakak kandungnya itu. Kenapa? Karena kakaknya suka membohonginya.

Rin akhirnya sampai di Miyagi. Ia ingin membuktikan kebenaran sang kakak. Apakah benar (Name) ada disini?

Waktu pun berjalan terus berjalan. Tidak mempedulikan bagaimana kejadian keesokan hari atau bencana yang akan datang. Pagi hari dimana matahari mulai menampakkan dirinya, orang-orang berangkat kerja dan sekolah.

Rin. Dia di sebuah taman dengan kopi secangkir. Ia meminumnya dan meneguk perlahan-lahan. Jika dihitung, (Name) saat ini kandungannya sudah delapan bulan. Bulan depan akan memasuki masa kelahiran.

Rin menatap dirinya di kaca spion. Memang benar-benar bukan Rin Itoshi. Wajah yang tampan, mulus, bersih, putih itu sudah menghilang. Digantikan dengan wajah kusam, mata panda, dan kumis tipis-tipis yang mulai tumbuh.

Kecuali bulu mata lentiknya.

Rin memukul jok motornya. Sudah berapa banyak uang yang ia pakai untuk bensin dan makan?

"Aku bodoh"

Rin mengumpat diri sendiri dan memukul jok motor lagi. Ia benar-benar sungguh menyesal. Jika saja saat itu ia tak memarahi (Name), jika saja saat itu ia tidak mabuk, jika saja saat itu ia bisa menahan nafsunya. Maka, kejadian ini tak akan terjadi bukan?

Rin mengusap air matanya yang sempat turun. Menurutnya, ia lelaki yang tidak pantas disebut lelaki idaman. Bukti? ia saja sudah cukup menyerah. Apalagi ia sekarang baru sampai di Miyagi pagi ini.

Tiba-tiba otaknya berputar tentang iPhone (Name) dan memukul kepalanya ke jok motor.

"AKH BODOH AHHHHH" pekik Rin

"KAN ADA LACAK LOKASI DI HPNYAAAAA, KENAPA AKU TIDAK LAKUKAN DARI DULUU?!!!!" sambungnya

•••

"Kalau sudah pecah ketuban katakan pada kami ya" ucap tetangga (Name)

"Terimakasih banyak. Aku tak -"

"Kampung ini memang ramah (Name). Jangan sungkan-sungkan meminta tolong. Oh ya, bulan depan sudah lahir si kembar ya. Apa jenis kelaminnya?"

Tetangganya bernama Dwi. Ia datang jauh-jauh dari Indonesia dan menikah dengan orang Jepang.

"Satu laki, satu perempuan" jawab (Name)

"Ih! Kembar pasangan? Aku mau jugaa!! Bagaimana caranya sih dapat kembar gitu?" tanya Dwi

"Aku.. tak tau"

"Apa ada posisi khusus saat melakukan 'itu'? Sampai dapat kembar! Ah! Aku harus mengatakan ini pada suamiku!"

"Bukankah anakmu juga satu laki dan satu perempuan?"

𝐏𝐄𝐑𝐓𝐄𝐌𝐔𝐀𝐍 𝐊𝐈𝐓𝐀 : Rin Itoshi✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang