BAB 22

2K 256 63
                                    

"Kepada penumpang silahkan turun dengan hati-hati semoga sampai ke tujuan dengan selamat"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kepada penumpang silahkan turun dengan hati-hati semoga sampai ke tujuan dengan selamat"

(Name) bangkit dari duduknya dan menatap kearah pintu kereta api. Banyak orang berdesakan disana. (Name) menunggu orang-orang mulai sepi dan ia turun bersama kopernya.

"Apakah bisa saya bantu Nyonya?" tanya petugas

"Eh..tidak terimakasih"

"Tidak Nyonya, anda sedang hamil dan itu adalah tugas saya membantu Anda"

Petugas itu membantu membawakan koper (Name), dan (Name) ikut di belakangnya. Sesampai di depan taksi, petugas itu membungkuk dan tersenyum kepada (Name).

"Semoga sampai di tujuan Nyonya "

"Iya, terimakasih ya"

Petugas itu membalikkan badannya dan pergi meninggalkan (Name). Supir taksi mengangkat barang-barang (Name) dan masuk ke mobil.

"Bagaimana hari anda Nyonya? Suami anda tidak menemani?" 

"Eh..um..ya..sedang banyak kerjaan" ucap (Name) bohong

Supir menancap gas dan pergi dari stasiun. Mobil berjalan dan membawa (Name) ke daerah baru.

(Name) saat ini sedang berada di Miyagi. (Name) akan tinggal di perkampungan dekat gunung. Disana rumah-rumah sangat jarang. Kebetulan (Name) membawa uang pas dan akan tinggal disana. Lebih aman dan suasananya juga bagus.

"Alamatnya Nyonya?"

"Perkampungan gunung, lewat sekolah SMA negeri high school itu"

"Oh! Anda tinggal disana? Wah, itu keren sekali. Rumah disana sangat tradisional kan Nyonya? Suasananya juga bagus. Udaranya juga segar. Apalagi anda hamil, itu pasti sangat bagus"

"Iya..anda tinggal dimana?" tanya (Name) basa basi

"Saya? Saya tinggal di apartemen dekat bandara. Kadang-kadang saya berada di bandara, kadang-kadang saya di stasiun "

"Begitu.. istri anda?"

(Name) bertanya balik dan menatap wajah supir. Tampak helaan nafas panjang dan wajah yang sedikit menampakkan kesedihan.

"Istriku..dia selingkuh. Dia membawa hartaku dan pergi dengan pacarnya. Yah..namanya juga hidup. Tapi dia meninggalkan anak. Aku mengambil hak asuhnya. Sekarang dia sudah SMP"

"Maaf..aku tidak tau"

"Ya..tidak mengapa"

Selama perjalanan (Name) kembali diam. Tak berani mengungkit kesedihan sang supir. Itu sama saja mengungkit kesedihan (Name). Apakah Rin ingin bertanggung jawab tentang ini?

"Aku dulu.. menghamilinya" ucap supir

"Eh?"

"Iya.. aku tak sengaja menghamilinya dan lahir anak perempuan. Lalu..aku bertanggungjawab atas kejadian itu. Namun, istriku malah selingkuh. Ya.. mungkin ini pelajaran juga untuk anda . Dunia begitu kejam Nyonya"

𝐏𝐄𝐑𝐓𝐄𝐌𝐔𝐀𝐍 𝐊𝐈𝐓𝐀 : Rin Itoshi✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang