Akhirnya Sean dan Jaffin telah sampai di lokasi yang Shakiel kirimkan kepada Jaffin itu juga. Itu adalah sebuah rumah di tengah hutan. Banyak sekali motor yang terparkir di halaman rumah itu. Yang jelas, Sean dan Jaffin harus mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu mereka diserang.
Sean dan Jaffin tidak langsung memasuki rumah itu. Mereka sedang mengatur taktik agar dapat melewati orang-orang---yang tampak menyeramkan---yang ada di dalam rumah tersebut. Mereka bisa mengetahuinya karena melihat dari jendela ada banyak kepala.
Setelah memarkirkan motor cukup jauh dari keberadaan rumah itu, mereka berdua berusaha menjalani taktik kecilnya yang sebelumnya telah direncanakan. Mereka akan memasuki rumah tersebut lewat pintu belakang. Makanya, kini mereka berjalan melawati pepohonan besar di hutan ini untuk sampai ke belakang rumahnya.
Jaffin mengindik-indik agar dapat melewati dua orang bertubuh besar yang sedang menyebat di belakang markas itu.
Jaffin yakin, mereka ini hidden gang! Ya!Tidak salah lagi---karena mereka pun menggunakan gelang yang pernah ia temukan tempo hari. Wow, ia tidak menyangka jika ia akhirnya akan berhadapan langsung dengan geng yang terkenal bengis ini.
Sean di sana sedang berusaha memancing agar dua orang itu menyerang Sean. Dia sengaja menampakkan dirinya di depan dua orang itu, lalu ia mengejeknya.
Karena tidak terima, lantas dua orang itu mengejar Sean. Sebelum mereka berhasil menangkap Sean, Jaffin sudah dulu berhasil menumbangkan dua orang bertubuh besar tersebut dengan balok yang Jaffin bawa---ia menemukan balok itu di hutan tadi.
Lantas, Sean dan Jaffin ber high five ria karena rencananya berjalan mulus.
Mereka dengan hati-hati memasuki markas tersebut. Sangat beruntung karena markas sepi tidak ada orang. Mereka berdua menyusuri ruangan demi ruangan dengan pelan-pelan sampai tidak menimbulkan suara sedikitpun. Sepi.
Kemungkinan, orang-orang yang lain sedang berkumpul di depan rumah hingga keadaan bagian belakang tampak sesepi ini.
Kaki Jaffin akhirnya terhenti di sebuah ruangan yang---jika tidak salah, itu adalah gudang. Ia mengintip dari jendela, banyak barang-barang terbengkalai. Lantas, Jaffin dan Sean membuka pintu tersebut dengan hati-hati---lagi-lagi beruntung karena pintu tersebut tidak terkunci.
Sean dan Jaffin sangat kaget.
Mereka membelalakkan mata setelah netra mereka menangkap pemandangan di depannya ini.
Terlihat Shakiel yang menunduk. Kedua tangan serta kakinya dililit oleh tali. Serta, jangan lupakan banyak darah berceceran di lantai ini, juga di tubuh Shakiel! Terutama di betis serta lengan kirinya. Oh, tidak, ternyata mulutnya pun mengalirkan darah segar!
Segera mereka menghampiri teman mereka itu. Shakiel masih bernafas. Jaffin dan Sean bersyukur atas itu. Lantas mereka membantu melepaskan tali yang melilit kencang tersebut.
Sean menyobek lengan kaos panjangnya. Ia lantas mengikatnya pada luka Shakiel yang ada di betis serta lengan kirinya, agar pendarahannya dapat berhenti.
"Ell??? Lo masih sadar, kann???" Tanya Jaffin yang sangat khawatir melihat kondisi Shakiel saat ini.
Beberapa detik kemudian, Shakiel mengangguk pelan.
Shakiel masih sadar! Wow, setelah disiksa sebegitu kejamnya, Shakiel masih mampu bertahan. Memang pertahanan tubuh Shakiel sangat hebat. "Hah.. Makasih.. tapi, kalian harus.. nyelametin Ayuka sekarang..," ucapnya dengan sisa-sisa kesadarannya serta ia pun kesulitan nafas.
Jujur saja, Shakiel sudah merasa pening di kepalanya. Belum lagi rasa sakit yang ia derita kini semakin menjadi-jadi. Sangat perih ia rasakan. Sakit juga di sekujur tubuhnya---yang tak henti-hentinya dibogem oleh orang-orang itu tadi. Ia tak kuat lagi jika harus melakukan perlawanan untuk menolong Ayuka saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Gang | Enhypen Le Sserafim: Hybe [✓]
FanfictionBercerita tentang Hidden Gang, sebuah geng tersembunyi yang ada di SMA Dacelis. Minim informasi mengenai geng tersebut, bahkan sebagian besar siswa menganggap geng tersebut hanyalah lelucon semata. Menurut informasi yang telah bocor, geng tersebut t...