❏ Fail to Kidnap; Ayuka!

75 16 3
                                    

Malam ini Ayuka memandangi taburan bintang di langit dari balkon rumahnya. Ia sedang mencoba menenangkan pikirannya yang kalut ini. Ia sangat menyesali kecerobohannya. Benar kata Juno, ia terlalu gegabah. Harusnya ia memikirkan dengan matang apa-apa yang ingin ia lakukan. Tapi, tadi beneran ia keceplosan begitu saja saat ngomong dengan Zea.

Melihat Ayuka yang diam termenung di balkon sambil memandangi langit malam, Haikal langsung menghampirinya. "Dek, kamu kenapa?" Tanya Haikal sambil duduk di sebelah Ayuka.

"Eh?" Kedatangan Haikal itu membuyarkan lamunan Ayuka. "Lagi pengen di sini, langit malamnya bagus, banyak bintang," ucap Ayuka sambil mendongakkan kepalanya memandangi bintang-bintang itu.

Haikal mengangguk setuju. "Langit malam kelihatan hidup banget ya kalau banyak bintang gini?" Tanyanya sambil mendongakkan kepalanya juga.

"Setuju! Liat bintang-bintang begini, aku jadi keinget wajah ayah yang selalu bersinar kalau lagi senyum, hihi. Ayah lagi apa ya di atas sana? Aku kangen deh sama ayah," ucap gadis itu.

Haikal memandang gadis di sampingnya ini dengan tatapan berbinar. Ia tahu, adiknya ini sangat sayang dengan almarhum ayahnya. Biasanya, kalau sang adik ini sedang merasa capek, ia pasti teringat almarhum dan melontarkan pertanyaan mengenai beliau.

Tidak dipungkiri lagi, Ayuka memang anak kesayangan mendiang ayah mereka. Jadi, wajar kalau Ayuka merasa sangat merindukan sang ayah yang selalu menjadi tempat ternyamannya untuk bercerita ketika ia sedang ada dalam masalah.

"Ayah lagi senyum liat kita bisa survive sampai sejauh ini tanpa dia," ucap Haikal sambil terus memandangi langit bertabur bintang itu.

Ayuka terkekeh mendengar penuturan Haikal. "Kita bertiga hebat banget tau, yah! Kita mampu mempertahankan kewarasan kita biar nggak gila karena banyak cobaan yang malah kita cobain, haha." Haikal ikut tertawa mendengar itu.

"Bunda juga hebat, yah. Mental bunda kini perlahan mulai stabil. Tapi, ya gitu yah.. Bunda sama aku masih agak-agak sensi, hehehe," tambahnya.

Mendengar itu, lantas Haikal langsung membawa Ayuka dalam pelukannya. Lalu ia mengelus kepalanya dengan lembut. Haikal tidak pernah tega jika adiknya yang satu ini diperlakukan beda. Tapi, bagaimana lagi? Zaskia memang susah untuk mengendalikan emosinya. Dan ketika emosi, yang menjadi pelampiasannya pasti Ayuka.

Ayuka keluar dari dekapan Haikal. Ia kemudian menyandarkan kepalanya pada dada bidang Haikal lalu memandangi langit malam ini lagi.

"Kak, kenapa ya aku selalu gegabah?" Tanya Ayuka secara tiba-tiba. Ia sangat tidak nyaman dengan kelakuannya yang selalu bertindak duluan tanpa memikirkan resikonya.

"Hm? Biasanya kita gegabah karena lagi bersikap berani yang berlebihan, sih. Mungkin karena kamu kurang hati-hati, nggak bisa ngontrol emosi juga jadinya bertindak gegabah," jelas Haikal.

"Aku takut kalau sikap gegabahku ini jadi ancaman juga buat orang-orang terdekatku," ucapnya. Ayuka masih kepikiran tentang Zea yang kini mengetahui bahwa Ayuka sedang menyelidiki hidden gang. Ayuka takut, Zea bersama gengnya bertindak jauh sampai melibatkan orang-orang terdekatnya.

"Kamu kenapa, sih? Cerita sini."

Ayuka menegakkan kembali tubuhnya. "Kakak serius udah siap denger ceritaku?" Tanya Ayuka memastikan.

Haikal malah tertawa gemas melihat muka polos Ayuka. Ia lantas mengacak rambut adiknya itu. "I'm ready to listen, girl. Kenapa, sih?" Haikal mengalihkan seluruh atensinya untuk mendengar cerita adiknya.

"Kakak percaya nggak kalau aku bilang Kak Zea selingkuh?" Ucapnya mengawali pembicaraan dengan sangat hati-hati.

Haikal langsung mengerutkan keningnya. "Ini lagi? Sebelumnya kakak udah pernah bilang ke kamu deh buat jangan asal tuduh. Kenapa kamu ngelakuin hal ini lagi, hm?"

Hidden Gang | Enhypen Le Sserafim: Hybe [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang