❏ First Mission, Begin!

101 18 0
                                    

Pagi ini keadaan di sekitar bangku Ayuka sudah berisik saja. Yah, siapa lagi kalau bukan Charlin penyebabnya. Mereka berempat sedang seru bercerita. "Eh, katanya siswa berinisial G itu udah keungkap loh penyebab kematiannya," ucap Savira menginformasikan.

"Apa?" Tanya Ayuka, Zudith, Charlin kompak.

"Gue bacain, siswa berinisial G tersebut terdorong di sebuah jurang dekat jalan durian. Kemudian luka sayatan tersebut terjadi karena lengannya bergesekan dengan ranting tajam yang ada di jurang tersebut. Lebam-lebam yang ada ditubuhnya juga terjadi karena gesekan dengan benda-benda keras seperti batu yang ada di pinggiran jurang," jelasnya sambil membaca artikel yang baru saja dikirim lewat base twitter SMA Dacelis.

"Ah gitu, syukur deh kalau penyebabnya udah terungkap," ujar Zudith.

"Bener! Setidaknya si ganteng udah tenang di alam sana," timpal Charlin yang mendapat tatapan aneh dari Savira. "Ya, maksud gue siswa berinisial G! Gue nggak tau namanya cuman tau kalau dia ganteng makanya gue sebut aja si ganteng," jelas Charlin sambil mengemil camilan yang dibawa Zudith.

"Semerdeka lo aja deh, Lin," ucap Zudith.

Ayuka jadi terpikirkan tentang kematian Bobby, teman Haikal. Apakah mungkin Bobby tidak tenang karena penyebab kematiannya belum diketahui kebenarannya? Dan hanya di tulis keterangan palsu seperti siswa berinisial G ini? Yah, walaupun bisa jadi siswa berinisial G ini memang meninggal seperti itu, tapi Ayuka meragukannya.

Tiba-tiba, Jaffin menghampiri kelas Ayuka dan mencarinya. "Weh, ada anak tunggal kaya raya! Bagi ceban dong ngab!" Ucap Charlin si magadir (manusia gatau diri).

"Bagi ceban your head!"

Sontak Zudith, Savira, dan Ayuka tertawa kencang menonton kegaduhan Charlin dan Jaffin di depan mata mereka ini. "Ehh, kenapa tuh kok muka sangarnya Jaffin jadi gemes pake plester dino. Huwuw gemoyy," ejek Charlin lagi.

"Diem lo bekantan si magadir," umpat Jaffin karena terlanjur kesal dengan Charlin. Savira, Zudith, dan Ayuka semakin terbahak-bahak dibuatnya.

Sedangkan Charlin mendengus kesal. "Enak aja! gue tuh lion! Gue cakar juga lama-lama muka lo biar nambah lagi tuh plester dino!"

"Nyenyenye," ejek Jaffin.

"Haduh.. Udah deh, ada perlu apa sih lo tiba-tiba kesini? Nyamperin Yuka, kan?" Tebak Zudith kemudian.

"Cerdas. Gue pinjem Yuka-nya sebentar." Jaffin mengkode Ayuka untuk keluar kelas bersamanya.

"Lama juga boleh, Jaff," ujar Savira.

"Deket iya, pacaran kagak. Kasihan deh yang terjebak friend zone, ups," sindir Charlin.

Jaffin dan Ayuka tidak menghiraukannya karena mereka tidak merasa tersindir. Akhirnya mereka berdua keluar kelas. Mereka mengobrol di depan kelas sambil memandang pemandangan sekolah dari koridor. "Nih HP lo." Ayuka menyerahkan kepada pemiliknya.

"Thanks udah mau gue repotin dan semalem lo juga udah ngobatin luka gue. Tapi lain kali kalau beli plaster tuh yang polos, gue malu anjir diledekin orang-orang."

Ayuka sontak tertawa. "Itu tujuan gue."

Jaffin mendengus kesal. "Shakiel udah berangkat?" Tanyanya kemudian.

Ayuka menggeleng. "Gue enggak yakin dia berangkat. Biasanya dia berangkat pagi, ini udah siang tapi belum berangkat juga."

Jaffin menghela nafasnya. "Ntar pulang sekolah gue mau nyamperin ke rumah dia lagi."

"Gue ikut." Jaffin mengangguk. "By the way, kata Kak Haikal, bahaya banget Jaff kalau kita menelisik HG semakin dalam. Dampaknya nggak ke kita doang tapi orang-orang terdekat juga bisa kena," ucap pelan Ayuka, takut orang-orang di sekitar mereka mendengar.

Hidden Gang | Enhypen Le Sserafim: Hybe [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang