❏ Start The Investigation

110 17 0
                                    

Ruangan gelap tak ada penerangan. Terlihat di sana banyak barang terbengkalai sudah tak terpakai. Banyak jaring laba-laba pula yang menandakan betapa jarangnya tempat ini di jamah manusia. Ya, disinilah mereka bertiga berada. Ruang bawah tanah sekolah.

Mereka bisa memasuki ruangan itu berkat Juno sang ketos yang memegang kuncinya. Osis memang dibebaskan untuk keluar-masuk ruangan itu karena di situ terdapat berkas-berkas lama osis. Dengan flash HP sebagai penerangan, mereka bertiga berjalan lebih dalam. "Lo nemuin pin itu dimana, Pin?" Tanya Ayuka.

"Bisa nggak lo manggil gue Jaffin aja jangan Apin Apin mulu?!" Jaffin mengeluarkan unek-uneknya kalau ia tak suka dengan panggilan kecilnya itu tanpa menjawab pertanyaan Ayuka tadi.

"Upin, Ipin, Apin! hahaha," ejek Juno yang langsung ditanggapi decakan sebal oleh Jaffin. Namun Juno tak peduli, ia tetap tertawa saja.

"Udah kebiasaan!" Jawab Ayuka.

"Ya biasain lagi sekarang manggil Jaffin."

"Kenapa sih biasanya aja gapapa."

"Nggak suka."

Ayuka memutar bola matanya sebal. Karena tidak mau ribut terlalu lama, Ayuka mengiyakan saja permintaan Jaffin. "Ya udah ulang! Dimana lo nemuin pin itu, Jaffin Arlando?"

"Nih." Jaffin menyenter sebuah rak di samping mereka bertiga.

"Hmm, tapi sekarang kayaknya udah enggak ada lagi jejak mereka. Kemungkinan besar mereka udah pindah markas. Namanya juga hidden gang, kan? Mereka enggak bakalan mau kalau orang lain tau. Mungkin waktu itu, tempat ini cuman jadi markas sementara," jelas Juno menganalisis. Ayuka dan Jaffin mengangguk setuju. "Terus kita gimana? Mau tetep nyari jejak mereka disini atau keluar aja?" Tanya Juno kemudian.

"Gue masih penasaran di sudut itu." Ayuka menunjuk pojok kiri ruangan tersebut. Terlihat banyak barang berserakan di sana. "Gue ke sana dulu. Kalian nyari di sudut lain." Jaffin dan Juno pun mengangguk.

Ayuka berjalan ke sudut yang terlihat horor itu. Ia memang terbilang cukup pemberani. Ayuka mengedarkan pandangannya. Banyak berkas lama yang usang dan mungkin sudah menjadi makanan para tikus. Ia mengamati lagi benda-benda ini, berharap ia menemukan sesuatu yang akan menjadi bukti keberadaan geng tersebut. Ayuka berjongkok.

Ia menemukan sebuah gelang berwarna hitam. Ada tulisan HG, namun kecil. Mirip seperti gelang yang dikenakan Sean tadi. Ayuka segera mengantongi gelang tersebut, kemudian ia melangkahkan kakinya menuju kedua cowok yang juga sibuk mengobservasi tiap sudut ruangan.

"Guys, gue nemuin ini." Ayuka menunjukkan gelang tersebut kepada Jaffin dan Juno. Otomatis mereka mendekati Ayuka dan mengamati gelang tersebut bersama-sama. "Mending kita diskusiin di kafe aja, deh. Ada hal yang mau gue omongin juga." Kedua cowok itu mengangguk.

Mereka bertiga pergi menuju pintu. Namun, saat berjalan Ayuka melihat ada bayangan hitam di dinding yang bergerak begitu cepat. "Itu bayangan apa tadi? Kalian lihat?" Tanya Ayuka.

"Nggak, halu kali lo," ucap Jaffin.

Ayuka beralih menatap Juno, ia ingin mendengar jawabannya. Juno menggelengkan kepalanya. "Perasaan gue aja kali, ya?" Batin Ayuka. Kemudian mereka pergi menuju pintu dan akhirnya mereka bisa keluar juga dari tempat gelap dan engap itu.

Hidden Gang | Enhypen Le Sserafim: Hybe [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang