Pukul 11 malam suasana di bumi perkemahan ini masih ramai saja, meskipun tidak sedikit juga yang sudah tertidur di tendanya. Termasuk Zudith dan kedua teman kelompok Ayuka yang lain. Mereka bertiga sudah tertidur pulas. Tinggal Ayuka dan Charlin saja yang belum tidur.
Mereka berdua---tidak, sebenarnya bertiga karena dengan Savira juga yang beda tenda---memang sengaja belum tidur karena ingin memberikan surprise untuk ulang tahunnya Zudith tepat pada pukul 00.00 nanti.
Ayuka dan Charlin keluar tenda dengan hati-hati, takut membangunkan yang sedang tertidur pulas. Ayuka sibuk menggosokkan kedua telapak tangannya lalu ia tiup supaya mendapat kehangatan. Suasana malam ini memang sangat dingin hingga menusuk tulang. Charlin pun sampai tidak bisa lepas dari selimutnya yang kini masih melilit di tubuhnya.
"Kirain malem-malem begini bakalan sepi, ternyata masih banyak juga suara-suara berisik dari tenda lain. Mana banyakan lagi tuh yang pada nongkrong. Pada betah banget deh heran, gue aja udah ngantuk ini," komen Charlin yang diakhiri dengan menguap.
Jika bukan karena ingin memberikan kejutan kepada Zudith, mungkin sekarang Charlin sudah tertidur pulas seperti teman-temannya yang ada di tenda itu.
"Udah yuk, ke tenda Savira," ajak Ayuka. Kemudian mereka berdua pun melangkahkan kakinya ke tenda Savira. Charlin memang sengaja membawa selimut itu untuk menutupi tubuhnya yang kedinginan, sedangkan Ayuka cukup dengan jaket tebalnya saja.
Setelah sampai di tenda Savira, terlihat ada Savira yang berdiri sendirian di depan tenda---sengaja menunggu dua temannya itu.
"Sepi banget tenda lo, udah pada tidur?" Tanya Charlin.
Savira mengangguk membenarkan. Setelah itu, ia mengajak mereka berdua untuk menduduki sebuah bangku yang tidak jauh dari tendanya. Savira telah membawa scrapbook yang mereka buat tempo hari.
"Ini kita pesen pizza nya kapan?" Tanya Ayuka yang menyiapkan ponselnya untuk memesan pizza.
"Sekarang aja deh," saran Savira.
"Please Sav, ini udah malem loh ya kali masih banyak yang order?" Komen Charlin. "Nanti aja napa dah pesennya," sarannya kemudian.
Savira memutar bola matanya malas. "Lo kayak nggak tau kebiasaan orang Indonesia aja, deh. Sering bm malem-malem tau, contohnya gue nih," ucap Savira. "Udah sih Ka, kalau kata gue mending pesen sekarang aja. Gue kan udah berpengalaman mesen makanan online malem-malem dan itupun datengnya lama," jelasnya.
Akhirnya, Ayuka memilih untuk mengikuti saran Savira yang lebih masuk akal dan jelas. Ia memesan pizza nya.
"Sambil nunggu, mending gabung sama itu yuk, tiga cecurut yang lagi nongkrong itu!" Tunjuk Charlin kepada tiga pemuda yang sedang asik bernyanyi di depan taman.
Tidak lain dan tidak bukan, mereka adalah Sean, Shakiel, dan Jaffin. Mereka terlihat sedang bernyanyi dengan Jaffin di sana yang memainkan gitar. Charlin ingin nimbrung supaya rasa kantuknya hilang.
"Nggak, males," tolak Ayuka.
"Yah, ya udah deh gue kesana sendirian gapapa kan ini? Atau lo mau ikut gue, Sav?" Tanya Charlin kepada Savira.
Savira menggeleng. "Nggak, gue mau di sini aja sama Ayuka." Charlin mengangguk paham.
"Sebelum lo nyamperin mereka, alangkah lebih baiknya kalau lo lebarin batas kesabaran lo dulu, Lin. Lo orangnya emosian banget kayak si Zudith, masa mau gabung sama tiga orang yang jelas-jelas menguras emosi lo itu?" Kini Ayuka yang ikut memperingatinya.
"Lo bener juga. Ah tapi bodo ah emosi tinggal emosi, yang penting rasa ngantuk gue ilang," jawab Charlin. Setelah itu, ia melangkahkan kakinya mendekati mereka bertiga lalu ikut nimbrung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Gang | Enhypen Le Sserafim: Hybe [✓]
FanficBercerita tentang Hidden Gang, sebuah geng tersembunyi yang ada di SMA Dacelis. Minim informasi mengenai geng tersebut, bahkan sebagian besar siswa menganggap geng tersebut hanyalah lelucon semata. Menurut informasi yang telah bocor, geng tersebut t...