Keduanya kini saling pandang, kedua mata yang saling meyiaratkan kerinduan itu bertemu.
Perlahan Kalyan melangkah kan kaki panjangnya, tangan yang tadinya berada disaku celananya kini ia arah kan untuk menyambut tangan gadisnya.
Tanpa ragu Mafi mengarahkan tangannya ke tangan Kalyan yang menyebabkan Mafi langsung berada dalam dekapan hangat Kalyan
Pecah sudah, isak tangis yang semula mereda kini meledak kembali.
"Iyan jahat hiks..."
Tak ada jawaban dari Kalyan, lelaki itu membiarkan gadis kecilnya menumpahkan segalanya dalam dekapannya. Ia rindu pelukan hangat ini, ia rindu gadis kecilnya yang manja, ia rindu Mafi-nya.
Tangannya terus mengusap surai hitam milik Mafi, perlahan isak tangis Mafi mulai reda, menyisakan matanya yang sembab dan hidungnya yang sudah sangat merah.
"Maaf" ucap Kalyan sangat lirih.
Mafi mendongakkan pandangannya, kini netranya menatap Kalyan dengan lekat, dan Mafi diam sesaat kemudian ia menganggukan kepalanya mantap. Tubuh mungil nya kembali ia sembunyikan dalam dekapan Kalyan.
"Baikkan ya?"
Lagi-lagi Mafi tak berniat menjawab, ia hanya memberikan anggukannya saja. Kalyan yang melihat itu pun hanya terkekeh kecil, ah gadis kecilnya benar-benar lucu sekali.
Sadar akan kehadiran Gibran, Kalyan buru-buru menyuruh Mafi melepaskan dekapannya.
"Hei, udah okay, lihat tuh Gibran dari tadi liatan kita" ucap Kalyan sambil mencoba melepaskan pelukan erat Mafi.
Gibran yang merasa namanya disebut pun hanya bisa menampilkan senyuman konyol nya, sambil terus menggaruk belakang lerenya yang tak gatal.
"Gak mau, Mafi malu, muka Mafi udah berantakan banget Iyan, kalau Gibran liat pasti dia langsung ngetawain Mafi"
"Ye dasar bulol, ngomong aja kalau lo lagi modus kan pengen dipeluk si Kalyan terus" ucap Gibran.
Mafi yang tak terima di fitnah seperti ituu langsung melepaskan dekapannya dari Kalyan dan membalikkan badannya menghadap Gibran sambil melayangkan tatapan yang siap membunuh orang yang ditatapnya.
"Apa hah?!" tanya Gibran sambil menaruh tangannya dikedua pinggangnya.
Tak ingin kalah, Mafi pun melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan oleh Gibran, "Gibran berisik! Mafi lagi kangen tau sama Iyan."
"Yuk Iyan kita pulang, biarin Gibran disini sendiri" ucap gadis mungil itu sambil menarik lengan Kalyan meninggalkan Gibran sendiri.
Kalyan yang ditarik secara tiba-tiba itu pun langsung melangkah kan kakinya mengikuti gadisnya, sebelum benar-benar pergi Kalyan sempat bersitatap dengan Gibran.
Gibran yang mengerti arti tatapan itu hanya membalasnya dengan anggukan dan senyum simpulnya.
Kalyan dan Mafi kini sudah benar-benar pergi meninggalkan nya sendiri, "huh, akhirnya kelar juga tuh konflik mereka."
"Sekarang waktunya gue cari pujaan hati gue, ga terima gue si Mafi aja ada yang mau, masa gue yang kelewat perfect ini masih jomblo."
"Gue harus mengakhiri kesendirian ini pokoknya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIYAN [END✔️]
Teen Fiction> Karizyana Rakmafika Wijaya, gadis manja dengan segala keceriannya mampu membuat Wirasana Kalyan Adiputra berada disisinya sedari kecil. Entah bagaimana caranya seorang Kalyan yang dingin hanya bisa bersikap hangat pada keluarganya dan juga Mafi si...