Akibat Insiden tadi pagi yang menimpa Mafi, kini Kalyan dan Mafi pun tengah menjalani hukuman karena telah telat masuk pada kelas pertama mereka.
Walaupun kaki Mafi masih sedikit ngilu, tapi ia masih tetap menjalani hukuman nya bersama Kalyan. Rasa tidak tega sebenarnya sedari tadi sudah menghantui Kalyan, namun Mafi bersih keras untuk menyelesaikan putaran terakhirnya.
Tepat pada putaran terakhir, bel sekolah pun berbunyi menandakan bahwa waktu istirahat telah tiba. Semua murid mulai berhamburan ke kantin guna mengisi perut yang sudah minta diisi.
Kalyan yang melihat Mafi bercucuran keringat pun langsung segera menghampirinya dan menarik Mafi ke tepi lapangan, Kalyan merogoh saku celana nya untuk mengambil sebuah handuk kecil guna mengelap keringat Mafi.
Tanpa sadar kegiatan yang dilakukan oleh Iyan mengundang banyak perhatian dari siswa-siswi disekitarnya.
"I--Iyan udah cukup, Mafi malu" ucap Mafi sambil menundukkan kepalanya
"Ngapain malu sih Fi, muka Iyan ganteng gini kok malu." balas Kalyan dengan muka sok cakepnya.
Teriakan para gadis yang tengah memperhatikan mereka pun malah semakin kencang karena ekspresi Kalyan yang begitu tampan dimata mereka, dengan keringat yang berjatuhan di muka Kalyan menambah nilai plus bagi mereka.
Jika dilihat dari muka dan sifat, Kalyan memanglah sosok pria dingin tak tersentuh. Namun lain halnya jika Kalyan tengah berada diantara orang-orang terdekatnya. Kalyan akan berubah 90% menjadi pria yang humoris, contohnya yah saat Kalyan bersama Mafi.
Bosan mendengar suara teriakan yang mengganggu indra pendengarannya, Kalyan langsung menarik Mafi menuju kantin sekolah untuk mengisi perut yang telah didemo oleh cacing-cacing didalam perut mereka.
Sesampainya didepan kantin keduanya langsung disuguhi banyaknya orang yang tengah lalu lalang memesan makanan maupun minuman, Kalyan mengedarkan pandangan nya guna mencari tempat yang masih kosong.
Dan pandangan Kalyan langsung jatuh pada kursi kosong yang berada dipojok kantin sana, kini keduanya pun langsung duduk di kursi itu dan memesan beberapa makanan.
Ketika tengah asik melahap makanannya, tiba-tiba saja seorang laki-laki menghampiri nya dan menumpang ikut duduk disana.
"Sorry, gua ikut gabung disini gak masalah kan? Semua tempat dah berpenghuni, dan gua liat ditempat kalian masih bisa nampung satu orang lagi, " Ujar laki-laki yang bername-tag Farel Zikri Widianta atau yang kerap disapa Farel itu.
Mafi pun menganggukan kepalanya pertanda bahwa Farel boleh ikut gabung bersama nya, toh itung-itung menambah teman bukan. Lagian sedari pagi Mafi dan Kalyan pun belum mendapatkan seorang teman baru, jadi ini kesempatan untuk mereka berdua memulai pertemanan dengan orang baru.
Kini semuanya larut dengan percakapan santai mereka, Farel yang ternyata memiliki sifat humoris dan cepat menyesuaikan diri menjadi lebih mudah untuk berkomunikasi, hal itu pun membuat mereka kini semakin akrab.
Ketika tengah asik berbincang, tiba-tiba bel pertanda masuk jam terakhir pun berbunyi dan mengakibatkan mereka bertiga harus segera pergi kekelas masing-masing.
Mafi mulai melangkah meninggalkan Kalyan dan Farel karena letak kelas Mafi dengan mereka berdua berbeda. Lain halnya dengan Kalyan dan Farel, ternyata mereka berdua satu kelas yakni kelas 10 IPA 2.
Sesampainya Mafi dikelas, Mafi pun langsung mencari kursi yang masih kosong tanpa penghuni. Karena Mafi tiba dikelas pada jam terakhir jadinya ia mendapatkan tempat duduk dibarisan ketiga bagian tengah, yah itu bukanlah masalah besar baginya.
Perlahan Mafi duduk disana dan langsung menyiapkan alat tulisnya yang akan digunakan, namun ketika Mafi mengeluarkan buku catatan nya tiba-tiba saja seseorang gadis dengan poni didepan nya menghampiri Mafi.
Dengan tingkat kecerian yang tak ada habisnya, Mafi memutuskan untuk memulai perkenalan dengannya.
"Hallo, nama aku Karizyana Rakmafika Wijaya, Iyan biasanya manggil aku 'Mafi', kalau kamu mau panggil aku Mafi juga gapapa kok. Em atau kamu mau panggil aku Ana?"
"Eh gak, gak! Gue panggil lu Mafi aja, cukup nama gue aja Anna, gak usah ada yang lain." Jelas gadis itu yang bernama lengkap Ferisyanna Ananda Mikola, atau yang lebih dikenal dengan Anna.
Setelah sesi perkenalan Mafi dengan Anna, guru yang mengisi jam terakhir pun tiba-tiba masuk dan langsung mengambil alih kelas mereka.
Suasana yang tadinya bising pun langsung berubah menjadi hening, kini semuanya tengah fokus pada pembahasan yang disampaikan oleh guru tersebut.
Beberapa jam kian berlalu, dan kini tibalah waktunya untuk mereka pulang. Mafi sudah merapihkan alat tulisnya, dan kini ia berniat untuk menjemput Kalyan dikelasnya.
Walaupun Mafi masih terbilang murid baru disini, tapi ia begitu hapal dengan jalan yang menuju kelas Kalyan.
Disetiap lorong kelas Mafi selalu menebarkan senyuman nya guna menyapa mereka semua, dan setelah melewati beberapa lorong kini Mafi sudah tiba didepan kelas Kalyan.
Mafi melihat Kalyan masih merapihkan alat tulisnya, selang beberapa menit akhirnya Kalyan pun selesai dan langsung menghampiri Mafi.
"Udah nunggu lama kah?" tanya Kalyan sambil mengusap lembut kepala Mafi.
Kalyan memang selalu bersikap manis pada Mafi, namun baginya sikap tersebut hanyalah tanda sayang sebatas sahabat saja tidak lebih.
"Gak begitu lama kok, cuma beberapa menit aja" jawab Mafi.
"Lain kali langsung masuk aja, jangan nunggu diluar kaya gini yah,"
"Siap delapan enam komandan!" ucap Mafi sambil mengambil sikap hormat pada Kalyan.
See u next part, guys👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIYAN [END✔️]
Teen Fiction> Karizyana Rakmafika Wijaya, gadis manja dengan segala keceriannya mampu membuat Wirasana Kalyan Adiputra berada disisinya sedari kecil. Entah bagaimana caranya seorang Kalyan yang dingin hanya bisa bersikap hangat pada keluarganya dan juga Mafi si...