Hari ini Mafi memutuskan untuk berangkat bersama Gibran, karena Mafi tahu bahwa Kalyan akan menjumput Tasya lagi.
Mengingat kebersamaan Kalyan dengan Tasya rasanya Mafi selalu kesal, entahlah dia pun terlalu bingung menghadapi dirinya sendiri.
Kini ia sudah siap dengan seragam yang melekat ditubuhnya, disertai make up tipis dan juga rambut digerainya menambah kecantikan Mafi hari ini.
Dan jangan lupakan tas yang penuh dengan gantungan kunci beraneka ragam bentuk Gajah.
Semuanya sudah siap, kini Mafi tinggal menunggu kedatangan Gibran saja. Sudah beberapa menit Mafi duduk diterasnya sambil memperhatikan Kalyan yang tengah memanaskan mesin motornya.
Tak ada percakapan diantara keduanya, Mafi yang tipikal bawel pun kali ini tak berani membuka suara dihadapan Kalyan.
Hening sesaat, sampai akhirnya Gibran tiba di rumah Mafi dengan sepeda motornya, lengkap dengan satu helm di jok belakang motor Gibran.
Mafi yang menyadari kedatangan Gibran pun langsung menghampiri Gibran.
"Pake!" titah Gibran sambil memberikan helm yang dibelakang jok motornya itu kepada Mafi.
Layaknya anak kecil yang penurut, Mafi langsung memasangkan helm tersebut ke kepalanya. Setelah selesai dengan helmnya, Mafi kemudian duduk dijok belakang Gibran.
"Ayok Gibran berangkat," ucap Mafi sambil menepuk pundak Gibran pelan.
Tanpa banyak bicara lagi, Gibran pun mulai menyalakan mesin motornya dan melaju kejalanan yang sudah dipenuhi oleh beberapa kendaraan, baik roda dua maupun roda emat.
Dilain sisi, Kalyan hanya mampu memperhatikan Mafi secara diam-diam.
"Shit! kenapa Mafi malah makin deket sama Gibran, bangsat?! kalau gini mending gue batalin semua rencana si cewek sialan itu!,"
"Persetan dengan perasaan gue!" lanjut Kalyan sambil mengacak rambutnya frustasi.
Di lain sisi Tasya tengah menunggu Kalyan di halte dekat rumahnya, akhir-akhir ini Kalyan sudah sepakat untuk pulang pergi bersamanya.Setengah jam berlalu, dan Kalyan pun belum sama sekali menampakkan batang hidungnya. Tasya yang mulai muak menunggu pun akhirnya memutuskan untuk memesan ojek online.
"Gila kali yah tuh orang! Nyesel gue suka sama orang yang medelan kaya si Kalyan." Sumpah serapah pun tak henti-hentinya Tasya lontarkan untuk Kalyan.
Dari kejauhan Tasya mendengar deruan suara motor yang akan mendekatinya, mau tak mau Tasya pun mengedarkan pandangannya menggunakan mata sipit nya.
Motor yang tadi masih berada dikejauhan itu pun kini sudah berhenti tepat dihadapan Tasya, dan ternyata orang itu adalah Kalyan, sosok yang sedari tadi sudah Tasya tunggu akhirnya tiba dihadapannya.
Tanpa basa basi terlebih dahulu, Kalyan langsung menyodorkan helm yang ia bawa kepada Tasya. Bukannya menerima, Tasya justru malah melempar helm itu ke jalanan.
"Gila lo!" sarkas Kalyan.
Tasya tak merespon ucapan Kalyan, dan memilih bungkam.
"Ambil atau gue tinggal?!" titah Kalyan sambil menunjuk helm yang berada dijalanan itu.
"Yaudah sana lo berangkat! lagian gue juga dah pesen ojek online,"
"Dan yah, tuh abang ojek onlinenya dah nyampe!" lanjut Tasya sambil meninggalkan Kalyan, dan mulai menghampiri ojek online yang telah ia pesan.
Melihat respon Tasya, Kalyan hanya bisa terdiam ditempat dan memandang kepergian Tasya bersama ojek online tersebut.
"ARGH! KENAPA JADI GINI, SIALAN?!"
See u next part, guys👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIYAN [END✔️]
Teen Fiction> Karizyana Rakmafika Wijaya, gadis manja dengan segala keceriannya mampu membuat Wirasana Kalyan Adiputra berada disisinya sedari kecil. Entah bagaimana caranya seorang Kalyan yang dingin hanya bisa bersikap hangat pada keluarganya dan juga Mafi si...