Pagi ini Mafi memutuskan untuk berangkat lebih awal agar ia tak bertemu dengan Kalyan. Ucapan Kalyan tadi malam masih terdengar jelas di telinga Mafi.
Setelah melangkahkan kaki beberapa meter dari rumah, kini Mafi sudah berada di halte dan langsung memilih duduk sambil menunggu bus datang.
Beberapa menit berlalu, dan bus pun tak kunjung datang. Mafi kini sudah mulai merasa panik, karena jam ditangannya sudah menunjukkan jam tujuh kurang lima belas menit lagi, sedangkan jarak rumah Mafi kesekolah dibilang cukup jauh.
Layaknya keberuntungan yang berpihak padanya, dari kejauhan Mafi melihat sosok laki-laki tengah melaju kencang dengan menggunakan seragam sekolah yang sama dengannya.
Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada, Mafi pun langsung berdiri ditengah jalanan yang sepi itu sambil merentangkan kedua lengannya.
Pengendara motor itu pun dengan segera menurunkan kecepatan motornya.Tepat ban motornya yang mengenai rok sekolah Mafi, laki-laki itu membuka kaca helm nya sambil menyumpah serapahi kegilaan Mafi tadi.
"Gila lo!! Kalau mau mati konyol gak usah bawa-bawa gue!!" tegas laki-laki itu dibalik helm nya.
Mafi tak mengindahkan ucapan laki-laki itu, dan malah menepuk pundak laki-laki itu sambil berucap, "Kalau kamu ngomel terus kita bisa telat! ayok buruan berangkat, nanti ngomelnya lanjut disekolah aja!"
Mau tak mau laki-laki itu pun menuruti apa yang Mafi ucapkan.
Selama perjalanan menuju sekolah, keduanya hanya saling diam dan fokus pada aktivitas masing-masing, hingga kini keduanya pun telah sampai disekokah.
Mafi memutuskan langsung turun dari jok motor dan pergi begitu saja meninggalkan laki-laki itu yang tanpa Mafi sadari adalah sosok laki-laki yang kemarin telah menubruknya didepan kelas, yang tak lain dan tak bukan adalah Gibran.
Gibran yang baru saja membuka helm full face nya hanya bisa menatap kepergian Mafi dengan sorot mata yang sulit ditebak.
Di lain sisi Kalyan sedang berada di depan rumah Mafi, awalnya Kalyan akan menjemput Mafi seperti hari-hari biasanya. Namun, kata Bunda Mafi sudah berangkat lebih awal, jadi Kalyan pun memutuskan untuk berangkat seorang diri.
Seolah keberuntungan sedang tak berada dipihaknya, kini gerbang sekolah sudah benar-benar tertutup rapat dan tak membiarkan Kalyan masuk.
Tak jauh dari gerbang sekolah, terlihat Pak Jono sedang duduk santai sambil ditemani secangkir kopi hitam dan juga beberapa gorengan bakwan yang masih terlihat panas.
"Pak Jono," Kalyan memanggil Pak Jono.
Satpam yang bernama Jono itu pun langsung berdiri tegap dan menghampiri Kalyan yang tadi memanggil dirinya.
"Ada apa den?" tanya Pak Jono.
"Bisa tolong bukain gak pak? Ini kan saya baru telat beberapa menit." tawar Kalyan
Dengan tegas nya Pak Jono menggelengkan kepala, "Maaf den, peraturannya jika ada siswa telat bapak tidak boleh membukakan gerbangnya."
Baru saja Kalyan akan meminta penawaran lagi terhadap Pak Jono, tiba-tiba saja seorang guru piket datang menghampiri keduanya.
"Ada apa ini?" tanya guru piket itu.
"Ini dia Pak, murid yang telat dan meminta saya untuk membuka kan pintu gerbang agar bisa masuk," jelas pak Jono.
Guru piket yang bernama Irfan itu pun mengangguk kan kepalanya, dan langsung membuka pintu gerbang yang telah tertutup rapat itu.
Kalyan yang tak menyangka pun hanya bisa bengong menyaksikan pintu gerbang yang perlahan-lahan mulai terbuka, "Ini saya boleh masuk pak?" tanya Kalyan.
"Ya, tapi sebelum kamu masuk ke kelas dan mulai pelajaran hari ini, kamu harus berdiri ditengah lapangan selama 30 menit sebagai hukumannya karna kamu telah telat."
Setelahnya, Kalyan benar-benar menjalankan hukumannya dan kini ia sudah berdiri tepat dilapangan.
Tak banyak siswa maupun siswi yang memperhatikannya, karena saat ini masing-masing kelas tengah disibukkan dengan kegiatan belajar mengajar yang sudah dimulai sejak satu jam yang lalu.
See u next part, guys👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIYAN [END✔️]
Teen Fiction> Karizyana Rakmafika Wijaya, gadis manja dengan segala keceriannya mampu membuat Wirasana Kalyan Adiputra berada disisinya sedari kecil. Entah bagaimana caranya seorang Kalyan yang dingin hanya bisa bersikap hangat pada keluarganya dan juga Mafi si...