01. Gadis penyuka hujan

325 151 287
                                    

"Menyukaimu seperti bermain hujan. Aku akan selalu senang, walaupun akhirnya aku sakit."

--

Sore ini, hujan turun dengan sangat deras. Bel pulang sudah berbunyi 10 menit yang lalu, namun sebagian siswa-siswi SMK Airlangga masih berada di sekolah karena tak ingin hujan-hujanan.

Hari ini adalah hari Rabu, yang artinya besok seragam akan di kenakan kembali. Maka dari itu, mereka lebih memilih meneduh dan menunggu sampai hujan reda.

"Al, balik aja, ayo!" ajak Shelila pada sahabatnya.

"Ck, lo nggak lihat tuh hujan gede banget?!"

Shelila menghela nafas kasar, ia kembali duduk di kursi yang berada di koridor lantai satu. "Gue laper, Al..." rengek Shelila.

"Sama, gue juga!"

Hujan semakin deras dan tak ada tanda-tanda untuk berhenti. Shelila, gadis itu terus menatap rintik hujan yang jatuh ke bumi. Ia menyukai hujan, ia suka bagaimana caranya hujan turun, dan terkadang, ia ingin terjun bebas seperti hujan.

Shelila bangkit, membuat Aleena menatap dirinya. "Apa? Gue mau ke WC." ucap Shelila ketika ia merasa di perhatikan oleh Aleena.

Aleena hanya mengangguk, "Jangan lama-lama!"

Bukannya menjawab, Shelila hanya memberi jari tengah pada Aleena. Ia sesekali mengomel mengapa Aleena tak mau menerobos hujan? Padahal bermain hujan itu menyenangkan.

Raut wajah yang sedari tadi kesal, berubah menjadi ceria ketika maniknya menangkap sosok Reiki yang tengah berdiri di hadapan kelasnya.

Jantungnya berdegup kencang ketika ia melewati Reiki. Tatapan keduanya sempat bertemu, membuat Shelila salah tingkah.

"Lila!" teriak Aleena dari jarak yang tak jauh di belakang dirinya.

"Gue udah di amuk nyokap gue, ayo pulang sekarang aja!" ucap Aleena yang tiba-tiba berubah pikiran.

Gadis itu tersenyum senang, sebelum akhirnya mengangguk. "Nih, bawa!" ucap Aleena yang langsung memberikan sebuah kresek berisi sepatu milik keduanya.

Ia memejamkan mata sejenak, dan menyumpah serapahi Aleena di dalam hati. Bisa-bisanya ia menyuruh Shelila membawa kantong kresek besar yang hanya berisi 2 pasang sepatu. Sedangkan, posisinya Shelila berada di hadapan seseorang yang Shelila sukai.

Dengan kesal, Shelila membawa kantong kresek itu pada pundaknya seperti seorang pemulung. Toh sudah kepalang hilang imagenya, kan?

"Tungguin gue, Aleena!" teriak Shelila membuat dirinya tak sadar bahwa sedari tadi Reiki tengah tersenyum karena ulahnya.

Mereka akhirnya sampai di parkiran. Keduanya menghela nafas sebentar, karena jarak yang jauh dari kelasnya dan parkiran yang berada di ujung sekolah.

"Yang buat parkiran siapa sih? Pengen banget gue sumpahin." omel Shelila.

"Udah brisik! Cepet pake helm lo!" tegur Aleena.

"Gue mau hujan-hujanan, nggak mau pake helm."

"Ck, nanti kalo jatoh, pala lo bocor, mau?"

HE IS KETUA MPK ( SELESAI✓ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang