Bagaimana ketika tutur kata dan prinsip tak sealur dengan takdir?
Sebagai manusia, tentu boleh berprinsip apapun, dan merencanakan apapun untuk hidup. Namun, terkadang prinsip dan rencana itu hancur perlahan hanya karena sebuah takdir.
Seperti Shelila Alzena. Gadis yang terbilang tak pandai bersosialisasi dengan orang-orang itu, merusak prinsipnya hanya karena sebuah takdir yang sudah di tentukan untuknya.
Siswi kelas 12 di salah satu SMK swasta yang bernama SMK Airlangga. Gadis yang mengambil jurusan Administrasi Perkantoran itu, adalah seorang gadis yang biasa-biasa saja. Bukan gadis famous yang terkenal di sekolah. Bukan gadis yang terlahir dari anak orang kaya. Bukan juga gadis pintar yang selalu memenangkan juara dan mendapatkan peringkat di kelasnya.
Gadis itu, hanya gadis biasa yang menyukai musik dan hujan. Gadis yang hidupnya selalu mengikuti alur kehidupan. Gadis yang tak punya banyak teman. Gadis yang tak aktif, dan hanya bisa tertidur pada saat jam kosong di sekolah.
Introvert, mungkin kata itu adalah kata yang pas untuk mendeskripsikan dirinya. Namun, gadis yang tak suka keramaian, dan susah untuk bergaul dengan orang baru itu akan banyak bicara jika bersama orang-orang terdekatnya.
Saat itu, hari dimana ia bertemu dengan seseorang yang mendobrak kencang hatinya. Seseorang yang dengan tak sopannya memasuki hatinya yang sudah ia tutup rapat selama 3 tahun.
"Awas kepleset!"
Hanya dengan dua kata itu, gadis itu membiarkan hatinya terbuka lebar. Membiarkan kunci itu terbuang bebas, hingga seseorang bisa masuk dengan cepat kedalam hatinya.
Hari itu, dengan suasana hujan deras dan petir yang bergemuruh, ia benar-benar menerima kenyataan bahwa ia jatuh hati pada sosok pemuda yang notabenya adalah adik tingkatnya.
Reiki Alterio Savian.
Ketua MPK yang berhasil mengobrak-abrik hati Shelila. Seorang ketua MPK yang sangat banyak di gemari oleh kaum hawa. Seorang ketua MPK yang terkenal di seluruh penjuru sekolahnya.
Dia, pemilik senyum manis yang sialnya hanya orang-orang yang beruntung saja untuk menikmati senyum itu. Dengan wajah tampan se-simetris mungkin. Alis yang tak terlalu tebal, hidung yang mancung, dan bulu mata yang lentik.
Pemuda yang mungkin memiliki tinggi sekitar 178 cm. Pemuda yang setiap harinya selalu bersama dengan jaket biru dongker dan earphone hitam favoritnya.
Pemilik jaket biru yang berhasil membuat seseorang terserang rindu. Pemilik jaket biru, yang selalu berhasil membuat seseorang tersipu.
Siswa kelas 11 yang mengambil jurusan Akutansi itu benar-benar membuat prinsip Shelila hancur seketika.
Prinsip yang selama ini ia tanamkan agar tak pernah jatuh hati pada seorang pemuda yang lebih muda darinya. Kini, ia harus menelan kembali prinsip itu.
•••
Jam menunjukan pukul 15.45. Bel pulang sekolah telah berbunyi membuat semua siswa-siswi SMK Airlangga bersorak senang. Meskipun hujan turun dengan deras, itu tak akan menjadi penghalang mereka untuk pulang ke rumahnya.
Sama seperti Shelila, ia kini sudah menjinjing sebuah kresek berisi sepatu, dan beberapa buku paket yang ia bawa di totebag.
Dengan langkah pelan, Shelila menggandeng lengan temannya yang bernama Aleena. Langkah Aleena yang sangat lebar, membuat Shelila kuwalahan. Bukan apa-apa, di koridor saat ini licin, ia hanya tak ingin tergelincir dengan gaya yang konyol di hadapan banyak orang.
"Al, bentar! Gue mau naro hp gue dulu di tas." ucap Shelila membuat langkah Aleena berhenti.
Mereka berhenti tepat di depan kelas 11 Akutansi 3. Setelah selesai menyimpan handphonenya, Shelila kembali berjalan.
"Anjing, Al!" teriak Shelila panik saat Aleena tak sengaja menyenggol dirinya hingga hampir saja tersungkur.
"Eh, awas kepleset!" reflek seseorang yang berada di ambang pintu kelas 11 Akutansi 3.
Shelila tak tau, jika seseorang itu sedari tadi memperhatikan dirinya dengan Aleena. Ia sudah mewanti-wanti ketika Aleena berjalan dengan cepat hingga Shelila kuwalahan mengikuti langkah kakinya.
Shelila menoleh pada pemuda itu, maniknya bertemu, mereka berkontak mata cukup lama membuat jantung Shelila tiba-tiba berdetak lebih cepat.
Shelila hanya menyengir kuda, lalu beralih melirik Aleena dan memukul lengan sahabatnya dengan kasar.
"Sakit, La!" protes Aleena.
"Lo sih! Makannya jalan yang kalem! Kalo gue jatoh kan nggak lucu." omel Shelila.
"Lagian lo ribet banget! Bawa banyak banget barang, kaya mau ngungsi aja." cibir Aleena.
"Bukannya bantuin, malah-"
DUARR..
"Argh, Ibu!!!" teriak Shelila memotong ucapannya sendiri ketika suara petir bergemuruh dengan sangat kencang.
"La, ayo pulang, argh! Ngeri banget gue." ucap Aleena yang langsung menggandeng tangan Shelila pergi dari sana.
Tanpa di sadari, sepanjang jalan menuju parkiran, Shelila terus tersenyum dan kembali membayangkan ucapan pemuda yang merupakan adik tingkatnya itu.
Awalnya, ia hanya kagum pada pemuda itu. Hanya mengagumi layaknya seseorang pada objek indah yang Tuhan ciptakan. Namun detik itu juga, diiringi dengan hujan deras dan petir bergemuruh, Shelila jatuh hati pada pemilik jaket biru, yang kini benar-benar membuatnya tersipu.
Ia membiarkan prinsipnya hancur lebur, dan membiarkan hatinya terbuka lebar, melepaskan perasaannya dan mengikuti alur kehidupan yang mungkin akan lebih bahagia, hanya karena dua kata yang pemuda itu ucapkan padanya.
Kini, selamat menyambut hari-hari penuh kegembiraan. Hidup yang sebelumnya gelap dan hambar, kini berubah menjadi memiliki banyak warna.
Hanya karena Reiki.
✓✓✓
Hallow!!
Gimana perkenalannya nih? Penasaran nggak sama Reiki? Kira-kira kisah cinta Shelila mulus nggak ya???
Komen buat next part!!! >>
KAMU SEDANG MEMBACA
HE IS KETUA MPK ( SELESAI✓ )
RandomShelila Alzena. Gadis yang mempunyai prinsip tak akan pernah jatuh cinta pada seorang pemuda yang lebih muda dari dirinya. Gadis yang sekarang menelan ucapannya lagi--karena sialnya, si ketua MPK yang notabennya adalah adik tingkat dirinya, berhasil...