11. Insecure

115 61 110
                                    

"Hal yang paling aku benci ketika menyukai seseorang adalah, rasa tak percaya diri ketika melihat gadis yang lebih segalanya dariku."

---

Hari Senin telah tiba, semua siswa-siswi kembali melakukan kegiatannya di sekolah. Hal yang pertama di lakukan pada Senin pagi adalah Upacara bendera.

Seperti sekarang, SMK Airlangga baru saja selesai melakukan Upacara bendera. Semua siswa-siswi berbondong-bondong untuk pergi dari lapangan yang sangat panas. Mereka kembali ke kelas masing-masing, namun ada juga yang ke kantin terlebih dahulu untuk sekedar membeli minum atau mengistirahatkan diri.

Shelila dan juga Aleena kini melangkahkan kakinya di koridor utama untuk menuju ke UKS. Wajah Shelila yang pucat, dan juga langkahnya yang lemas membuat semua orang tau bahwa gadis itu sedang sakit.

Di jalan menuju UKS, langkah mereka terhenti karena berpas-pasan dengan Reiki dan juga Gibran. Shelila mendongak, menatap Reiki yang kini menatapnya.

"Kenapa?" tanyanya.

"Biasa, dia belum sarapan, di paksain ikut upacara. Untung aja nggak pingsan." Jawab Aleena.

Reiki melirik sejenak pada Aleena yang sudah menjawab pertanyaannya. Detik berikutnya, ia kembali menatap Shelila.

"Lo di cariin Fariz di kantin, Shelila biar sama gue." ucap Reiki membuat Shelila terkejut.

"Beneran?" tanya Aleena tak percaya.

"Bener."

Aleena mengangguk cepat, lalu melirik pada Shelila. "Lo sama Reiki ya, gue temuin Fariz dulu, nanti gue ke UKS." ucapnya lalu pergi dari sana.

Shelila hanya diam, ia juga kehabisan tenaga untuk berbicara. Agaknya semua badannya tak bisa di ajak bersahabat sekarang. Semuanya mati rasa, badannya lemas, kepalanya pusing, dan perutnya juga sakit.

"Lo ke kelas duluan aja!" ucap Reiki pada Gibran.

Gibran mengangguk, lalu menepuk pundak Shelila pelan, "Cepet sembuh!" ucapnya.

Kini tinggal tersisa Reiki dan Shelila. Shelila benar-benar tak berekspetasi apapun jika Reiki akan menuntunnya. Padahal, sekedar mengantarnya ke UKS saja, ia sudah sangat senang.

"Caper nggak sih?"

"Modus tuh!"

"Liat, ngarep banget deket sama Reiki."

"Nggak sadar muka kali ya?"

"Bisa-bisanya masih ngarep, padahal waktu itu udah Reiki bentak."

Terdengar bisikan-bisikan dari beberapa siswi yang berada di sekitar sana. Shelila tak memperdulikan itu, ia hanya peduli sekarang bahwa dirinya tak pingsan disini.

Rasa sakit yang menyerang di kepalanya dan perutnya tentu lebih membuat ia tersiksa, di banding ucapan-ucapan tak berfaedah dari mereka.

Sudah berada di UKS, Shelila langsung berbaring pada brankar yang tersedia disana. Beberapa PMR sudah gerak cepat untuk membantu Shelila.

"Kakak belum makan ya?" tanya salah satu PMR.

Shelila hanya menggeleng, ia benar-benar kehabisan tenaga untuk menjawab.

"Gue beli makan dulu," ucap Reiki yang langsung pergi begitu saja.

Siswi PMR itu tersenyum menggoda, "Kalo gitu aku urus yang lain dulu ya Kak, kalo ada apa-apa panggil aja." ucapnya membuat Shelila mengangguk.

Tak membutuhkan waktu lama, Reiki kembali dengan membawa bubur ayam favorit SMK Airlangga.

"Makan dulu!"

HE IS KETUA MPK ( SELESAI✓ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang