20. Because you [ SELESAI ]

143 25 28
                                    

"Pada akhirnya, kamu menjadi milikku."

---

"Waduh, cantik banget girl, mau kemana nih?" tanya Ilham pada Shelila.

Shelila mendengus sebal, menatap kakaknya yang tengah duduk di kursi sofa panjang dengan memainkan game di layar TV.

"Kepo banget!"

"Mau pergi sama Rei ya?" tanyanya.

"Kalo iya kenapa?" tanya Shelila lagi.

Ilham terkekeh, "Adik gue udah gede ya..." ucapnya.

Kini, stik game yang sedari tadi Ilham pegang, ia taro begitu saja di atas meja. Lalu mata Ilham kini fokus menatap adiknya.

"Apasih lihat-lihat gitu?!" kesal Shelila.

Ilham tertawa, "Lo mah nggak ada romantisnya banget sama Abang sendiri!"

"Lo jelek, gue takut sawan." ucap Shelila.

"Enak aja! Gini-gini gue banyak yang antri!"

"Antri buat gebukin lo!"

Lagi-lagi Ilham tertawa. Ia sangat mengenali adiknya. Adiknya yang selalu membuat wajah jutek pada dirinya. Adiknya yang selalu mengajak dirinya ribut 24 jam, dan Adiknya yang paling khawatir akan kesehatan dirinya, namun tertutup oleh gengsi yang besar.

"Nih buat jajan," ucap Ilham seraya memberikan dua lembar uang berwarna merah.

Shelila menoleh, menatap mata kakaknya dengan tatapan yang tak bisa di artikan. Tangannya terulur untuk memegang dahi Ilham.

"Lo sehat kan Bang?" tanyanya.

"Sehat, anjir! Kalo nggak mau, yaudah buat cewek gue."

Dengan cepat, Shelila merampas uang itu dari tangan Abangnya. "Makasih ya!" ucapnya.

"Tumben amat lo, uang dari mana nih?" tanya Shelila lagi.

"Hasil masang togel." ucapnya dengan wajah serius.

"Heh?! Gue bilangin Ibu ya lo!" Shelila sudah bangkit, membuat Ilham panik.

"Heh! Nggak anjir!" ucapnya seraya menarik Shelila agar duduk kembali.

"Terus?!"

"Gue kerja."

"Kerja dimana lo?"

"Bengkel temen gue,"

"Ibu tau nggak?"

Ilham menggeleng, "Gue malu ngasih taunya, gue juga malu ngasih separuh gaji gue buat Ibu."

"Oon lo!" ucap Shelila lagi.

"IBU!!!" teriak Shelila membuat Ilham panik.

"Dek, Ih!" ucap Ilham seraya tangan yang membekap mulut Shelila.

"Kenapa sih?" tanya Naya yang kini menghampiri mereka.

"Abang mau ngomong nih!" ucapnya.

Dalam hati, Ilham hanya bisa menyumpah serapahi adiknya itu. Jika di bandingkan dengan gengsi Shelila, sebenarnya gengsi Ilham lebih besar, apalagi untuk menunjukkan sebuah kasih sayang.

Kepada Ibunya saja, ia diam-diam melakukan apa yang Ibunya suka. Ia diam-diam bekerja hanya untuk membantu ekonomi keluarganya. Meskipun terkadang ia bandel, ia tetap mengerti bagaimana kondisi keluarganya.

"Eum..."

"Ngomong sih Bang!" kesal Shelila.

"Abang kerja, Bu." ucap Ilham.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HE IS KETUA MPK ( SELESAI✓ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang