"Bukan hanya rasanya, seseorang yang membelikannya juga sempurna."
---
Bel istirahat pertama sudah berbunyi, tentu saja membuat semua siswa-siswi berbondong-bondong untuk menuju kantin.
Berbeda dengan Shelila yang hanya berada di dalam kelas dengan botol minum, dan kotak bekal kesayangannya. Di samping, ada Aleena yang juga memakan nasi bungkus yang dirinya beli sebelum istirahat. Katanya, agar tak lama mengantri.
"Al, besok gue bawain bekal juga ya?" tanya Shelila pada Aleena.
Aleena menggeleng cepat, "kayanya besok gue nggak berangkat,"
"Loh, kenapa?"
"Nganterin nyokap gue kontrol."
Shelila hanya mengangguk saja. Ia sudah tau tentang kondisi Ibu Aleena yang terbilang tak cukup sehat. Setiap minggunya, harus kontrol ke rumah sakit. Sedangkan ayahnya, sibuk mencari uang saja.
Kini suasana hening. Mereka berdua fokus pada makanannya masing-masing. Teman-teman kelasnya juga satu persatu sudah kembali ke kelasnya lagi, membuat suasana kembali menjadi ramai.
"Lo mau cuci nggak, Al?" tanya Shelila.
"Duluan aja!"
Shelila hanya mengangguk, ia melangkahkan kakinya menuju wastafel yang berada di depan kelas, untuk cuci tangan.
Matanya tak sengaja menatap Reiki yang tengah berjalan bersama Gibran, dan juga satu orang gadis. Entah siapa namanya, namun dia adalah wakil MPK SMK Airlangga.
Bibir Shelila terangkat membuat senyuman sempurna. Tanpa disadari, salah satu teman kelasnya menatap dirinya dari belakang.
"Lila!" ucapnya membuat Shelila terkejut.
"Lo ngapain senyum-senyum sendirian anjir?"
Shelila menyengir, seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Senyum kan ibadah, Rin." jawabnya lalu langsung masuk ke kelas membuat Arin yang tak lain adalah teman kelasnya itu bingung.
"Kenapa lo senyum-senyum?" tanya Aleena pada saat Shelila masuk dengan senyumannya.
Shelila hanya menggeleng pelan, lalu duduk saja seraya memasukkan kotak bekal kedalam tasnya.
"Ngeliat Reiki?" tanya Aleena memastikan.
Shelila mengangguk tanpa menatap Aleena. "Ganteng banget, Al!" ucapnya.
"Aleena di panggil!" teriak salah satu teman kelas yang berada di ambang pintu.
Aleena beranjak, keluar dari kelas untuk menemui seseorang yang memanggilnya.
"Fariz berantem, Kak!" ucap seorang siswi tersebut yang merupakan anak kelas 11 Akutansi 2.
Aleena membulatkan matanya, sebelum pergi, ia masuk kelas lagi untuk memanggil Shelila.
"Shelila! Ayo ikut gue!"
Shelila yang tengah minum, membuat ia terkejut sekaligus bingung. Mengapa tiba-tiba? Wajah Aleena juga terlihat sangat panik.
Jika kalian ingin tau, Fariz adalah seseorang yang dekat dengan Aleena dari dirinya menduduki bangku sekolah menengah pertama. Mereka tak ada hubungan, namun semua orang tau jika mereka dekat.
Shelila berlari keluar menyusul Aleena yang masuk ke kelas 11 Akutansi 2. Terlihat Aleena yang tengah menarik Fariz paksa meskipun tenaga Fariz lebih kuat membuat Aleena hampir terhuyung.
"Sialan, Fariz, udah!" tegur Aleena yang masih tak di pedulikan oleh Fariz.
Fariz terlalu emosi sehingga membuat lawannya tak berdaya. Entah apa sebabnya yang membuat Fariz Marah seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE IS KETUA MPK ( SELESAI✓ )
RandomShelila Alzena. Gadis yang mempunyai prinsip tak akan pernah jatuh cinta pada seorang pemuda yang lebih muda dari dirinya. Gadis yang sekarang menelan ucapannya lagi--karena sialnya, si ketua MPK yang notabennya adalah adik tingkat dirinya, berhasil...