07. Tentang musik

125 72 124
                                    

"Hal yang membuat aku tenang selain melihat senyum kamu adalah musik."

---

"Lila, masih pagi anjir! Lo udah ngantuk aja." ucap Aleena.

Aleena sudah menduga pasti sahabatnya itu begadang semalaman karena tak bisa tidur hanya karena diberi senyuman oleh Reiki.

Kemarin, setelah pulang sekolah, Shelila menelponnya bercerita panjang lebar bagaimana tingkat kedekatannya pada Reiki di hari itu.

Aleena melirik Shelila lagi yang kini sudah menutup matanya. Ia menghela nafas prustasi, lalu pergi saja dari kelas entah menuju kemana.

Jam masih menunjukkan pukul 08.00, bel istirahat akan berbunyi 1 jam lagi, dan semua siswa-siswi juga masih berada di dalam kelas untuk mengikuti pelajaran. Kecuali kelas Shelila yang lagi-lagi guru mengajarnya izin karena ada urusan.

"LILA! DARI PADA TIDUR TERUS, KE RUANG MUSIK YUK!" teriak salah satu teman kelasnya.

Mata Shelila tertutup, namun ia masih bisa mendengar suara teman-temannya. Apalagi yang berteriak seperti Bella.

"Lila!!!" ucapnya seraya menggoyangkan lengan Shelila.

Shelila berdecak, lalu membuka matanya. Sudah ada Bella yang tengah menampilkan deretan gigi putihnya.

"Ayo ke ruang musik!"

"Ngapain?"

"Nyanyi lah, sama main gitar!"

"Males!"

Bella yang mendapat penolakan, menarik Earphone yang tengah Shelila pakai. "Ayo ih! Atau, nggak akan gue balikin nih?" ancamnya membuat Shelila menghela nafas kasar.

"Ayo deh!"

Mendapat persetujuan Shelila, Bella tersenyum senang. Shelila memang terlihat pendiam, namun ketika di kelas, ia mampu menunjukkan apapun yang bisa ia lakukan.

Pernah saat pelajaran seni, mereka menghabiskan waktunya di ruang musik sampai tak peduli jika jam pelajaran sudah selesai. Hanya karena suara dan permainan gitar Shelila.

"Siapa yang mau ikut ke ruang musik?!" tanya Bella pada teman-teman kelasnya.

"Heh! Ntar di marahin!" tegur Shelila.

"Nggak apa-apa, kalo nggak ada yang cepu nggak akan di marahin."

Lagi-lagi Shelila hanya bisa menghela nafas pasrah. Ia langsung melangkahkan kakinya saja meninggalkan Bella di kelas.

Saat masuk ke ruang musik, Shelila merasakan suasana yang berbeda. Tempat ini benar-benar membuat dirinya tenang.

Musik dan hujan adalah hal yang membuat Shelila tersenyum tenang tanpa memikirkan beban yang ia alami di hidupnya.

Ia mengambil gitar yang tergantung pada paku yang ada di tembok, membawanya pada pangkuannya yang sekarang ia duduk di sebuah kursi panjang.

Jari jemarinya mulai memetik senar itu hingga terbentuk nada yang indah. Salah satu cita-cita Shelila adalah menjadi musisi. Namun ia abaikan cita-citanya begitu saja karena orang tua yang tak mendukung, dan tak ada rasa percaya diri di dalam dirinya.

Pintu ruang itu terbuka menampilkan Bella dan juga teman-temannya yang lain. Ia menatap teman-temannya yang hanya menyengir saja seraya mendekat padanya.

"Ayo mainin lagu Kill Bill!" usul Bella.

Shelila yang kebetulan tau kuncinya, langsung menuruti ucapan Bella. Dengan lancar, jarinya bergerak sangat lincah memetik senar itu.

HE IS KETUA MPK ( SELESAI✓ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang