19. Izin dari Ibu

72 19 5
                                    

"Aku percaya bahwa pasti akan ada waktu untuk bahagia."

---

Hari ini adalah hari dimana Shelila akan menjalankan Uji kompetensinya. Ia sudah mempersiapkan ini dari semalam.

"Dek, semoga berhasil ya! Yang fokus." ucap Hadi.

Mereka kini tengah berada di meja makan, seperti biasa.

"Kamu berangkat sama Aleena?" tanya Hadi lagi.

Shelila diam sejenak, "Aku di jemput."

"Sama siapa?" tanya Naya.

"Yang waktu itu anterin aku pulang,"

"Dia emang nggak sekolah?" tanya Naya.

"Dia kan kelas 11, Ibu, dia libur."

Naya hanya mengangguk, lalu kembali melanjutkan kegiatan makanya.

"Boleh engga? Kalo nggak boleh, aku batalin."

"Nggak apa-apa kalo nggak ngerepotin dia mah," ucapan Naya tentu membuat Shelila tersenyum.

"Boleh, Bu?" tanyanya lagi untuk meyakinkan.

"Iya."

"Makasih, Ibu!"

"Tapi harus tetep hati-hati kalo pergi-pergi sama laki-laki." ucap Hadi mengingatkan.

"Siap Pak!"

"LILA, DI JEMPUT NIH!" teriak Ilham yang tengah mencuci motor kesayangannya di halaman rumah.

Shelila menyelesaikan makannya, lalu berpamitan kepada kedua orang tuanya.

"Suruh masuk dulu, Dek!" ucap Hadi membuat Shelila menoleh.

"Mau apa?"

"Emang nggak mau ketemu Bapak?" tanyanya.

Shelila diam, ia melirik pada Ibunya, Ibunya hanya mengangguk membuat Shelila mengangguk juga.

Shelila melangkahkan kakinya keluar rumah, terlihat Reiki dan juga Ilham yang tengah mengobrol dengan sangat akrab.

"Akrab banget, kaya udah kenal lama aja." ucap Shelila.

Ilham tertawa, lalu tangannya mencubit gemas pipi Shelila. "Emang udah kenal lama kali!"

"Dari mana kenalnya?!"

Ilham menceritakan pertemuannya dengan Reiki di depan rumah, lalu bercerita juga bagaimana Reiki selalu mengadu pada dirinya tentang kegiatan Shelila di sekolah.

"Pantesan lo berdua serba tau!"

Mereka berdua hanya tertawa, "Oh iya, Ki, lo di suruh masuk dulu sama Bapak." ucap Shelila membuat tawa Reiki mereda.

"Serius?"

Shelila mengangguk. Terlihat wajah panik Reiki membuat Shelila tertawa. "Kenapa panik gitu?"

Ilham terkekeh, lalu merangkul pundak Reiki. "Bapak nggak galak! Dia paling mau kenal lo aja." ucapnya.

Reiki menoleh pada Ilham, lalu mengangguk. "Ayo gue antar!" ucap Shelila.

Reiki hanya mengangguk lalu mengikuti langkah kaki Shelila menuju ruang makan, menemui Hadi.

"Assalamualaikum," ucap Reiki lalu menyalami tangan kedua orang tua Shelila.

"Waalaikumsalam," balas mereka kompak.

"Nama kamu siapa?" tanya Hadi.

"Reiki, Om."

Hadi mengangguk, "Pacar Shelila?" tanyanya.

"Pak ih! Udah telat nih aku." Omel Shelila.

Hadi terkekeh, "Shelila keras kepala banget, semoga kamu kuat ya!" ucapnya membuat bola mata Shelila membulat.

HE IS KETUA MPK ( SELESAI✓ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang