08. Permen milkita

124 66 147
                                    

"Permennya manis, tapi senyummu lebih manis."

---

Suasana sekolah SMK Airlangga sangat ramai karena jam istirahat telah berbunyi. Seperti biasa, kantin akan mulai sangat ramai hanya dalam hitungan detik saja.

Shelila dan Aleena berjalan ke kantin dengan sangat malas. Sebenarnya Shelila bawa bekal, namun ia tak membawa minum, hingga akhirnya harus ke kantin untuk membelinya.

"Rame banget, Al."

"Terobos aja lah!" ucapnya lalu mendahului Shelila menerobos para siswa-siswi yang tengah mengantri.

"PAK, ES TEH 2!" teriaknya pada penjual Es.

"WEH, SABAR DONG! LO BARU DATENG!" teriak salah satu orang lagi yang sedari tadi mengantri.

"Makannya ngomong, biar di layanin!" ucap Aleena pada orang-orang yang tengah mengantri.

Shelila terkekeh ketika Aleena di soraki oleh banyak orang yang tengah mengantri. Dengan wajah santainya, Aleena keluar dari kerumunan itu tanpa memperdulikan teriakan mereka.

"Nih!" Aleena memberikan sebuah cup berisi es teh itu.

"Makasih, Al!" ucap Shelila seraya tersenyum.

Mereka lalu melangkahkan kakinya untuk kembali ke kelas. Sepanjang jalan menuju kelas, Aleena terus berbicara, sesekali menjahili orang-orang yang ia kenali.

Aleena adalah seorang extrovert. Di banding Shelila, Aleena lebih banyak memiliki teman dari berbagai kelas, entah itu satu angkatan atau adik kelas.

Langkah Aleena terhenti membuat Shelila bingung. "Kenapa, Al?" tanyanya sembari mata yang menatap arah pandang sahabatnya.

Terlihat dipinggir lapangan ada Reiki yang tengah berbicara dengan Aura.

"Ayo sana, La!" ucap Aleena membuat Shelila menggeleng cepat.

Aleena berdecak pelan, lalu menarik tangan Shelila untuk berjalan lewat lapangan saja. Entah apa lagi yang akan Aleena lakukan, Shelila hanya bisa pasrah.

Sudah dekat dengan dimana mereka berdua berdiri, Aleena tanpa aba-aba mendorong pelan tubuh Shelila membuat gadis itu terhuyung pada Reiki dan menumpahkan es teh nya pada jas yang Reiki gunakan.

Shelila membulatkan matanya, ia mendongak, menatap Reiki yang tengah menatapnya tajam.

"Ma—"

"Bisa nggak sih sehari nggak caper?!"

Deg.

Belum sempat mengucapkan kata maaf, Shelila sudah lebih dulu di bentak oleh Reiki. Hanya dengan suara nada tinggi, Reiki mampu membuat Shelila menahan bulir bening dari matanya agar tak terjatuh.

"Gue nggak sengaja, Ki..." ucap Shelila pelan.

Terdengar helaan nafas kasar dari pemuda itu. "Lo nggak liat jalanan masih luas? Kenapa harus kesini-sini?"

"Maafin gue," ucap Shelila lagi.

Reiki hanya diam, sesekali ia membersihkan jas nya yang basah akibat es Shelila.

"Gue nggak suka cewek caper!"

Shelila mengeluarkan sebuah sapu tangan pada saku roknya, lalu memberikan paksa pada Reiki. "Maaf, dan gue sama sekali nggak berniat caper ke lo!" ucapnya lalu pergi dari sana.

Sungguh, seperti ingin menghilang saja dari bumi. Semua orang sudah menatapnya sekarang. Bisikan-bisikan tak mengenakan sudah terdengar di telinganya. Sudah di pastikan, mulai saat ini ia akan menjadi bahan gosip SMK Airlangga.

HE IS KETUA MPK ( SELESAI✓ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang