18. Still you

89 33 54
                                    

"Semuanya masih sama. Masih tentang kamu dan juga cintaku yang tak pernah kau balas."

---

Seperti janjinya tadi pagi, Reiki akan mengajak Shelila untuk ke rumahnya. Ia sudah menunggu Shelila di parkiran setelah bel berbunyi, namun Shelila tak kunjung datang.

"Lama amat deh," Reiki tak sendiri, dan itu adalah ocehan Gibran.

"Kamu mau minta maaf tapi ngomel mulu!" ucap Aura pada kekasihnya.

"Udah pulang kali, Rei?" ucap Gibran.

"Belum." sahut Fariz.

"Tau dari mana lo?" tanya Gibran.

"Motor Aleena masih ada di sini." balas Fariz.

"Kan bisa aja dia pulang sendiri."

"Impossible." jawab Fariz.

"Tuh mereka tuh!" ucap Aura membuat mereka semua menoleh ke arah yang Aura tunjuk.

Terlihat bahwa Shelila dan juga Aleena tengah berjalan menuju tempat dimana mereka berdiri.

"Kak!!" ucap Aura yang langsung memeluk Shelila.

"Kenapa, Ra?" tanya Shelila bingung.

Aura melepaskan pelukannya, matanya menatap manik Shelila sendu. "Maafin gue udah percaya sama berita bodoh itu," ucapnya.

Shelila terkekeh, "Gue kira kenapa."

"Maaf ya Kak, tapi sumpah gue nggak ikutan bully lo!" ucapnya seraya mengangkat dua jarinya membentuk huruf V.

Shelila tertawa melihat tingkah gadis itu. "Iya Aura, lo lucu banget!" ucapnya seraya mencubit pipi Aura gemas.

Aura melirik Gibran yang masih diam, membuat dirinya menyenggol lengan Gibran. "Gib..."

Gibran menoleh, lalu menghela nafas pelan. "Maafin gue juga." ucapnya.

"Nggak usah, Al! Mulut dia jelek banget waktu itu." ucap Aleena pada Shelila.

"Gue nggak ngomong sama lo!" ucap Gibran sinis.

Shelila hanya tersenyum, "Gue udah maafin lo."

"La? Gampang banget anjir! Minimal tabok dulu." ucap Aleena.

"Dia mah baik, nggak kaya lo!" ucap Gibran kepada Aleena. Setelah itu ia kembali menoleh pada Shelila, "Makasih ya!" ucapnya.

"Fariz lo nggak mau minta maaf?" tanya Aleena pada Fariz yang hanya diam.

"Lo mau maafin gue nggak La?" tanya Fariz.

"Sebenernya gue males maafin lo." ucap Shelila membuat Fariz diam.

Namun detik berikutnya Shelila tersenyum, "Tapi karena lo temen lama gue, dan juga bucinannya Aleena, gue maafin." lanjut Shelila.

Mendengar itu, Fariz tersenyum. "Temen gue nih!" ucapnya seraya merangkul pundak Shelila.

Baru saja Fariz merangkul, tangan Reiki menarik tangan Fariz agar melepaskan rangkulannya. "Ayok, di tunggu Bunda." ucap Reiki pada Shelila.

"Aduh tenggorokan gue mendadak gatel euy!" ucap Gibran.

"Iya nih, uhuk-uhuk" sahut Aleena menciptakan batuk yang di buat-buat.

Aura terkekeh, "Yaudah sana pulang! have fun guys!"

"Kita duluan!" ucap Reiki.

"Duluan ya semua! Al, hati-hati ya lo!" ucap Shelila sebelum akhirnya menyusul langkah Reiki.

HE IS KETUA MPK ( SELESAI✓ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang