02. Foto Favorite

213 113 128
                                    

"Hasil foto itu akan selalu indah, meski tak ada kamu di dalamnya."

----

Bel istirahat sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Seperti biasa, Shelila hanya menghabiskan waktu istirahatnya di dalam kelas. Membawa sekotak nasi bekal berisi nasi goreng spesial buatan bapak, dengan telor dadar pedas buatan Ibu, membuat dirinya menikmati makanan tersebut dengan bahagia.

"La, masakan bokap lo kenapa enak sih?" tanya Aleena pada saat mencicipi makanan yang Shelila bawa.

"Telor dadar buatan nyokap lo juga, pedes nampol!" lanjutnya.

Shelila hanya terkekeh, membiarkan Aleena memakan makanannya. Memang mereka sudah terbiasa seperti ini. Aleena tak pernah membawa bekal, membuat kedua orang tua Shelila paham dan membawakan bekal lebih banyak untuk mereka makan bersama.

"Bokap gue lulusan master chef, Al." ucap Shelila asal.

"Gue percaya aja sih, walaupun kenyataannya nggak." ucap Aleena.

Lagi-lagi Shelila tertawa. Mereka berdua sudah berteman sejak kecil. Meskipun Aleena terkadang membuat Shelila kesal, namun jujur saja, bahwa Aleena adalah teman terbaik sampai kapan pun.

"Al, gue mau ngomong sama lo," ucap Shelila tiba-tiba.

"Apaan?" tanya Aleena yang masih fokus pada nasi goreng di hadapannya.

"Lo jangan bilang siapa-siapa!" ucap Shelila memastikan.

Aleena melirik Shelila dengan tatapan curiga. "Apaan sih?" tanyanya.

"Gue lagi suka sama orang."

Ucapan Shelila membuat Aleena membulatkan matanya lebar. Tangannya bergerak menyentuh dahi Shelila, seraya mengecek suhu tubuh gadis itu.

"Siapa yang udah ngedobrak hati lo?!" ucapnya kepo.

Shelila tertawa, "Ketua MPK, Al." ucap Shelila pelan.

Sebenarnya ia takut dan malu untuk memberitahu pada Aleena. Namun, ia tak suka jika memendamnya sendirian. Setidaknya, ada seseorang yang tau dan merasakan betapa bahagianya Shelila mencintai adik tingkatnya.

Detik berikutnya, Aleena tertawa kencang. Untungnya, kelas saat ini kelas sedang sepi. Hanya ada mereka berdua saja.

"Lo? Suka sama adik kelas?!" ucap Aleena memastikan.

Shelila mengangguk, yang lagi-lagi membuat Aleena tertawa puas.

"HAHAHAHA, La.. aduh perut gue sakit," Aleena masih tergelak dengan tangan yang memegang perutnya.

Shelila berdecak, dengan kasar, tangannya bergerak memukul lengan Aleena membuat tawa gadis itu berhenti.

"Apasih, gue salah apa coba? Dia ganteng tau, Al." ucap Shelila emosi.

"Iya tau, La. Yang buat gue ngakak itu, lo makan omongan lo sendiri!" ucapnya membuat Shelila diam.

"Lo ngeledekin gue suka sama adik kelas, taunya lo juga sekarang kepincut sama brondong!" ucap Aleena lagi di sela-sela tawanya.

"Ish..Al! Kan gue nggak bisa mengontrol perasaan gue harus suka sama siapa!" kesal Shelila.

Aleena mengangguk, kini ia telah selesai tertawa. Tangannya kini bergerak merangkul pundak sahabatnya. "Tenang! Gue dukung kok lo sama dia!" ucapnya.

"Meskipun dia kaya licinan, suka bolak-balik nggak jelas di koridor, tapi oke lah!" lanjutnya.

"Ih! Bisa-bisanya lo bilang dia licinan." cibir Shelila.

Aleena hanya tersenyum jahil, lalu ia kembali memakan makanannya tanpa memperdulikan cibiran Shelila yang membela adik kelasnya itu.

"Iya La, iya! Kalo udah cinta mah, apa aja di bela." ucapnya lagi membuat Shelila berdecak kesal.

HE IS KETUA MPK ( SELESAI✓ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang