・Kamu milikku

94 6 4
                                    

" Sampai jumpa ''

" Bye bye ''

Techi memicingkan matanya kearah gerbang. Saat ini Techi tengah berdiri di ambang pintu rumah. Wajahnya terlihat tanpa ekspresi, lalu bibirnya mencibir kesal. Kedua tangannya terlipat di dadanya.

Neru, yang baru saja sampai di depan pintu rumah lantas mengangkat alisnya.

" Kamu ngapain berdiri didepan pintu? " Tanya Neru pada Techi, namun tak ada jawaban apapun. Yang ada Techi semakin memicingkan kedua matanya seolah mengintimidasi Neru.

" Kamu kenapa sih? "

" Sama siapa? "

" Maksudnya? " Tanya Neru bingung

" Tadi Neru pulang dianter sama siapa? "

" Oh, itu sama Risa '' Jawab Neru santai.

" Pantas saja tidak ingin dijemput aku '' Dengus Techi kesal mengingat kala ia menghubingi Neru berniat ingin menjemput kekasihnya itu, tapi Neru mengatakan tidak perlu.

" Kamu kenapa sih? Udah ah, aku ga mau ribut sama kamu. Aku capek '' Neru masuk begitu saja melewati Techi kedalam rumah

" Neru kalau sudah bosan denganku bilang aja ! " Ujar Techi sedikit dengan nada tinggi membuat langkah Neru terhenti dan kembali membalik tubuhnya menatap Techi.

" Berapa kali sih aku bilang dan jelasin ke kamu, kalau aku sama Risa itu ga ada apa-apa, kamu ngerti dong. Aku sama Risa bekerja di kantor yang sama. Otomatis kita akan sering bertemu. Kamu kenapa sih. "

" Aku cemburu ! Neru lebih banyak menghabiskan waktu dengannya daripada bersamaku ''

Neru menghela nafas. Ia berjalan mendekat kearah Techi lalu berdiri tepat didepan Techi. Neru sedikit berjinjit karena tinggi badannya yang hanya sebahu Techi.

Cupp

Neru memberikan satu kecupan di bibir Techi agar kekasihnya itu sedikit tenang. Jujur saja, Neru agak sedikit lelah karena di kantor banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan.

" Aku sama Risa cuma sebatas teman, gak lebih ''

" Tapi dia mantan Neru kan ! Apa Neru tidak mengerti kalau aku selalu was-was '' Kesal Techi

" Astaga Techi ! Lihat ! " Neru mengangkat jemari tangannya tepat di depan wajah Techi.

" Kita sudah menikah ! Kau pikir aku akan main-main dengan pernikahan kita. Terlebih... ''

" Terlebih? " Tanya Techi kala Neru menggantung ucapannya

" Kita lanjutkan nanti, badan aku sangat lengket. Aku ingin mandi dulu '' Ujar Neru sembari menjauh dari hadapan Techi

" Tunggu aku ikut mandi dengan Neru ! " Rengek Techi

" Tidak ! Yang ada bukannya mandi malah yang lain '' Tolak Neru ia berlari menghindar saat ia sadar Techi berlari kearahnya.

Neru terlambat mengunci pintu kamar karena Techi berhasil menahannya. Neru hanya mendesah pasrah saat melihat cengiran mengesalkan dari Techi.

" Hanya mandi ! Jangan minta yang aneh-aneh '' Ancam Neru

" Umm..... lihat saja nanti ''

" Kalau gitu aku mandi sendiri ''

" Gak bisa '' Techi dengan cepat menggendog Neru masuk kedalam kamar mandi. Percuma Neru berontak karena usahanya akan sia-sia jika melawan Techi.

Yah...

Ancaman Neru tidak berguna pada Techi. Karena suara-suara aneh mulai terdengar dari dalam kamar mandi.

:

:



:




:




:

Neru merenggut kesal. Ia membantu Techi mengeringkan rambutnya dengan handuk. Neru begitu kesal dan menggosok rambut Techi dengan keras.

" Aduh.. sayang pelan-pelan dong ''

" Tau ah.. kesel sama kamu ! " Neru semakin menggosok rambut Techi dengan kuat sementara Techi hanya tergelak sesekali ia meringis karena Neru melakukannya dengan perasaan kesalnya.

" Aduh.. duh.. iya iya maaf habisnya ga tahan. "

" Kan sudah aku bilang. Mandi sama kamu pasti ujungnya lain '' Neru menarik telinga Techi, namun sang empunya hanya terkekeh.

" Neru menolak awalnya, tapi dinikmati juga '' Goda Techi

" Techiii ! Kamu ngeselin ''

Neru melilitkan handuk yang dia pakai untuk mengeringkan rambut Techi itu di leher Techi.

" Aaa~ iya iya ampun ''

Walaupun mengaduh Techi tak menghentikan kekehannya.

" Oh ya, ucapan Neru sebelumnya apa? "

" Apa? "

" Yang tadi? Di depan pintu dan juga di kamar mandi? Apa ada hubungannya? " Tanya Techi tiba-tiba teringat ucapan Neru didepan pintu dan juga di kamar mandi saat Neru melarang dirinya untuk memasukinya.

" Sebentar ''

Neru menjauh dari Techi. Ia berjalan kearah meja riasnya lalu mengambil sesuatu dari dalam tas jinjingnya. Techi hanya memperhatikan apa yang dilakukan oleh Neru.

" Nih, kamu liat sendiri aja ''

" Ini apa? " Tanya Techi saat Neru naik keatas ranjang dan menyodorkan sebuah amplop kearahnya.

" Dibuka sayang. Terus dilihat ''

Tanpa banyak tanya lagi akhirnya Techi meraih amplop itu lalu mulai membukanya. Techi membaca secara pelan semua tulisan yang tertera disana.

Techi menatap Neru dengan tatapan serius.

" Ini beneran!? " Tanya Techi dengan nada yang seakan ia tak percaya apa yang dia liat

" Kamu bisa baca ga sih '' Kesal Neru

" Beneran? Bukan prank kan? "

Bughh

Neru kesal ia mengambil guling dan mendaratkannya di kepala Techi dengan pelan.

" Neru aku kan bertanya serius. Ini beneran? Ne-neru beneran hamil? "

" Anak aku? "

" Beneran anak aku? "

" Ini serius? "

" Serius anak aku? "

" Kamu ga percaya sama aku? " Kesal Neru

" Kamu nuduh aku selingkuh dan melakukannya dengan orang lain begitu? "

" Kok kamu jahat banget sama aku, kamu ga mau ngakui anak kamu sendiri ''

" Bukan begitu maksudnya. Aku terkejut. "

" Kamu ga seneng? "

" Siapa bilang ! Tentu aku sangat senang ''

Techi memeluk tubuh Neru dengan cepat.

" Akhirnya... ''

" Aku dan Neru akan jadi orang tua ''

" Jadi, selama aku hamil. Kamu tidak boleh menyentuhku '' Ujar Neru membuat Techi shock

" Heee? Sampai kapan? "

" Umm... karena ibu hamil selama 9 bulan. Jadi- ''

" Selama itu!? IYAAA DAAAAA ! "

Neru mengernyit saat Techi malah membanting diri untuk telentang di tempat tidur.

Sebenarnya tidak selama itu juga sih.
Tapi biar sajalah Techi berpikir seperti itu. Agar Neru sedikit aman dari serangan pasangannya itu.

✘✘✘

TechiNeru Fanfiction [ TAMAT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang