SATYA
Minggu pagi, ketika matahari bersinar cerah dengan rimbun pohon menari oleh angin, seorang laki-laki memasuki venue dengan jas warna cerah, sepatu mengkilat dan rambut ditata rapih. Ini bukan hari yang menyenangkan untuknya, lantaran lagi dan lagi... salah satu sahabatnya melepas masa lajang yang berarti kebersamaan mereka mungkin tidak akan se erat saat di bangku kuliah.
"selamat bro." ucap laki-laki itu datar, sang mempelai laki-laki mendekap erat dirinya.
"senyum dong, Sat. ini hari bahagia bestie lo." Ucapnya, laki-laki itu tersenyum getir; mungkin ditampar fakta bahwa kini usianya memasuki masa dimana manusia-manusia di angkatannya berani berkomitmen sementara dirinya.... Stagnan.
"weeeeey Satya in the house, yo!" sapa sahabatnya yang lain setelah laki-laki bernama Satya itu turun dari pelaminan. "akhirnya lo muncul setelah sekian purnama nginep di kantor."
"aje gile, ga nginep di kantor juga kali." Cetus Satya.
"abisan tiap ditanya posisi, lu bilang di kantor." Balas sang teman. "sampe dikira lo udah pindah rumah di kantor."
Satya menggebuk pelan temannya yang juga groomsmen pernikahan yang ia hadiri. "bini lo ngga ikut, Ka?"
"ada tuh, lagi kumpul sama sobi nya." Pria bernama Azka itu menunjuk dengan dagu ke arah kumpulan perempuan dengan seragam bridesmaid. "ya gitu dah kalo nikah sesama temen kampus, ketemunya pasti mereka lagi mereka lagi."
Satya termenung, kalau pernikahan Reyhan –sang mempelai pria- mengundang pertemanan kuliahnya... perempuan itu pasti datang.
"jangan bilang lo masih ngincer si mantan wakil ketua BEM?" tanya Azka, "Satya, please~ perempuan di dunia itu milyaran."
"gue ngga ngomong apa-apa." Balas Satya tenang.
"terakhir kali kita nginep bareng... lo masih nyebut-nyebut nama dia pas tidur." Cetus Azka. "udah lah... dia udah jadi istrinya bang Andra."
Satya mengulum bibir, tamparan kenyataan lagi-lagi hadir di pikirannya. Nama laki-laki yang Azka sebut seakan membawa pengaruh besar bagi dirinya.
"kita cari makanan enak aja gimana?" ucap Azka seraya mendorong pelan pundak Satya.
"jangan pegang-pegang, jas gue kotor ntar." Sindir Satya dengan wajah konyol.
"eleuh~ jas nyewa doang." Cetus Azka gemas, seraya mereka berkelakar tiba-tiba muncul dua manusia yang mereka bicarakan dari tadi. "wuih.... Bang Andra dateng beneran sama Zuhra."
Tatapan Satya membeku. Zuhra; wanita idamannya sejak bangku kuliah berjalan beriringan dengan sang suami yang merupakan Asisten Senat di kampus mereka. Semua orang seakan memberi penghormatan dalam langkah kaki pria itu. Ia menaiki pelaminan untuk mengucap doa restu kemudian pihak WO memberi jeda pada tamu lain agar Andra bisa berfoto bersama pengantin. Pasangan itu juga di arahkan menuju kursi VIP untuk menikmati santapan.
Satya masih mengedarkan pandangan terhadap Zuhra, perempuan itu mengenakan gaun panjang warna hijau muda dengan leher turtleneck serta rambut yang di ikat ke belakang. Kecantikan wanita itu terlihat berbeda dibandingkan saat ia masih menjadi mahasiswa; kecantikan yang bukan dirinya –begitu persepsi Satya.
"VIP loh... beda emang kalo pernah punya jabatan di kampus." Komentar Azka yang telah membawa sepiring penuh menu prasmanan. "makan woe, jangan melototin istri orang."
Satya dan Zuhra tidak pernah saling kenal, mungkin lebih tepatnya Satya memendam perasaan kepada perempuan itu jauh sejak bangku kuliah. Keberaniannya untuk mengungkapkan perasaan tidak pernah ada lantaran Zuhra memang telah bersama Andra sejak lama. Kisah cinta mereka tidak ada yang tahu dramanya, yang jelas mereka selalu terlihat serasi.
"turtleneck di hari yang panas kaya gini, rasanya aneh." Gumam Satya. Sudah lama sekali sejak terakhir melihat Zuhra secara langsung, ia biasa menatapi perempuan idamannya melalui social media, foto-foto aestetik berjejer rapih di feeds akun Zuhra dari OOTD, tempat wisata serta kemesraannya dengan Andra.
"oke silahkan bagi temen-temen mempelai yang masih jomblooooo kita ke tengah venue untuk lempar buket. Akan ada hadiah menarik bagi orang yang berhasil mendapatkan buket hari ini~" suara MC menggelegar memenuhi venue diikuti dengan para tamu 'jomblo' yang berkerumun mendekati pelaminan dengan wajah antusias.
"ikutan lu! Biar cepet laku!" cetus Azka sembari mendorong Satya dengan sikunya. Biar cepet pindah ke hati lain! wkwkwk~"
"dihh apaan sih, tuh lap dulu bibir lo belepotan." Tukas Satya sembari masih berdiri terpaku di kerumunan tamu. Sejujurnya ia sangat ingin pulang lantaran benci kerumunan di hari bahagia sang sahabat.
Topik Zuhra selalu menguar kala dirinya hadir dalam kumpulan teman kampusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIGH-RISE (NSFW 21+) ✔️
Fanfiction"Sepertinya ini semua manifestasi dari perasaan yang lama terpendam" -Satya, 2023- ◇ THE 20TH WORK BY MAMACIS! ◇ WARNING : NOT SAFE FOR WORK (NSFW) READERS UNDER 21 PLEASE BACK OFF!! DISCLAIMER : NOT A BL STORY #1 enhypensunghoon #2 localff #3 enhyp...