18. Something Off

310 15 0
                                    

***
ZUHRA

"kedengeran penting." Komentar Zaki, Zuhra masuk kamarnya untuk berganti pakaian tidur. Kali ini ia tak mengenakan lingerie agar bekas-bekas jeratan di tubuh tak nampak oleh Zaki.

"well.... Kamu pernah ngga sih dek, punya admirer? Pengagum rahasia?" tanya Zuhra seraya membuka kamar.

"em.... Di sekolah? Engga sih." Ucap Zaki. "di tempat kerja pun juga ngga ada, ato mungkin belom hehe."

Zuhra tersenyum. "kupikir kamu eksis."

"eiiii kata siapa, engga lah kak." cetus Zaki. "mana ada yang mau ngelirik adek si pelajar biasa-biasa aja hehehe~"

Zuhra melambai-lambai meminta adiknya masuk kamar untuk berbaring bersama, "kakak ternyata punya penggemar rahasia." Ucapnya. "seseorang yang udah suka kakak dari jaman kuliah, lama banget kan?"

"wow." Komentar Zaki, "terus bang Andra ngga cemburu?"

"dia belom tau." Jawab Zuhra. "dan cowok ini.... tipe orang yang keras kepala. Apa yang harus kakak lakuin ya?"

Zaki menghela nafas merasakan kenyamanan pada kasur Zuhra, "bersikap kayak artis aja, professional dan jaga jarak."

"kakak ngga tau dek caranya." Zuhra mendesah, "dia.... Ngasih kenyamanan yang beda dari mas Andra karena perasaannya dia itu."

"sadar kak, kakak udah punya mas Andra." Ucap Zaki. "apa yang kurang dari dia, kaya raya, sayang sama kakak, romantis juga."

Zuhra terdiam, andai saja Zaki bisa ia beritahu kalau Andra tidak waras dan menjadikan romantisasi nya sebagai kedok. Tapi... adiknya masih terlalu muda untuk menelan informasi itu dan bisa saja Zaki bertindak ceroboh demi menyelamatkan kakaknya.

"pokoknya kakak jaga jarak dari cowok itu." Titah Zaki, "bisa aja dia membahayakan."

Zuhra mengangguk lamat-lamat seraya merangkul lengan Zaki dan menutup mata, iya.... Dia berbahaya, karena semua sentuhan yang Satya lakukan... aku menginginkannya. Lagi.... dan lagi. batin Zuhra

.

***
SATYA

"mana oleh-oleh, cuk?" sapa Rayhan di pagi hari setelah kepulangan Satya dari kampung halaman. Laki-laki itu menyodorkan cenderamata khas kota kelahirannya.

"gue ga bawa makanan, takutnya basi nyampe sini." Balas Satya seraya melongok ke meja kerja Zidan. "mana tuh bocah IT?"

 "mana tuh bocah IT?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"belom dateng." Balas Rayhan. "hasil psikotes kandidat udah gue kirim ke email ya, cek segera nanti sore mau diperiksa Bu Zuhra."

Mendengar nama perempuan favoritnya disebut, Satya melangkah mantap menuju meja kerja untuk menyalakan computer. Matanya begitu fokus melihat hasil para kandidat seraya ia membuka dokumen lain memeriksa grafik kehadiran karyawan yang juga harus dilaporkan segera pada Zuhra.

"oi, udah dateng Bang Satya." Sapa Zidan dengan lambaian tangan, Satya melambai balik kemudian fokus kembali pada layar computer. Satu menit... dua menit.... Ia tersadar bahwa Zidan membawa sesuatu yang tidak asing baginya, ia kemudian berdiri membawa cenderamata bagian Zidan.

"ehm... nih jatah lu." Ucap Satya yang sedikit tertegun melihat layar computer Zidan yang sedang melakukan coding terhadap nomor ponsel seseorang.

"ih bang lo ngagetin aja!" seru Zidan, "loh... kirain cemilan, mana gue belom sarapan ngarep dibawain elu bang."

"ga sempet beli cemilan, gue di rumah nyokap terus." Ekor mata Satya beredar untuk mencari sesuatu.

"kan bisa beli di bandara, ah elu gimana sih bang!" Zidan menyenderkan sikunya seakan menghindari pandangan Satya.

"gue bawa mobil, cil." Cetus Satya. "yaudah lain kali lo nginep rumah nyokap terus rasain sendiri dah makanan khas sono."

"tapi gue nebeng lu ya hehe~" balas Zidan, "kan ngga mungkin lo kerja terus ujug-ujug gue ke rumah nyokap lu terus nginep, macem homestay aja."

"iya juga sih." Satya nyengir kuda. "abis lu wacana mulu sih katanya mo liburan kesono ngga jadi-jadi."

"biasa lah bang, gue kadang-kadang ada proyek sampingan~" kali ini giliran Zidan yang membaca gerak-gerik Satya dan menyadari laki-laki itu mencari sesuatu di meja kerja. "yaudah bang gue mau kerja, balik lu sono!"

"nanti gue kabarin kalo pulang kampung lagi." balas Satya kemudian kembali ke mejanya, ia sangat yakin bahwa benda itu adalah ponsel yang Zuhra bawa saat berlibur di kota kelahirannya.

HIGH-RISE (NSFW 21+) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang