***
SATYA"kalo aku minta kamu ceritain tentang hubungan kalian... kamu keberatan?" tanya Satya setelah makan malam dan mencuci perabot bersama. Waktu menunjukkan pukul 8 malam dan sekitar rumah telah sunyi, Ibu Satya pun telah terlelap di nina bobokan suara-suara jangkrik.
"aku... aku deket sama mas Andra sejak di organisasi." Zuhra memulai cerita. "kami sering ngurus berkas-berkas event kampus, rapat sampe tengah malem dan suatu hari dia nembak aku. Pas pacaran dia selalu bersikap manis, ngasih kue dan bunga pas ulang tahun, ngirimin makanan dan obat pas sakit, nganter jemput kalo aku kerja sambilan sampe larut malem."
"aku dan adek yatim piatu sejak kecil dan kami selalu terkendala urusan biaya, aku berusaha keras supaya dia bisa sekolah tapi rasanya ngga cukup biarpun aku udah jungkir balik freelance sana sini, mas Andra nawarin untuk bantu perekonomian aku dan... muncullah satu hari ketika dia minta ketemu berdua untuk baca kontrak."
"kenapa akhirnya kamu tanda tangan?" tanya Satya.
"..... I'm deeply in love with him waktu itu, siapa ngga jatuh hati kalo setiap hari di ratu kan?" jawab Zuhra. "emang dalam kontrak ada kode-kode tertentu untuk lanjut bermain, sesi bermain, alat apa yang akan dipake dan reward apa yang akan dikasih setelah permainan. Mas Andra selalu masangin penutup mata tiap kali kita main, tapi.... Dari tahun ke tahun permainannya semakin gila dan ngga wajar."
Satya menelan ludah mendengar pengakuan Zuhra, "inget pas pernikahan Reyhan? Dia masang vibrator di badanku, aku harus nahan gerak-gerik tubuhku supaya ngga jatuh lemas akibat benda itu. Dan terakhir sebelom aku liburan... dia ngajak main tanpa penutup mata, entah kenapa... itu bikin mentalku terguncang."
Satya menghisap vape dan menghembus asap ke udara seraya Zuhra melanjutkan. "ditambah permintaan Ibu mertua tentang anak.... Aku selalu suka anak kecil tapi tiap kali bahas tentang itu.... Mas Andra ngga pernah menggubris, aku pure objek, Sub nya dia aja. Padahal pertanyaan tentang anak udah sering dibahas pas ketemu mertua, lama-lama topik itu jadi beban mental, keluarga bertanya-tanya siapa yang mandul diantara kami.... Gimana bisa terjadi kalo ternyata selama ini.... dia ngga pernah..."
Tenggorokan Zuhra tercekat, bulir air mata mengalir di pipinya seraya ia mengusapnya kasar. "ehm... maaf, aku ngga suka nangis. keliatan lemah."
Satya tersenyum simpul, tangannya membelai pipi Zuhra pelan. "nangis itu respon alami tubuh terhadap rasa sakit, jadi... itu ngga bikin kamu keliatan lemah."
Zuhra termagu merasakan jemari Satya menelusur wajahnya, perlahan tangan Zuhra menyentuh pergelangan tangan laki-laki itu. Seandainya... seandainya Andra melakukan itu terhadapnya....
"sampe kapan kamu akan ngelanggar batas, Satya?" tanya Zuhra dengan kedua mata menatap Satya lekat.
"entah." Jawab Satya tanpa menarik tangannya. "segala yang candu itu susah lepasnya kan?"
"Satya.... Aku perempuan bersuami." Ucap Zuhra dengan suara dipelankan.
"sekarang aku tanya, kamu bahagia dengan seorang bang Andra yang ternyata kayak gitu?" ucap Satya memasang mimik wajah serius. "kamu bahkan belom jawab pertanyaanku pas di penginapan, kamu cinta dia?"
Tangan Zuhra mencengkram pergelangan tangan Satya untuk menjauhkannya dari wajah. "kalo aku bilang aku cinta dia.... Kamu mau apa?"
"aku mau jadi comfort zone mu." Jawab Satya.
"jangan." Ucap Zuhra. "kamu akan nyakitin dirimu sendiri, kamu bakal terluka lebih banyak."
"aku ngga peduli." balas Satya lagi. "cuman aku yang bisa nentuin apa itu bakal ngelukain aku... ato bikin aku semakin kuat."
"keras kepala, nyebelin banget." Cetus Zuhra kemudian bangkit dari kursi teras. "aku mau balik penginapan, udah makin malem dan penerangan disini masih minim. Salam buat Ibu ya."
Saat Zuhra berbalik mendekati motor sewaannya, Satya memeluk tubuhnya dari belakang.
"aku anter pake mobil, besok motormu aku anter ke penginapan." Ujar Satya. "cuman nganter aja, ngga yang lain-lain. aku juga ngga akan nyamperin kamu sampe kamu balik ke kota. Aku janji."
Perasaan hangat kembali menjalar dari dada Zuhra, sentuhan-sentuhan berbeda yang Satya berikan... ia tak mau mengaku kalau perlahan Satya memasuki rongga hatinya yang kesepian. Inikah rasanya dicintai?
"yaudah cepet," titah Zuhra dan segera Satya masuk ke dalam rumah untuk mengambil kunci mobil dan mereka berdua pergi meninggalkan wilayah rumah Satya menuju penginapan.
"aku di sini sampe Senin," ucap Satya dalam perjalanan. "beberapa kerjaan udah selesai, kalo ada tugas baru dilimpahin ke Rayhan aja dulu."
"oke." Balas Zuhra singkat, dalam diamnya hati perempuan itu berkecamuk ditambah ingatannya saat menyaksikan seluruh tubuh Satya merah padam dalam nafsu maupun cara Satya memperlakukan luka-lukanya tanpa keraguan.
Rasanya Zuhra tak ingin kembali ke Kota atau kembali ke keluarga Luwaih.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIGH-RISE (NSFW 21+) ✔️
Fanfiction"Sepertinya ini semua manifestasi dari perasaan yang lama terpendam" -Satya, 2023- ◇ THE 20TH WORK BY MAMACIS! ◇ WARNING : NOT SAFE FOR WORK (NSFW) READERS UNDER 21 PLEASE BACK OFF!! DISCLAIMER : NOT A BL STORY #1 enhypensunghoon #2 localff #3 enhyp...