26. The Letter

217 15 0
                                    

***

GIO

Malam sebelum kejadian...

Gio mengendarai sepeda motor menembus angin malam yang semilir, jalanan masih terpantau ramai lancar dan beberapa warung makan dipenuhi manusia-manusia kelaparan.

"oi." Sosok laki-laki melambai ke arah Gio, dengan segera Gio memarkir motor seraya duduk memesan menu makanan.

"kenapa jadi rumit gini dah?" tanya sosok itu. "lo bilang apa? Tuan lo nyebut dirinya 'Ayah'? mereka... belom punya anak kan?"

"gue ngga mau berspekulasi lebih jauh sebelum nemuin fakta." Ucap Gio. "tapi gue ngga bisa cuek sama fakta bahwa.... Kayaknya Tuan gue punya perempuan lain."

Sosok teman Gio mencondongkan tubuh lebih rendah agar suaranya tak terdengar, "masak iya... keluarga terpandang macem keluarga Luwaih bisa punya perempuan lain ngga ketauan media?"

"udah pokoknya tolongin gue dulu." Titah Gio. "gue ngga mau Nyonya lebih menderita daripada sekarang."

"elo yang sus njir." Cetus sang teman. "elo.... Jangan bilang lo ada hati sama Nyonya lo?"

Gio tertunduk dengan hela nafas, "cewe itu orang baik yang keseret dalam tipu daya Tuan." Ucapnya. "setidaknya... gue pengen lakuin sesuatu untuk dia."

Sang teman menggembungkan pipinya frustasi, "..... gue coba, tapi prosesnya lama."

"setidaknya gue udah usaha." Balas Gio. "gue percayain semuanya ke elo, gue janji akan bayar berapapun harganya."

***

ZUHRA


Gio tertegun menatap layar ponsel Zuhra sementara perempuan itu menatapnya dengan bola mata yang berkilat menahan emosi.

"surat pemutusan kontrak?" Gio melakukan konfirmasi atas apa yang ia baca.

"kami menikah untuk ini." ucap Zuhra. "untuk surat kontrak atas permainan yang dia mau."

Gio menelan ludah, "jadi... apa inti dari suratnya, Nyonya?"

"menyelesaikan permainan." Ucap Zuhra.

"berujung... cerai?" Gio membuat kesimpulan. "Tuan besar ngga akan setuju, dan Tuan Andra...."

"aku ngga kuat." Ucap Zuhra, "beban mental jadi anggota keluarga Luwaih terlalu berat. Bisa-bisa aku gila."

Gio menelan ludah saat Zuhra mengikat rambutnya memperlihatkan sisa-sisa jeratan di leher. "dia nyaris bunuh aku.... Beberapa jam setelah pemakaman Mama."

"..... choking bukannya hal biasa dalam permainan Tuan?" Gio berusaha membela Tuannya lantaran yang ia tahu Andra tidak akan berbuat hal sekejam itu.

"mas Andra Cuma dateng kalo butuh aku nemenin dia di acara-acaranya." Ucap Zuhra, "sama ke playroom. Apa yang kayak gitu pantes di bilang suami?"

"Nyonya... tenang dulu." Gio berusaha berpikir positif, "itu karena beliau sibuk--"

"aku ngga merasa dimanusiakan oleh dia." Potong Zuhra. "nanti sore aku pulang, aku akan gugat dia dan selesein semua ini."

"jangan terburu-buru Nyonya." Balas Gio dengan ekspresi sedikit panik. "coba di komunikasikan baik-baik, gugat bukan urusan yang mudah. Lagipula.... Beliau lagi keluar kota."

"hah... dia keluar kota berkali-kali dan kamu ngga curiga?" tanya Zuhra. "sebagai asisten pribadi harusnya kamu selalu sama dia tapi kamu malah diperintahin untuk nemenin aku. Berapa kali dia pergi tanpa kamu, Gio? Apa dia nyembunyiin suatu hal besar dari kamu?"

".... Tolong sabar dulu Nyonya." Pinta Gio. "saya.... Saya ngga tau apa yang terjadi sama Nyonya setelah nginep di rumah 'temen' Nyonya, tapi obrolan ini lebih baik ditahan dulu."

Zuhra mendengus, ia bergegas ke balkon seraya menghisap pod nya dalam-dalam. Ia berpikir sejenak bahwa ucapan Gio tidak salah juga, mungkin saja karena bermalam dengan Satya membuatnya bingung.

"saya bikinin sarapan sebelum Nyonya berangkat." Ucap Gio dari ruang tengah. "dan saran saya.... Lebih baik Nyonya jaga jarak dari temen Nyonya sebelum Tuan yang tahu sendiri."

Zuhra melipat tangan dan membalikkan tubuh menatap punggung Gio yang sedang bersiap memasak di dapur, perempuan itu mendesah. Lagi-lagi pikirannya runyam... mungkin Gio benar, Andra tidak mungkin melakukan hal kejam hanya karena emosi yang berlebihan.

Pagi itu merupakan pagi yang bercampur aduk dalam pikiran dan batin Zuhra, di satu sisi dia mulai menyadari bahwa Satya begitu tulus.

Tapi faktanya... ia telah terikat komitmen yang sulit terputus.

HIGH-RISE (NSFW 21+) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang