28. The Transaction

231 17 1
                                    

***

GIO

"gawat cok.... Woi, lu kenapa?"

Gio mengangkat kepala mendongak untuk menatap sosok teman baiknya yang telah hadir.

"stress." Jawab Gio singkat, terlihat sang teman memanggil pelayan untuk memesan makanan dan mendekatkan wajah padanya.

"stress napa lu?" tanya sang teman. "belom juga gue kasitau penemuan gue, katanya lo mau ketemu sekarang?"

"iya kan gue chat lo pagi tuh." Jelas Gio. "terus siangnya ada masalah dikit antara nyonya sama tuan gue, terus... nyonya ngelantur gitu bahas-bahas kematian. Gue takut."

Sang teman menghela nafas, ia duduk bersandar dan menyugar rambut beberapa kali. "gini Gi.... Kayaknya feeling lo bener."

Gio tak menjawab, pertemuan terlanjur direncanakan namun pikirannya sangat khawatir dengan ucapan Zuhra tadi siang. Ia menghela nafas menyiapkan diri untuk menerima informasi.

"tell me."

Sang teman mengeluarkan dokumen dengan beberapa hasil cetakan data, "berdasarkan data yang gue dapet dari ponsel tuan lo... ada transaksi beberapa kali di toko mainan anak dan pembayaran tiket pesawat keluar kota. Tapi.... Frekuensi nya lumayan banyak, kalo dianggep dinas.... Kayaknya ngga sebanyak ini."

Gio termenung seraya sang teman menunjukkan lembaran foto, "ini dari informan gue." Ucap sang teman. "liat... siapa yang tuan lo temuin."

Mata Gio melebar melihat beberapa foto Andra yang berangkulan dengan sosok lain di foto. "..... gue tau cewek ini, demi apa?"

".... Siapa dia?" tanya sang teman.

Gio menelan ludah, darahnya sedikit mendidih dengan pandangan tak teralih dari foto di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gio menelan ludah, darahnya sedikit mendidih dengan pandangan tak teralih dari foto di hadapannya. "ini... mantannya Tuan gue." Ungkap Gio.

".... Selingkuh gitu?" bisik sang teman seraya pesanan makanan datang. "masa iya? Liat... cewe ini pake cincin."

Gio tersentak lagi, cincin yang terlihat di foto sama persis dengan cincin yang digunakan Zuhra. "kenapa sama kaya punya nyonya?"

"gila." Komentar sang teman. "affair kayak gini dan keluarga besar ngga ada yang tau?"

Gio menggeleng, "antara ngga tau... sama berpura-pura ngga tau."

"nyonya muda lo lebih sempurna dari cewe ini deh perasaan." Komentar sang teman. "kenapa--"

"gue ngga mau asumsi lebih jauh." Gio menerima lembaran foto dan memasukkannya buru-buru ke dalam tas. "makasih banyak buat kerja keras lo, gue transfer sekarang biayanya."

"eh jangan pergi dulu lah~ temenin gue makan." Sergah sang teman kemudian mengambil beberapa kentang goreng. "saran gue jangan di spill dulu Gi, perasaan nyonya lu pasti bakal ancur banget."

"gue bahkan belom tau apakah harus kasitau ini apa diem aja." Ucap Gio. "yang jelas... nyonya gue sebenernya ngga bahagia biarpun kena limpahan kekayaan tuan."

Sang teman masih mengunyah seraya kepalanya menggeleng, "nggak... gue gamau denger bagian yang itu. Nanti gue jadi bias."

"oke ngga gue bahas." Gio kemudian mencomot kentang goreng milik sang teman. "udah kelar belom? Gue anter pulang."

"ngga usah, gue bawa motor kok." Balas sang teman seraya membersihkan tangan dengan tisu. "yuk, makin larut nih."

Gio dan sang teman bangkit dari kursi dan keluar restoran sampai tiba-tiba pandangan Gio tertuju pada satu sosok di luar restoran.

"loh.... Zidan?" tanya sosok itu.

Gio ingat sekali sosok di hadapannya, sosok laki-laki yang merangkul Zuhra di dalam mobil; kejadian yang ia saksikan dari balkon apartemen nyonya nya.

Gio ingat sekali sosok di hadapannya, sosok laki-laki yang merangkul Zuhra di dalam mobil; kejadian yang ia saksikan dari balkon apartemen nyonya nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"eh.... Bang Satya." Ucap sang teman yang adalah Zidan. "tumben keluar malem?"

"laper gue hehehe." Balas Satya. "gue liat.... Ini pertama kalinya lo pergi sama orang lain?"

"bebas sih bang, kan gue jomblo heheh~" sergah Zidan kemudian merangkul Gio cepat, "duluan bang."

Seraya mereka sampai di parkiran, Gio menyeret Zidan menuju ke mobilnya.

"ih apaan sih?" cetus Zidan yang kaget. "udah kelar kan urusan--"

"itu siapa?" tanya Gio balik.

"cowo yang tadi? Senior di kantor." Jawab Zidan. "satu divisi sama nyonya lu, emang lu ngga tau?"

Gio termenung, semuanya akan sangat rumit mulai hari ini.

***

Yg nebak informan nya Gio adalah Zidan siapa??

Congratulations anda berhasil jadi detektif 😆 #lah

HIGH-RISE (NSFW 21+) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang