24. Coercion

282 19 0
                                    

Adding some music to intense the scene, enjoy~ 😌


WARNING: NOT SAFE FOR WORKS (NSFW)

CONTAINS SEXUAL ACTIVITIES

READERS UNDER 21 PLEASE BACK OFF!

.

.

SATYA

"maaf ya, em... a--- aku ngga punya---"

"gapapa."

Satya menggaruk kepalanya grogi, "bukan, ma—maksudnya...."

"ini juga udah nyaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ini juga udah nyaman." Zuhra keluar dari kamar mandi mengenakan kaus oblong milik Satya yang menenggelamkan tubuhnya. Rasanya laki-laki itu ingin menjerit lantaran Zuhra terlihat sangat menggemaskan, jantungnya berdesir cepat.

"aku tidur di sofa aja biar besok pagi buta bisa bangunin kamu buat anter balik ke apartemen." Zuhra mematut diri di wastafel sembari tertawa. "heheh... lucu banget pake kaos kegedean, jadi inget jaman sekolah."

Satya mendekat kemudian memeluk Zuhra dari belakang, membiarkan rambut panjang perempuan itu menutupi wajahnya. Sementara perempuan itu tak bergeming saat lengan Satya melingkari pinggangnya.

Suasana kembali hening, kedua insan merasakan senti tiap senti kulit mereka yang bersentuhan; sungguh kenyamanan yang terlarang.

"seandainya aku rumahmu..." bisik Satya. "aku bakal jadi rumah paling hangat dan nyaman, rumah yang bisa menyesuaikan suasana hati kamu."

Zuhra berbalik setelah melepas cincin di jari manisnya, "maaf karena ngga pernah liat 'rumah' lain, ternyata ketimbang 'rumah mewah'... 'rumah hangat' lah yang aku butuhin."

Perempuan itu berjinjit sedikit untuk mengecup bibir Satya, tanpa babibu laki-laki itu mengangkat tubuh Zuhra dalam rengkuhan membiarkan keduanya hanyut dalam cumbuan.

"kenapa mulai?" tanya Satya. "aku bilang aku ngga punya--"

"it's okay." Potong Zuhra. "it's yours."

Lantunan lagu lo-fi berdengung lembut seiring ditanggalkan pakaian yang terjun indah ke samping kasur disusul desahan kecil menguar dari mulut Zuhra lantaran tubuh yang dijamah lembut oleh bibir Satya yang dingin.

Lantunan lagu lo-fi berdengung lembut seiring ditanggalkan pakaian yang terjun indah ke samping kasur disusul desahan kecil menguar dari mulut Zuhra lantaran tubuh yang dijamah lembut oleh bibir Satya yang dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Percintaan berlangsung tak lama, lagi-lagi mereka bergerak satu ritme. Kehangatan menjalar ke seluruh tubuh Satya sembari keduanya berpagutan lembut menikmati lantunan musik. Sesekali Satya menatap Zuhra yang menggigit bibir dan membalas tatapannya dengan seringai jahil.

"sini." Bisik Zuhra dengan lengan yang menarik tubuh Satya untuk memeluknya, laki-laki itu menghentikan pergerakan. Kulitnya merasakan debaran jantung Zuhra yang bertalu-talu.

"Ra...." Satya mengucap sangat pelan, hampir ia menggeram nikmat lantaran tubuhnya dibawah sana semakin sesak dan jantungnya terasa ingin meledak.

"stay like this." Balas Zuhra. "aku.... Aku suka--"

Nyaris buyar, kesadaran Satya perlahan kembali. "kamu bilang apa?"

"aku...." Zuhra melenguh sesaat kemudian melanjutkan ucapan. "aku... aku suka ngeliat kamu kaya gini. Begitu terlena... begitu.... Menginginkan aku."

"indeed I am." Satya kembali bergerak pelan. Jantungnya berdesir terus menerus melihat Zuhra dengan wajah merona dan rambut berantakan membuka bibir kecilnya mengeluarkan lenguhan yang begitu candu. Perempuan itu menarik wajah Satya untuk memagut bibirnya lebih intens.

Mereka memisahkan diri sesaat seraya Zuhra berpindah menuju posisi kesukaannya; duduk berhadapan dengan lengan yang melingkar di leher Satya dan pinggang yang bergerak lembut. Kali ini giliran Satya yang menggigit bibir, hentakan demi hentakan memorak-morandakan tubuhnya.

"sebentar lagi... let me out." Pinta Satya, namun alih-alih menurut Zuhra malah mendekapnya lebih erat. "Ra.... Jangan."

"aku udah ngga peduli." balas Zuhra seraya gerakannya berhenti. "I want you, all of you Satya.... Aku sayang kamu."

"please---" dengan sisa kekuatan terakhir, Satya mengangkat tubuh Zuhra seraya tangannya yang lain menyabet tisu di nakas. Seraya terengah-engah Satya berucap, "Ra... apa-apaan kamu---"

"aku serius." Balas Zuhra yang telah mengatur nafasnya kembali. "aku sayang kamu Satya, makanya ijinin aku buat---"

"No, aku selalu ngutamain main aman." Ucap Satya. "maaf.. aku akan berusaha buat jaga diri besok-besok.... Kamu milik dia."

"jangan sebut dia, tolong.... Cuma kita yang ada di sini." Zuhra menyandarkan kepala Satya ke dadanya, keinginan untuk disentuh, diperlakukan layaknya insan yang saling mencintai... hal itu yang Zuhra inginkan.

Dan hal itu yang bisa Zuhra dapatkan dari sosok Satya.

HIGH-RISE (NSFW 21+) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang