36. Unity

198 17 0
                                    

***

SATYA

"gue perpanjang cuti gue bang, ada orang penting yang akan nemuin kita." Ucap Zidan.

".... emang perusahaan ga curiga? Mana kita bareng mulu." Cetus Satya.

"darurat soalnya." Ujarnya seraya Satya melihat Zidan mengeluarkan ponsel kuno yang berdering kencang. "Halo? Udah nyampe? Oke gue kesana."

"telpon dari siapa?"tanya Satya.

"dari orang penting." Balas Zidan. "gue butuh bantuan lo bang, anterin ke pelabuhan yang terdeket dari sini."

.

Satya menelan ludah, di samping kursi mobil duduk Gio dengan wajah kusut nan pucat. Keheningan menyelimuti tiga laki-laki itu.

 Keheningan menyelimuti tiga laki-laki itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

".... dimana Zuhra?" tanya Satya tidak basa-basi.

"saya ngga tau." Balas Gio singkat, sontak Satya mencengkram kerahnya.

"lo kan asistennya? Masa lo gatau??"

"bang ntar dulu bang!" Zidan dengan cekatan melepas cengkraman Satya dari kerah baju Gio. "kita pulang dulu buat bicarain semua."

Wajah Satya merah padam, dengan nafas yang tersenggal ia kembali di posisi duduknya, "jangan di rumah, gue gamau libatin nyokap gue buat masalah rumit ini."

Gio masih diam seribu bahasa, kepalanya tertunduk seperti kelelahan setelah menempuh jalur laut yang luar biasa di luar ekspektasi; begitu panjang durasi perjalanan, begitu membuatnya pusing dan mual.

Gio masih diam seribu bahasa, kepalanya tertunduk seperti kelelahan setelah menempuh jalur laut yang luar biasa di luar ekspektasi; begitu panjang durasi perjalanan, begitu membuatnya pusing dan mual

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kita ke sini, kata informan gue aman." Ujar Zidan.

"anjir lo punya berapa informan deh?? wilayah mana aja tau loh." Sergah Satya yang masih terbawa emosi.

"rahasia ga bisa di sebar-sebar bang, maap hehe." Celetuk Zidan dengan tawa renyah. "yuk berangkat."

.

Zidan menyodorkan obat anti mual pada Gio beserta minuman sementara Satya duduk di pojok kamar dengan tangan terlipat. Mereka menyewa sebuah kamar di Air BnB dekat rumah Satya yang tidak masuk dalam daftar pencarian aplikasi manapun.

"temen gue ini abis nempuh jalur laut bang, perjalanan lama banget dan kayaknya... dia mabok laut." Zidan menatap Gio dan menelusur wajah temannya. "beberapa menit lagi obatnya bakal ngefek, jadi lo tenangin diri supaya bisa kita bicarain semua baik-baik."

Satya menghela nafas, rasa bersalahnya kembali menghantui ditambah kini ia berhadapan dengan asisten Zuhra yang jelas-jelas di rekrut oleh Andra. Sikapnya yang sembrono saat di pelabuhan bisa membawa Gio pada kesimpulan terburuk –kira-kira itu lah yang Satya pikirkan.

"saya.... pelaku dari kehebohan berita hari ini." Akhirnya Gio buka suara. "itu juga atas perintah Nyonya muda.... setelah dia tau kalo.... Tuan muda punya istri gelap."

Bola mata Satya menggelap seraya Zidan melanjutkan pembicaraan, "beberapa hari lalu Gio kirim SMS dari ponsel jadul rakitan gue bang... ponsel yang bikin kita ngga terdeteksi sama GPS manapun." Ucapnya. "dia ngerasa Bu Zuhra di serang setelah nemuin istri gelapnya pak Andra."

"ke—kenapa lo berkesimpulan begitu??" Satya bertanya tak sabar.

"Nyonya sendiri yang bilang... kalo dia ngga bisa dihubungi... saya harus lapor polisi." Ucap Gio. "Tuan muda punya banyak jalur untuk melenyapkan keberadaan orang, bang. Dia pasti bakal nyuruh siapapun buat menghabisi Nyonya setelah rahasianya terbongkar."

"termasuk ngabisin Gio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"termasuk ngabisin Gio." Tambah Zidan. "pak Andra pasti langsung curiga sama Gio karena dia yang paling deket sama bu Zuhra, temen gue dalam bahaya... dia butuh perlindungan makanya dia ke sini."

Satya menelan ludah, ketegangan dalam pikirannya mengendur digantikan degup jantung bergemuruh. Tak mampu membayangkan bahwa perempuan yang mengisi pikirannya akhir-akhir ini ditemukan tak bernyawa suatu hari nanti.

"ngga--- ngga mungkin Zuhra meninggal semudah itu, dia cewe kuat... dia kuat kan??"

"saya juga berkesimpulan gitu." Ujar Gio. "ada.... satu akses yang belom saya raih sampe hari ini demi keamanan semua."

"eh.... siapa?" tanya Zidan.

".... Zaki."

"..... adek kandung Zuhra." Gumam Satya. "dia bilang kalo dia punya adek, kita bisa cari dia."

"tapi ngga bisa sekarang." Tambah Gio. "Tuan pasti juga nyari dia buat lenyapin semua jejak yang berhubungan sama Nyonya."

".... ada informasi yang lo tau ga terkait Zaki ini?" tanya Zidan. "mungkin gue bisa akses pake jalur khusus dan... nemuin bang Satya ke bu Zuhra dengan aman."

Gio termenung dengan kaki yang digoyang-goyangkan secara gelisah, seraya kepalanya mendongak ia teringat. "dia tinggal lumayan deket dari tempat kerjanya, gue pernah nganter Nyonya ke sana."

"terlalu umum." Komentar Satya, "kaki tangan bang Andra bakal gampang nemuin cowo itu, pasti dia punya naluri bertahan hidup juga lah kayak lo apalagi dia sering komunikasi sama kakaknya, tau ada yang ngga beres pasti dia angkat kaki segera."

Gio menggigit bibir seraya tubuhnya rubuh ke kasur penginapan, "entahlah.. gue belom bisa mikir jernih, kenapa keadaannya jadi rumit gini pun masih terasa ga nyata."

Zidan mengeluarkan ponsel kuno dari tas yang ia bawa seharian ini, "hape gue... sini, tuker." Perintah Zidan seraya tangannya melambai lambai. "sekarang kita komunikasi urusan ini hanya dengan ponsel ini. Dan lo bang.... act natural di kantor seakan ngga terjadi apa-apa."

Satya mengangguk pelan, ia menatap Gio seraya berkata "kalo lu butuh apa-apa ke rumah gue aja, bilang lo temen sekolah gue..... gue balik ke Ibukota besok."

Gio balas mengangguk, "apapun keadaan kita di masa lalu.... untuk sekarang gue ngucapin makasih banyak atas bantuan lo, bang."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

".... kita temuin Zuhra bareng-bareng." Ucap Satya. "keadilan harus ditegakkan buat dia."

HIGH-RISE (NSFW 21+) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang